Riot Games Rombak Studio untuk VCT Americas, Bagaimana Reaksi Para Pemain?

Riot menjadikan studio Los Angeles mereka memiliki desain modular

Riot Games baru saja memperkenalkan liga profesional baru untuk VALORANT. Ialah VALORANT Champions Tour (VCT) Americas, yang mempertemukan tim-tim terbaik dari Amerika Utara, Amerika Latin, dan Brasil. Hal menarik lain dari VCT Americas adalah liga ini akan menjadi liga VALORANT pertama yang digelar secara offline di Amerika Utara.

Pertandingan dari VCT Americas akan disiarkan dari studio Riot di Los Angeles. Selama ini, studio tersebut hanya digunakan untuk siaran dari pertandingan League of Legends Championship Series (LCS). Karena itulah, studio Riot ini dikenal dengan nama LCS Arena. Mengingat studio tersebut kini juga akan digunakan untuk siaran dari VCT Americas, Riot pun harus merombak arena tersebut.

Riot Games Rombak LCS Studio

Nama jadi hal pertama yang Riot ubah dari studio mereka di Los Angeles. Dari LCS Arena, studio itu kini bernama Riot Games Arena. Selain itu, mereka juga akan melakukan beberapa perubahan pada studio tersebut. Karena, siaran dari LCS dan VCT Americas akan memiliki visual yang berbeda. Alhasil, Riot memutuskan untuk membuat studio dengan desain modular. Sehingga, layout studio bisa diubah, menyesuaikan dengan kebutuhan Riot.

"Kami memang ingin memperbarui studio kami sejak beberapa waktu lalu," kata Bear Jemison, Head of VALORANT Esports, Riot Games untuk kawasan Amerika pada The Verge. Memang, Riot telah mulai merencanakan untuk merombak studio mereka pada September 2022.

"Terakhir kali kami melakukan upgrade untuk LCS Studio adalah beberapa tahun lalu," ujar Jemison. "Saya rasa, dengan peluncuran VCT Americas, hal ini justru menjadi kesempatan bagi kami untuk mengubah agar studio kami future-proof. Kami juga ingin agar studio ini tidak hanya bisa digunakan untuk liga esports, tapi juga acara internal."

Layout Riot Games Studio saat digunakan untuk menyiarkan LCS. | Sumber: Inven Global

Visual jadi perbedaan utama antara siaran LCS dan VCT. Untuk memastikan bahwa siaran LCS dan VCT punya vibe yang berbeda, Riot hanya perlu menampilkan grafik yang berbeda pada layar LED di studio. Selain visual, ada beberapa perbedaan lain antara siaran LCS dan VCT. Salah satunya, posisi para pemain. Di LCS, tempat duduk kedua tim saling bersebelahan. Sementara di VCT, dua tim yang akan berlaga duduk berhadap-hadapan.

Dari segi teknis, siaran VCT Americas juga tidak sepenuhnya sama dengan LCS. Audio pada siaran VCT harus lebih jernih dari LCS. Tujuannya, agar para penonton tetap bisa mendengar suara di background, seperti langkah kaki para pemain. Selain itu, siaran untuk VCT juga harus mendukung tiga tim broadcast secara bersamaan. Pasalnya, pertandingan VCT akan dikomentari dalam tiga bahasa sekaligus.

"Kami tidak ingin tim Brasil dan Amerika Latin merasa bahwa mereka hanya sedang mengunjungi studio Los Angeles kami," ungkap Jemison. Dia menjelaskan, studio Riot didesain sedemikian rupa sehingga tayangan VCT Americas bisa merepresentasikan ketiga kawasan Amerika.

Tampilan Riot Games Studio saat menayangkan siaran VCT Americas. | Sumber: The Verge

Sisi teknologi dan produksi dari perombakan Riot Games Studio dipimpin oleh Dawn Persson. Ketika ditanya tentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah layout studio dari siaran LCS ke VCT dan sebaliknya, Persson mengatakan, mereka memerlukan waktu selama 2 jam dan kru sebanyak 12-16 orang. Ke depan, Riot ingin memangkas waktu yang dibutuhkan, menjadi satu jam saja.

