Dark
Light

Rumor: Banyak Karyawan Gameloft di Yogyakarta Resign

1 min read
January 20, 2012

Baru-baru ini kami mendapatkan rumor bahwa karyawan Gameloft di Yogyakarta banyak yang melakukan resign perihal ketidaknyamanan kerja di perusahaan game yang berasal dari Perancis tersebut. Kami juga mendapatkan informasi bahwa kebanyakan karyawan yang memilki keahlian dibidang game development (programmer, game designer, dan game artist) memilih untuk mengajukan surat pengunduran diri dikarenakan permasalahan tadi.

Ada salah satu mantan karyawan yang kami wawancara mengatakan bahwa perusahaan (Gameloft) tidak memberikan apresiasi (penghargaan) terhadap karyawan yang setimpal dengan pekerjaan yang sudah mereka lakukan, terutama dalam hal jam kerja yang tidak semestinya. “Walaupun karyawan dipaksa mengambil jam lembur, akan tetapi kita bonus jam lembur tidak dihitung sebagaimana mestinya. Sebenarnya itu adalah sebuah pabrik tepatnya, bukan studio”, ujar mantan karyawan Gameloft tersebut.

Di luar itu, kami juga mendapatkan informasi bahwa beberapa karyawan, sekitar 4-5 orang mengundurkan diri secara bersamaan, dikarenakan perihal ketidaknyamanan kerja yang mendorong mereka untuk membangun studio game baru di daerah Jakarta. Dan karyawan yang lainnya memutuskan bekerja di tempat lain.

Selain di Yogyakarta, seperti yang kami kutip dari Joystiq, dikabarkan kondisi kerja di studio Gameloft di Auckland, New Zealand juga ‘berbahaya’ (di luar batas kewajaran). Untuk kedepannya, apakah perusahaan game dari Perancis yang membuka studio di Yogyakarta ini akan dapat mempertahankan karyawannya supaya produksi tetap berjalan? Kami akan terus meng-update rumor ini.

Update: Ada diskusi menarik tentang hal ini di Facebook Group GamedevID, dan seperti dijelaskan di atas, kami akan terus melakukan update dan mencoba mengontak pihak Gameloft.

40 Comments

  1. Sepengetahuan saya pekerjaan di dunia game dan animasi memang seperti pabrik, kerja berdasarkan shift dsb. Perusahaan mengejar produksi. Tentunya dengan melihat hasil pekerjaan animasi Hollywood maupun perusahaan game terkenal, jelas merupakan pekerjaan pabrik. Jangan-jangan kita masih belum siap berkontribusi di suatu megaproyek. Masih sebatas pekerjaan kecil yang sesuai dengan keinginan kita saja.

  2. Ini berita gakberdasarkan fakta, teman saya masih disana. Kalau masih rumor nanti jadi gosip dan semua orang bisa jadi menjelekkan organisasi tertentu dengan menulis “rumor” nya. Jangan karena 1 posting ini kredibilitas berita ini menjadi turun karena pesan “rumor”.

  3. 4-5 karyawan yg resign itu dari total brp karyawan yg kerja ni?
    klo 4-5 dari 100 itu masi hitungan wajar.
    minta data2 dan statisktiknya dong utk beritanya. klo smua berdasar rumor dan yg di wawancara cuma yg uda resign lgsg jadi berita, ini mah bukan berita, situ bisa2 di tuntut krn mencemarkan nama baik lho ^^;

  4.  Kalau anda tidak menikmati apa yang anda kerjakan, hasilnya pun tidak akan maksimal, jika orang kreatif dikondisikan seperti pekerja pabrik, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Pixar, dan studio besar lainnya tidak menerapkan gaya pabrik, yang ada hanya sistem dateline, pengerjaannya terserah, yang penting deliver on time. thats all folks, ini sharing dari temen saya yang bekerja di Blur studio amerika sono…

  5. saya juga mendegar rumor, kalo 
    dailysocial ini cuma mau memuat berita kalau di bayar. jadinya sangat tidak objektif.

  6. agree, kalo gak ada konfirmasi dari GL nya, one sided news gini bisa di sue, karena baunya seperti negatif campaign, character assasination. Walaupun cuman sebaris dua baris, tetep harus ada konfirmasi dari GL nya 🙂

  7. sudah dicoba dikontak mas agus. tetapi belum ada jawaban.

    betul sekali katerine, kalo dari sisi saya pribadi, 4-5 orang itu sedikit kalo dari skala 100, misalnya, tetapi kalau bersamaan jadi beda. 

