Gempuran demi gempuran yang dilancarkan oleh pemerintah Amerika untuk menghambat Huawei memang masih terasa hingga saat ini. Namun, Huawei sepertinya tidak mau berdiam diri dengan “hukuman” yang diberikan oleh negara adikuasa tersebut. Hal tersebut ditandai dengan meluncurnya smartphone terbaru mereka yang memiliki kamera terbaik saat ini. Smartphone tersebut adalah Huawei P50 Pro.
Huawei P50 Pro yang masuk ke Indonesia masih menggunakan sistem operasi Android 11 dengan antar muka EMUI. Sayang memang, Huawei saat ini masih belum bisa menggunakan beberapa keunggulan dari Android seperti Google Mobile Services. Jadi, Anda tidak akan menemukan aplikasi Google yang secara default terinstal pada Huawei P50 Pro, salah satunya adalah Google Play. Namun, hal tersebut sudah ditanggulangi oleh Huawei dengan memasangkan Huawei Mobile Services atau HMS.
Hal kedua yang menjadi pukulan dari perangkat ini adalah konektivitas 5G. Smartphone ini memang menggunakan Snapdragon 888, namun kapabilitas 5G-nya dikunci sehingga membuat Huawei P50 Pro hanya menjadi perangkat 4G saja. Untung untuk Huawei, konektivitas 5G di Indonesia sama sekali belum merata dan titik jaringannya masih dapat dihitung dengan jari.
Huawei P50 Pro juga memiliki sertifikasi IP68. Dan uniknya, Huawei Indonesia mengatakan bahwa perangkat ini diperbolehkan untuk dipakai di air laut di saat perangkat dari pesaingnya menyarankan untuk tidak dipakai di air asin. Huawei Indonesia menyarankan agar pengguna dapat memakainya di bawah air asin sesuai dengan waktu dan tingkat kedalaman yang disarankan. Jadi, sepertinya pengguna tidak perlu khawatir mengenai korosi dan hal lainnya yang disebabkan oleh air asin.
Spesifikasi dari Huawei P50 Pro dapat dilihat pada tabel berikut ini
SoC | Qualcomm Snapdragon 888 4G |
CPU | 1 x 2.84 GHz Kryo 680 + 3 x 2.42 GHz Kryo 680 + 4 x 1.80 GHz Kryo 680 |
GPU | Adreno 660 |
RAM | 8 GB LPDDR5 |
Internal | 256 GB UFS 3.1 |
Layar | 6,6 inci 2700 x 1228 120Hz OLED |
Dimensi | 158.8 x 72.8 x 8.5 mm |
Bobot | 195 gram |
Baterai | 4360 mAh 66 watt charger |
Kamera | 50 MP / 12,5 MP utama, 64 MP Telephoto, 13 MP Ultrawide, 40 MP B/W, 13 MP Selfie |
OS | Android 11 EMUI 12 |
Hasil dari CPUZ dan Sensorbox bisa dilihat pada gambar berikut ini
Pada perangkat yang satu ini, Huawei juga menanamkan kamera yang cukup berbeda dengan seri-seri sebelumnya. Hal ini diklaim oleh Huawei sebagai pemrosesan gambar secara penuh. Tentu saja, kamera selalu menjadi nilai jual dari perangkat flagship dari Huawei ini.
Unboxing Review Huawei P50 Pro
Inilah yang akan ditemukan di dalam kotak paket penjualannya. Huawei sudah memberikan charger 66 watt langsung di dalam paket penjualannya. Selain itu, terdapat back case, kabel USB-C, dan SIM tray pin.
Desain
Desain belakang dari Huawei P50 Pro memiliki nama Dual Matrix. Hal ini menandakan dua buah bundaran yang masing-masing memiliki kamera. Kedua bundaran tersebut terletak pada bagian kiri atas dari badan belakang yang terlapisi dengan kaca. Untuk warna yang saya dapatkan sendiri memiliki nama Golden Black.
Dua bundaran Dual Matrix yang ada memang tidak untuk semua orang. Bagi sebagian orang yang sudah saya tanyakan, model seperti ini ada yang menganggap elegan namun juga ada yang kurang menyukainya. Bundaran yang atas berisikan 3 buah kamera yaitu kamera utama, B/W, serta ultrawide. Sedangkan bundaran di bawahnya berisikan kamera telephoto dan flash.
