26 October 2022

by Dimas Galih W.

Review Huawei MatePad Pro 11: Tablet HarmonyOS 3.0 untuk Smart Office, Gunakan Snapdragon 870

Huawei MatePad Pro 11 tampil untuk menggantikan laptop berbobot berat saat dibawa ke mana saja. Apalagi, tablet ini sudah mendukung ekosistem smart office dari Huawei

Huawei sudah memperkenalkan solusi smart office, yang merupakan sebuah paduan beberapa perangkat Huawei yang dapat menyambung satu dengan lainnya melalui aplikasi Super Device. Salah satu perangkat yang bisa terhubung dalam ekosistem tersebut adalah Huawei MatePad Pro 11. Perangkat yang satu ini juga merupakan penerus dari Huawei MatePad 11 yang sudah pernah saya ulas singkat sebelumnya. Lalu bagaimana dengan perangkat terbarunya ini?

Perangkat yang satu ini memang menggunakan SoC yang lebih kencang jika dibandingkan dengan sang pendahulunya. Namun, versi yang masuk ke Indonesia (sayangnya) bukanlah Snapdragon 888 melainkan Snapdragon 870. Hal ini tentu saja akan membuat kinerjanya terpaut cukup kecil jika dibandingkan dengan pendahulunya.

Ada beberapa peningkatan pada perangkat yang satu ini jika dibandingkan dengan versi sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan kamera yang diusung pada MatePad Pro 11. Warna yang ditangkap dari kamera juga bisa disalin seperti layaknya aplikasi editor gambar profesional. Semua itu bisa dilakukan dengan menggunakan M-Pencil yang dipercanggih.

Tablet Huawei Matepad Pro 11 yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut

SpesifikasiHuawei Matepad Pro 11
SoCQualcomm Snapdragon 870
CPU1 x 3.2 GHz Kryo 585 + 3 x 2.42 GHz Kryo 585 + 4 x 1.8 GHz Kryo 585
GPUAdreno 650
RAM8 GB LPDDR4x
Internal256 GB UFS 3.1
Layar11 inci 2560 × 1600 OLED 120 Hz
Dimensi249,23 x 160,38 x 5.9 mm
Bobot449 gram
Baterai8300 mAh 22,5 watt charger
Kamera13 MP utama, 16 MP Selfie
OSHarmonyOS 3.0

Satu hal yang disayangkan adalah unit yang saya dapatkan tidak bisa diinstalasikan aplikasi benchmark. Hal tersebut kemungkinan besar ada sebuah blacklist pada sistem keamanan perangkat yang satu ini. Saya sudah mendapatkan konfirmasi bahwa versi retail dari perangkat ini tidak akan mendapatkan blacklist tersebut. Dan untungnya, Huawei lupa melakukan blacklist terhadap AIDA64, sehingga saya bisa mendapatkan hasilnya seperti berikut ini.

Unit yang saya dapatkan juga tidak termasuk charger. Jadi, kegiatan pengisian baterai juga menggunakan kepala pengisian seadanya yang ada pada tempat pengujian.

Desain

Jika dilihat secara kasat mata, sepertinya hampir tidak ada yang berubah antara Matepad 11 dengan Matepad Pro 11. Badan dari tablet ini menggunakan bahan plastik polikarbonat keras dengan finishing matte. Untuk frame-nya, Huawei masih menggunakan bahan plastik yang memang terasa seperti metal. Warna yang saya dapatkan memiliki nama Golden Black.

Layar Huawei Matepad Pro 11 memiliki resolusi 2560x1600 pada layar dengan dimensi 11 inci. Panel yang digunakan adalah AMOLED yang memiliki 1,07 milyar warna dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung gamut warna DCI-P3. Dan sekali lagi, Huawei tidak memberikan informasi apakah layarnya sudah memakai pelindung seperti Gorilla Glass atau sejenisnya. Oleh karena itu, pemasangan lapisan tambahan seperti tempered glass sangat disarankan agar terhindar dari goresan.

Dibagian belakangnya terdapat dua buah kamera yang tergabung dalam sebuah lingkaran yang terlihat premium. Selain itu, terdapat pula lampu LED yang digunakan sebagai flash. Huawei juga membuat kameranya lebih menonjol sehingga cukup membuat was-was saat tidak menggunakan back case. Hal tersebut bisa saja membuat kaca bagian kamera tersebut tergores.

Saat ada dalam posisi landscape, tombol volume berada pada sisi atas beserta dengan konektor untuk stylus-nya yang saat ini sudah tidak terlihat. Pada bagian kiri akan ditemukan tombol power beserta dua speaker kiri. Untuk bagian kanannya dapat ditemukan dua speaker kanan beserta port USB-C 3.1 Gen 1. Huawei menghilangkan slot microSD pada perangkat ini sehingga untuk menambah kapasitas bisa memakai flash disk atau SSD eksternal.

Tablet ini juga memiliki smart magnetic keyboard yang lebih canggih. Pairing hanya dibutuhkan saat pertama kali menggunakannya dan akan tersambung otomatis setelahnya. Keyboard ini juga masih bisa digunakan saat dilepaskan dari tablet, asalkan back case-nya masih tetap tertempel. Hal tersebut tentu saja membuat pengetikan menjadi lebih nyaman.

Matepad Pro 11 sudah menggunakan sistem operasi HarmonyOS 3.0. Antar muka yang dimiliki oleh perangkat ini juga hampir tidak berbeda dengan yang digunakan pada tablet Android, sehingga seharusnya pengguna baru tidak akan merasa kesulitan. Secara default. tablet ini akan menampilkan semua icon aplikasi akan muncul pada homescreen tanpa adanya app drawer.

Sebagai informasi, sistem operasi ini masih berdasarkan Android 12, namun tanpa hadirnya Google Mobile Service seperti PlayStore. Untuk mencari aplikasi, gunakan saja Huawei AppGallery atau Petal Search. Petal Search akan mencari aplikasi pada situs toko aplikasi pihak ketiga dan akan langsung melakukan instalasi walaupun tidak memiliki extension APK seperti XAPK dan sejenisnya. Hal ini menjadi sebuah kelebihan jika dibandingkan dengan Android.

Konektivitas

Huawei Matepad Pro 11 yang dijual di Indonesia merupakan versi WiFi tanpa konektivitas seluler. Dengan Snapdragon 870, perangkat ini sudah mendukung WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 AX yang berjalan pada kanal 2,4 GHz dan 5 GHz. Untuk masalah sinyal WiFi, pengguna tidak perlu khawatir karena penangkapannya sangat baik, bahkan lebih baik dari sang pendahulunya.

Huawei Matepad Pro 11 juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi lokasi dengan menggunakan GPS, GLONASS, BeiDou, GALILEO, dan QZSS. Hal tersebut membuatnya nyaman untuk digunakan sebagai alat untuk mencari lokasi. Sayang memang, untuk menggunakan Google Map secara lengkap akan cukup sulit pada perangkat ini. Selain itu, Petal Maps juga tidak memiliki fitur selengkap Google Maps.

Kamera: Kualitas Oke untuk Tablet

Huawei ternyata juga meningkatkan kinerja dari sisi kameranya pada tablet yang satu ini. Hal ini terbukti dengan hasil kameranya yang memang lebih baik dibandingkan dengan tablet sebelumnya. Kedua kamera juga bisa mengambil gambar dengan baik dan memiliki akurasi warna yang cukup baik. Namun, hal tersebut hanya berlaku saat kondisi cahaya yang bagus saja.

Menggunakan untuk menulis artikel

Sangat disayangkan bahwa perangkat yang saya dapatkan tidak bisa menjalankan banyak aplikasi yang dibutuhkan untuk menguji. Oleh karena itu, saya tidak bisa menguji kinerjanya walaupun cukup tahu seberapa kencang kinerja dari Qualcomm Snapdragon 870. Oleh karena itu, tablet ini memang pas untuk dijadikan sebagai pengganti laptop saat bekerja di mana saja tanpa harus membawa perangkat berbobot berat.

M Pencil juga sudah ditingkatkan kegunaannya pada perangkat yang satu ini. Menulis pada layar menjadi lebih mudah dan nyaman dengan menu tersendiri yang hanya bisa diakses dengan stylus, yaitu geser dari sisi kanan atas ke bawah. Menulis pada layar untuk membuka website serta mengetik artikel juga menjadikan sebuah pengalaman yang berbeda. Namun tetap saja saya 95% menggunakan keyboard untuk bekerja.