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan ekosistem esports dari game Riot di masa depan," ujar Persson. Sekarang, pertandingan LCS dan VCT digelar di hari yang berbeda. Jadi, walau proses mengganti layout studio memakan waktu dua jam, hal ini bukan masalah. Namun, tidak tertutup kemungkinan, di masa depan, Riot akan menggunakan studio Los Angeles mereka lebih sering.

"Melihat betapa suksesnya VALORANT dan VCT, kami ingin mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan... Siapa tahu, dalam 5 atau 10 tahun ke depan, kita mungkin harus melakukan siaran esports selama sehari penuh," kata Persson. "Jadi, penting bagi kami untuk bisa mengubah layout studio dengan cepat."

Apa Pendapat Para Pemain dan Pelatih VALORANT?

VALORANT dirilis pada 2020, di tengah pandemi COVID-19. Karena itu, meski berbagai organisasi esports berbondong-bondong membuat tim VALORANT, para pemain profesional tidak punya banyak kesempatan untuk bertanding di hadapan fans.

Riot baru membiarkan VCT digelar di hadapan penonton offline pada 2022. Tahun lalu, ada beberapa turnamen VCT yang digelar secara offline di Eropa. Sementara di awal tahun ini, VCT LOCK//IN, yang diadakan di Brasil, juga diselenggarakan secara offline. Dengan VCT Americas, para pemain asal Amerika Utara dan Amerika Latin akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertanding di hadapan penonton dari Amerika.

VCT LOCK//IN. | Sumber: The Clutch

"Kami sangat senang. Kami sangat, sangat senang," kata Head Coach, Evil Geniuses, Christine "potter" Chi pada Nerd Street, ketika ditanya pendapatnya tentang bertanding di hadapan penonton offline. Dia mengaku, walau dia sudah ada di industri esports dalam waktu cukup lama, ikut serta dalam pertandingan offline selalu membuatnya penuh semangat.

Chi bukan satu-satunya orang yang senang dengan format VCT Americas. Tyson "TenZ" Ngo dari Sentinels juga mengaku bahwa bertanding di hadapan penonton offline selalu membuatnya lebih semangat. Sebagai pemain VALORANT, Ngo memang belum pernah bertanding di pertandingan offline. Namun, dia sudah pernah bertanding di hadapan banyak fans saat dia masih menjadi pemain Counter-Strike: Global Offensive.

"Di era saat saya masih bermain CS, satu hal yang saya ingat dari masa itu adalah bermain di hadapan penonton selalu membuat saya merasa keren. Ketika pertandingan yang Anda ikuti ditonton oleh para penonton -- hal ini memacu adrenalin, membuat saya merasa sangat semangat," ujar Ngo.

Sementara itu, Austin “crashies” Roberts dari NRG juga merasa senang karena akhirnya, dia dan timnya akan bertanding di depan fans yang akan mendukung dia dan timnya.

Tim VALORANT NRG. | Sumber: Riot Games via Nerd Street

Sebelum bergabung dengan NRG, Roberts bermain di OpTic Gaming. Baik NRG dan OpTic Gaming merupakan organisasi asal Texas, Amerika Serikat. Karena itu, ketika Roberts dan OpTic Gaming bertanding di Eropa, dia tidak bisa berharap para penonton akan mendukung mereka. Dan di LOCK//IN, Roberts jelas menjadi musuh para penonton. Apalagi karena tahun lalu, OpTic merupakan pesaing dari LOUD, organisasi esports asal Brasil.

"Tentu saja, bagi kami, bertanding di hadapan penonton adalah sesuatu yang kami tunggu. Karena di OpTic, biasanya kami bertanding di pertandingan internasional. Dan kami tidak pernah punya penonton yang mendukung kami sebelumnya," ujar Roberts. "Jadi, bertanding di hadapan penonton yang mendukung kami, hal ini akan menjadi pengalaman baru bagi kami."

Sumber header: VALORANT Esports