Layar Huawei P50 Pro memiliki resolusi 2700 x 1228 pada layar dengan dimensi 6.6 inci. Panel yang digunakan adalah OLED yang memiliki refresh rate 120 Hz dan dapat menampilkan hingga 1 juta warna. Untuk layar curved-nya sendiri tidak memiliki informasi apakah menggunakan kaca dengan pelindung atau tidak. Namun, Huawei sudah memasangkan lapisan hydrogel pada layar depannya sehingga sangat aman terhadap goresan.
Pada bagian atasnya ditemukan dua microphone pada sisi kanan dan kirinya, sensor inframerah, serta speaker. Tombol power ada pada sebelah kanan beserta tombol volume naik dan turun. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, USB-C, speaker, serta microphone utama.
EMUI 12
Untuk unit Huawei P50 Pro yang saya dapatkan masih menggunakan EMUI 12 dengan Android 11. Mungkin tidak akan terasa bedanya antara EMUI 12 yang saat ini tidak memiliki Google Mobile Service dengan HarmonyOS 2.0 yang juga menggunakan Huawei Mobile Service. Secara default, EMUI 12 tidak menggunakan app drawer sehingga semua icon bakal muncul pada homescreen-nya. Navigasi juga akan langsung menggunakan gesture, sehingga tidak lagi memerlukan soft button pada bagian bawahnya.
Tanpa menggunakan Google Play, Huawei sangat tergantung pada AppGallery dan Petal Search. Petal Search sendiri akan mencari aplikasi pada toko aplikasi pihak ketiga dan langsung melakukan download dan instalasi layaknya AppGallery. Belum diketahui apakah toko aplikasi pihak ketiga ini memiliki tingkat keamanan yang baik atau tidak, namun beberapa di antaranya memang sudah dikenal, seperti APKPure, APKMirror, Aptoide, dan lain sebagainya.
Uniknya, Huawei sudah memiliki installer tersendiri untuk beberapa toko aplikasi pihak ketiga tersebut. Jadi, untuk yang melakukan download aplikasi dengan ekstensi .apkm, .xapk, dan .apks, bisa langsung melakukan instalasi tanpa harus melakukan instalasi aplikasi toko tersebut. Hal ini membuat Huawei P50 Pro bisa diinstalasikan semua aplikasi Android yang tidak membutuhkan GMS.
Konektivitas
Huawei P50 Pro menggunakan SoC Snapdragon 888 yang sayangnya tidak memiliki konektivitas terhadap 5G. Hal ini membuat Huawei P50 Pro hanya bisa terkoneksi dengan jaringan 4G LTE yang saat ini sudah hampir merata di seluruh Indonesia. Huawei Indonesia juga mengklaim bahwa dengan absennya 5G, akan membuat perangkat ini lebih adem dibandingkan dengan versi Snapdragon 888 5G yang ada di pasaran, walaupun saya pribadi tidak setuju karena memang SoC ini panas dari sisi CPU dan GPU-nya.
Untuk jaringan 4G LTE, Huawei P50 Pro sudah mendukung semua band yang meliputi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 32, 34, 38, 39, 40, 41, dan 66. Hal ini berarti Huawei P50 Pro tidak akan ada masalah untuk terkoneksi dengan jaringan 4G yang ada di Indonesia. Bahkan pada saat bepergian ke luar negeri, perangkat ini juga dipastikan bisa terkoneksi di sebagian besar operator yang ada di seluruh dunia.
Huawei P50 Pro juga sudah memiliki NFC dan juga sudah memiliki bluetooth versi 5.2. Untuk pemindaian lokasi, P50 Pro juga sudah mendukung GPS, BEIDOU, GALILEO, QZSS, dan GLONASS. Smartphone ini tentunya juga sudah memiliki konektivitas ke WiFi 802.11ax dengan nama WiFi 6 yang memiliki kecepatan transfer data lebih kencang dari WiFi 5 berkat modem X60 yang dimilikinya.
Kamera: Simply Terbaik!
Saat melakukan pengujian pada smartphone Huawei, tentu saja kamera menjadi satu hal yang ditunggu-tunggu hasilnya. Setelah mendapatkan informasi mengenai sensor mana yang digunakan, saya cukup terkejut karena Huawei P50 Pro kali ini menggunakan full OmniVision. Pada kamera utama menggunakan OV50A dengan resolusi 50 MP, OV40A untuk B/W, OV13B10 untuk wideangle dan makro, serta OV64B untuk telephoto. Kameranya pun menghasilkan gambar yang sangat bagus.
Huawei menggunakan proses yang dinamakan full path, dengan menambahkan proses yang dinamakan XD Optics dan XD Fusion. Untuk XD Fusion sendiri, perangkat ini akan mengambil beberapa gambar dan digabungkan menjadi satu. Proses ini akan meningkatkan gambar jika dibandingkan dengan langsung mengambil foto tanpa menggunakan proses full path tersebut. Untuk membandingkannya, Anda bisa mencoba fitur snapshot yang memang menghasilkan gambar yang tidak lebih baik dari Photo.
Kamera utamanya menghasilkan gambar dengan resolusi 12,5 MP. Hasilnya? Terbaik! Hasil foto yang mungkin paling baik yang pernah saya lihat pada sebuah perangkat smartphone. Huawei P50 Pro mampu menghasilkan gambar yang natural dengan bersih, tajam, dan warna yang cukup tepat!
Kamera ultrawide yang ada juga tidak kalah menariknya. Ya, kamera ini tidak menghasilkan gambar sebaik kamera utamanya. Akan tetapi hasilnya masih sangat bisa diandalkan. Akan tetapi, saya menyarankan untuk tidak menggunakan mode malam saat cahayanya benar-benar sangat redup dan menyalakan flash agar hasilnya lebih baik.
Kamera makro pada Huawei P50 Pro mungkin merupakan yang terbaik yang ada pada sebuah smartphone saat ini. Dengan menggunakan kamera yang sama dengan ultrawide, hasilnya ternyata cukup tajam serta memiliki warna yang cukup akurat. Mode makro juga akan menghasilkan gambar bokeh yang sangat baik.
Mode selfie yang ada pada Huawei P50 Pro ada 3, yaitu wide, 0.8x dan 1x. Ketiganya menghasilkan gambar dengan kualitas yang cukup sama. Hasilnya memang tajam dan mampu terjaga dynamic range-nya. Saya tidak menemukan adanya selfie yang buram dengan warna yang kabur sama sekali saat pengujian.
Pengujian Kinerja Review Huawei P50 Pro
Huawei P50 Pro menggunakan salah satu cip kencang dari Qualcomm yang ada saat ini, yaitu Snapdragon 888. SoC ini sendiri memiliki 3 buah cluster yaitu Prime, Performance, dan Efficiency. Cluster terkencang menggunakan Kryo 680 dengan basis Cortex X1 berkecepatan 2,84 GHz, diikuti dengan cluster kinerja yang menggunakan Kryo 680 Gold dengan basis Cortex A78 berkecepatan 2,42 GHz, dan terakhir adalah cluster efisiensi yang menggunakan Kryo 680 silver dengan basis Cortex A55 dengan clock 1,8 GHz. GPU yang digunakan pada SoC ini adalah Adreno 680.
Untuk membuktikan SoC yang satu ini tentu saja harus melalui beberapa pengujian. Hal yang paling utama dan memakan banyak sumber daya adalah dengan menggunakan game. Tentunya, perangkat ini juga bisa digunakan untuk bekerja.
Bermain Game
Untuk men-download game, tentu saja saya harus mencarinya pada Petal Search. Cukup disayangkan karena beberapa game yang saya gunakan dalam pengujian tidak ada pada Huawei AppGallery. Selain itu, Huawei mengklaim bekerja sama dengan PUBG Mobile untuk bisa berjalan pada P50 Pro. Walaupun begitu, game ini sendiri belum bisa berjalan pada 90 fps.
Oleh karena itu, lagi-lagi Genshin Impact menjadi andalan dalam melakukan pengujian. Tentunya hal tersebut disebabkan oleh tingginya resource yang dibutuhkan untuk menjalankan game ini. Namun karena menggunakan Snapdragon 888, tentu saja perangkat ini mampu berjalan di hampir 60 fps pada setting tertinggi, Highest 60 fps. Hampir, namun bukan mencapai.
Uniknya setelah bermain beberapa lama, Huawei P50 Pro tidak menghasilkan panas yang berlebih. Sepertinya Huawei berhasil menggunakan teknik pendingin yang cukup baik sehingga Snapdragon 888 yang ada cukup adem saat digunakan. Saya tidak mencek apakah perangkat ini sempat throttle atau tidak saat bermain lama. Walaupun throttle, sepertinya bermain game masih nyaman jika dilakukan pada perangkat ini.
Game selanjutnya adalah Pokemon Unite. Tentu saja, tidak ada masalah pada game-game yang ada saat ini karena masih mentok pada 60 fps. Snapdragon 888 sendiri sudah lebih dari cukup untuk menjalankan berbagai game yang sama.
Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya. Berikut adalah hasil pengujian game pada Huawei P50 Pro.