  8. 4-5 orang yang mendirikan studio itu maksudnya diantara orang2 yg mengundurkan diri

    dan kami sedang mencoba mengontak orang2 gameloft langsung

  9. Sebenarnya ga semua orang kreatif ga bisa kerja dengan gaya pabrik. Amerika dan negara Eropa lainnya bisa menerapkan gaya seperti itu (pada jaman dahulu), karena mereka sudah melalui beberapa tahapan dan industrinya sudah berkembang lama. Saya pernah melihat studio gambar Walt Disney pada jaman dahulu yang dibentuk seperti pabrik. Pada intinya kita mesti mengejar ketertinggalan. Beberapa tahapan mesti kita ikuti sesuai dengan proses agar bisa membentuk profesional dengan disiplin tinggi. Metode dateline, yang sistem pengerjaannya terserah; bisa diterapkan pada orang yang benar-benar profesional dengan disiplin tinggi. Kreativitas tinggi tetapi tidak diiringi dengan profesionalisme dan disiplin tinggi juga percuma. Jika kita hanya melihat kondisi industri sekarang di Amerika dan Eropa, tanpa kita belajar prosesnya, saya rasa akan sia-sia. Contohnya industri animasi kita, kita getol-getolan mengejar animasi 3D, tetapi kita sendiri tidak mempunyai film atau serial kartun (bahkan film pendek, mungkin cuma Tatsumi yang 90 persen Indonesia) 2D yang mumpuni. Gobelins, salah satu sekolah animasi tertua dan terbaik didunia, baru saja beralih ke animasi 3D sekitar tahun 1998 yang lalu. Ini kelemahan bangsa kita, kita ingin meloncat jauh tanpa mengambil ancang-ancang. Untuk info Gobelins bisa dilihat disini http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/news/read/gobelins-mengangkat-animasi-ke-tingkat-tertinggi

  10. mungkin beberapa waktu yang lalu masalah bonus mengenai uang lembur belum berjalan efektif, maklum saja, perusahaan ini baru berusia setahun akhir tahun kemarin… tapi saat ini kebijakan fee dan bonus sudah mulai berjalan, dan menurut saya tidak ada permasalahan saat ini..

  11. Berita sudah dimuat sebelum ada konfirmasi dari dua belah pihak, lantas apa bedanya dailysocial dengan koran lam**hij**??

  12. biar gampang, dateng aja ke studionya yang di jogja, tanyain semua karyawan yang masih bertahan, tanya juga ke HRnya atau ke petinggi studionya, buat konfirmasi rumor ini, apakah benar atau tidak… gampang kan.?

  13. karyawan total dari gameloft sekitar 400an… jadi ini berita ga masuk akal… rumor ga jelas..

  14. karyawan keluar kok diributin. bikin studio sendiri ya bagus. tapi jujur kecewa banget dengan DS gara gara berita ini. ingat, format berita disini beda dengan detik, yang bisa diupdate dengan cepat.

    Mempublish berita yang BELUM tentu benar faktanya, padahal DS jadi salah satu referensi dunia IT. Berita apa lagi yang mau di kasih headline ‘rumor’ ?

    Tujuannya nulis berita ini apa sih? ngasih informasi YANG BELUM TENTU BENAR bahwa di GL kondisi kerja kayak pabrik? Kalo tiba tiba ada informan yang ngasih tahu bahwa DS sekarang media yang murni meras bayaran, apa juga langsung dipublish?

    Black campaign kok dijadikan berita. masih rumor lagi. @rampok kayaknya musti kontrol bener nih para penulis yang seenak perut ngerusak image perusahaan lain.

  15. karyawan keluar kok diributin. bikin studio sendiri ya bagus. tapi jujur kecewa banget dengan DS gara gara berita ini. ingat, format berita disini beda dengan detik, yang bisa diupdate dengan cepat.

    Mempublish berita yang BELUM tentu benar faktanya, padahal DS jadi salah satu referensi dunia IT. Berita apa lagi yang mau di kasih headline ‘rumor’ ?

    Tujuannya nulis berita ini apa sih? ngasih informasi YANG BELUM TENTU BENAR bahwa di GL kondisi kerja kayak pabrik? Kalo tiba tiba ada informan yang ngasih tahu bahwa DS sekarang media yang murni meras bayaran, apa juga langsung dipublish?

    Black campaign kok dijadikan berita. masih rumor lagi. @rampok kayaknya musti kontrol bener nih para penulis yang seenak perut ngerusak image perusahaan lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Event Report: Jakarta Founder Institute – Open Session

Next Story

Rekap Dailylicious Minggu Ini

Latest from Blog

Don't Miss

Disney Dreamlight Valley, Game Simulasi Kehidupan Free-to-play di Semesta Disney

Meskipun memiliki segudang judul dan karakter populer, namun Disney bisa
Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan