Dark
Light

Riset CA Technologies Perlihatkan Kesiapan Indonesia Menuju Era Ekonomi Digital

1 min read
March 4, 2016

CA Technologies baru saja meluncurkan edisi perdana Application Economy Index (AEI) Asia Pasifik & Jepang (APJ) 2016, yang dirancang untuk mengidentifikasi kesiapan pasar di dunia digital. Dalam survei ini ditemukan bahwa Indonesia berada di urutan terakhir di antara negara-negara tetangga dalam hal kesiapan integrasi, pengembangan dan mengambil manfaat dari penggunaan aplikasi.

CA Research 1

“Terlepas dari apakah mereka merupakan berada pada kelompok Disruptors, Challengers atau Mainstream, pasar masih harus fokus untuk menciptakan kondisi bagi kalangan bisnis untuk berkembang dalam era application economy. Mereka dapat melakukannya dengan terus melakukan yang terbaik sesuai dengan karakteristik kunci sukses mereka, sambil terus mengatasi hambatan saat ini dan masa yang akan datang,” kata Managing Director TRPC Lim May-Ann selaku rekanan CA Technologies dalam melakukan riset.

Indeks tersebut mengevaluasi tiga pilar utama yang penting untuk sebuah application economy yang dinamis. Masing-masing pilar tersebut terdiri dari berbagai parameter, yakni (1) keterlibatan dan dukungan pemerintah dalam inovasi teknologi, (2) infrastruktur internet dan seluler dan (3) kejelian bisnis. Sayangnya di setiap parameter nilai Indonesia jeblok dengan peringkat terendah dalam poin pertama.

“Kinerja Indonesia tidak mencerminkan potensi Indonesia yang sepenuhnya. Hasil riset tersebut menunjukkan gambaran dari situasi saat ini, dan menunjukkan perekonomian negara-negara Asia dalam hal seberapa kondusif situasi pasar mereka untuk pengembangan aplikasi dan akses ke pasar saat ini,” kata Nick Lim selaku Vice President Asia South CA Technologies.

Bagian kedua penelitian CA menelaah mengenai pemimpin masa depan dari application economy dengan menggunakan Market Potential Accelerators (MPA). Indeks ini mengevaluasi faktor-faktor yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mempercepat potensi pasar dalam application economy yang baru.

CA Research 2

Ketika MPA mulai digunakan, Indonesia siap untuk melompat tujuh posisi ke posisi ke-3 jika kesenjangan pasar dapat ditangani. Beberapa peluang yang menguntungkan Indonesia termasuk dukungan yang kuat dari dalam negeri bagi iklim usaha, dan populasi pengguna media sosial yang cerdas yang menggunakan internet seluler, aplikasi dan jaringan sosial di dunia maya setiap hari. Indonesia juga memiliki populasi terbesar ketiga pengguna ponsel pintar dan populasi demografis usia muda terbesar ketiga di kawasan ini.

Kenaikan peringkat Indonesia dalam MPA menggarisbawahi bagaimana disruption dapat membantu pasar bergerak maju dalam application economy, meskipun terlihat lambat pada saat awal. Perusahaan harus bertindak cepat untuk menangkap pangsa pasar dan pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan untuk mendorong infrastruktur lebih dari yang diperlukan saat ini.

Previous Story

Insight Pemanfaatan Marketplace Jasa di Indonesia

Next Story

Bagaimana Big Data Bisa Berperan Meningkatkan Jumlah Pengguna

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Indigo Impact Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi
Pengguna Mobile Wallet di Indonesia

Laporan Boku: OVO Pimpin Pangsa Pasar “Mobile Wallet” di Indonesia

Perusahaan penyedia jaringan pembayaran mobile Boku baru-baru ini merilis survei