Perangkat ini mampu menampilkan 4 jendela sekaligus dalam sebuah layar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membagi layarnya menjadi 2 dengan split screen. Selanjutnya, tablet ini juga bisa menampilkan 2 floating window sehingga total aplikasi yang bisa dijalankan ada 4. Walaupun begitu, layar 11 inci memang terasa kurang besar dalam menjalankan 4 jendela sekaligus, kecuali saat kita melakukan cast ke sebuah layar yang lebih besar.

Bagi pengguna layanan Google seperti saya, browser Opera menjadi sebuah keharusan saat menggunakan Huawei MatePad Pro 11. Browser ini tidak akan melakukan cek aplikasi Google saat membuka situs seperti Gmail, Slack, Trello, dan lain sebagainya. Saya sendiri tidak melakukan instalasi GSpace yang masih digaungkan bahkan oleh Huawei sendiri. Sampai pada akhirnya Huawei secara resmi mengatakan aplikasi tersebut 100% aman, baru saya berani menggunakannya secara rutin.

Saat menggunakan untuk hiburan seperti menonton video, sudah tidak perlu lagi diragukan masalah tampilan dan suaranya. Bahkan perangkat ini juga sudah mendukung Widevine L1 yang bisa menampilkan streaming HD pada aplikasi seperti Netflix dan Disney+. Dengan speaker yang ada, perangkat ini juga mantap untuk dijadikan alat pemutar musik dengan kompresi lossless.

Uji baterai: 8300 mAh Untuk Resolusi Tinggi

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 8300 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian tablet tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan, bekerja, serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Huawei Matepad Pro 11 dapat bertahan hingga 11 jam 35 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger 33 watt yang sayangnya tidak mendukung pengisian 22,5 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.

Verdict

Konsep bekerja di mana saja memang sudah umum dilakukan pada masa pandemi seperti ini. Apalagi setelah kasus Covid mereda, banyak kafe yang mulai ramai dengan orang-orang yang bekerja sekaligus meminum kopi. Untuk itu, seorang pekerja memerlukan sebuah perangkat yang ringan namun memiliki daya tahan baterai yang panjang. Salah satu perangkat yang bisa dipilih adalah Huawei Matepad Pro 11.

Walaupun saya tidak bisa melakukan benchmarking, namun tablet yang menggunakan Snapdragon 870 sudah pasti tidak akan lambat. Snapdragon 870 sendiri terkenal dengan suhu yang adem. Walaupun ekosistem HarmonyOS sudah berjalan cukup lama, namun masih banyak konsumen yang enggan untuk mencoba. Hal ini tentu saja masih menjadi PR bagi Huawei.

Kamera yang tertanam pada perangkat ini juga bisa diandalkan dalam mengambil momen harian atau untuk streaming seperti menggunakan Zoom. Saat ingin mencari alamat, GPS pada perangkat ini juga cukup akurat walaupun sayangnya sulit menggunakan peta terlengkap seperti Google Map. Baterai pada perangkat ini juga memiliki daya tahan yang cukup panjang sehingga bisa dipakai seharian.

Huawei menjual tablet ini dengan paket lengkap beserta Huawei Smart Magnetic Keyboard dan Huawei M-Pencil (generasi kedua). Harga yang dipasang memang premium, yaitu pada Rp. 11.999.000. Dengan harga tersebut, Huawei memastikan bahwa tablet ini sudah masuk dalam ekosistem smart office sehingga akan membuat para penggunanya bisa memakai dengan lebih mudah.

Sparks

  • Kencang dengan Snapdragon 870
  • Layar AMOLED 120 Hz yang bagus
  • Memiliki speaker stereo yang suaranya kencang
  • Huawei smart keyboard yang jauh lebih nyaman saat digunakan
  • Huawei M-Pencil 2 yang memiliki fitur lebih nyaman
  • Saat dipakai pada ekosistem smart office, membuat pekerjaan menjadi mudah

Slacks

  • Harganya cukup tinggi, membuat versi non pro menjadi lebih menarik dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda
  • Masih menggunakan charger 22,5 watt, charger 40 watt harus dibeli terpisah
  • HMS masih harus ditingkatkan lagi agar menarik bagi konsumen