Bekerja dan Hiburan
Tentunya mereka yang akan membeli perangkat Huawei P50 Pro akan menggunakan smartphone-nya lebih banyak untuk bekerja dan hiburan jika dibandingkan dengan bermain game. Ada beberapa aplikasi yang memang tidak berjalan tanpa hadirnya GMS, seperti Trello yang selalu saya gunakan untuk bekerja. Walaupun memang ada workaround seperti menggunakan GSpace, namun saya masih ragu akan tingkat keamanan dari aplikasi pihak ketiga tersebut. Namun memang semua itu tergantung preferensi masing-masing.
Berbeda halnya dengan hiburan, perangkat yang satu ini cukup nyaman untuk dipakai menonton video dan mendengarkan musik. Apalagi saat dipasangkan dengan salah satu TWS Huawei, membuat perangkat ini mudah sekali melakukan pairing. Huawei P50 Pro juga nyaman digunakan untuk melakukan editing video dan dapat melakukan rendering dengan lebih cepat pula.
Benchmark
Dengan menggunakan Snapdragon 888, membuat Huawei P50 Pro menjadi salah satu perangkat Android terkencang yang ada saat ini. Untuk menguji kinerjanya, saya kembali memasukkan SoC Snapdragon 860, 870, dan juga Mediatek Helio 1200. Berikut adalah hasilnya
Dengan hasil yang ada, memang Snapdragon 888 merupakan yang terkencang. SoC ini sendiri mungkin hanya bisa dikalahkan oleh Snapdragon 8 Gen 1 atau Dimensity 9000. Kinerja seperti ini memang cocok untuk digunakan oleh semua orang, termasuk mereka yang bekerja di UMKM dan para profesional lainnya.
Uji baterai: 4360 mAh
Untuk menguji baterai dengan kapasitas 4360 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.
Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Huawei P50 Pro dapat bertahan hingga 11 jam 19 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 66 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 52 menit.
Verdict Review Huawei P50 Pro
Membeli sebuah smartphone premium memang harus yang terbaik di segala sisi. Apalagi, saat ini kebanyakan orang akan melihat pada sisi kameranya sebagai hal pertama yang menjadi bahan pertimbangan. Jika memang kamera yang menjadi hal pertama, pilihan bisa jatuh pada perangkat flagship terbaru dari Huawei. Perangkat tersebut adalah Huawei P50 Pro.
Pada sisi kameranya, perangkat ini mungkin menjadi yang paling bagus yang ada saat ini. Hasil kameranya memiliki warna yang akurat, tajam, dynamic range yang sesuai, rendah noise, serta bisa digunakan pada berbagai kondisi cahaya. Hal ini bisa diaplikasikan nyaris pada semua kamera yang ada di perangkat yang satu ini. Saya sendiri menganggap bahwa perangkat ini merupakan kamera dengan sistem operasi Android karena memang sebagus itu hasil kameranya.
Untuk kinerja yang dimilikinya, tentu saja Huawei P50 Pro bisa dibilang salah satu yang terkencang saat ini. Menggunakan SoC Snapdragon 888 memang membuat semua aplikasi dan game dengan mudah berjalan pada P50 Pro, asalkan bukan yang mengharuskan hadirnya GMS. Sayang, perangkat ini belum bisa menggunakan jaringan 5G yang memang saat ini sama sekali belum merata di Indonesia. Namun, jaringan 4G saat ini pun masih lebih dari cukup untuk menjadi sebuah koneksi internet yang bisa diakses di mana saja.
Huawei P50 Pro di Indonesia dijual pada harga Rp. 14.999.000. Tentunya untuk sebuah flagship, harga ini terlihat lebih terjangkau jika dibandingkan dengan para pesainnya yang mencapai harga di atas 18 juta. Apalagi, perangkat ini memiliki kamera dengan hasil yang sangat bagus dan mampu bersaing dengan kamera prosumer yang ada saat ini. Dan tenang saja, walau tanpa GMS, perangkat ini sangat bisa diandalkan untuk pemakaian sehari-hari dengan nyaman.
Sparks
- Hasil kamera terbaik saat ini
- Kinerja yang dihasilkan kencang
- Menggunakan layar OLED 120 Hz
- Pengisian baterai yang cepat dengan 66 watt
- Sertifikasi IP68 dan diperbolehkan digunakan di air asin
- Petal Search dan AppGallery sebagai sumber instalasi semua aplikasi Android
Slacks
- Tanpa 5G
- Tanpa GMS
- Daya tahan baterainya masih kalah dengan pesaing di kelasnya