Harus diakui bahwa laptop berbasis sistem operasi Microsoft Windows, terutama dengan form factor clamshell sangat mumpuni untuk menunjang produktivitas kerja. Kehadiran Windows 11 dengan antarmuka yang lebih modern juga meningkatkan pengalaman pengguna dari laptop 2-in-1.
Sesuai namanya, inovasi laptop 2-in-1 memungkinkannya berubah menjadi dua perangkat sekaligus yakni laptop dan tablet. Lebih lanjut terdapat dua form factor laptop 2-in-1, yaitu convertible dengan layar yang dapat diputar hingga 360 derajat dan detachable dengan layar yang dapat dilepas dari dock keyboard.
Untuk desain detachable ini masih tergolong kategori laptop baru di Indonesia dan belum banyak model yang masuk. Yang terbaru adalah ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) yang dirilis di Tanah Air pada akhir bulan Juni lalu.
Laptop detachable ini amat menarik karena sudah dibekali layar ASUS OLED dan harganya di bawah sepuluh juta. Langsung saja, berikut review ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) selengkapnya.
Tablet Windows 11
Laptop detachable seperti Vivobook 13 Slate OLED dengan tablet Android dan iPad adalah dua pendekatan yang berbeda. Tablet Android dan iPad berangkat dari platform mobile, membawa pengalaman menggunakan smartphone ke layar yang lebih besar. Sedangkan, Vivobook 13 Slate OLED menggunakan OS desktop yang tidak dioptimalkan untuk perangkat berlayar sentuh.
Apakah Vivobook 13 Slate OLED semenyenangkan seperti tablet Android dan iPad? Terkait hal itu, minggu pertama setibanya di rumah, saya menjajal Vivobook 13 Slate OLED hanya sebagai tablet. Dari segi ukuran, layar 13,3 inci dalam aspek rasio 16:9 yang cukup panjang dengan dimensi 309,9x190x7,9 mm dan bobot 780 gram.
Sebagai pembanding, tablet layar besar seperti Galaxy Tab S7+ mengusung layar 12,4 inci (16:10) dengan dimensi 285x185x5,7 mm, dan berat 575 gram. Sedangkan untuk iPad Pro 12.9 (2021) membawa layar 12,9 inci dalam rasio 4:3, dimensi 280,6×214,9×6,4 mm, dan berat 682 gram.
Dari kesan awal yang rasakan, bahkan dengan dua tangan, ukuran Vivobook 13 Slate OLED lumayan sulit ditangani sebagai tablet. Saya coba ajak bekerja di mana saja terasa kurang praktis, juga harus ekstra hati-hati jangan sampai kepentok apalagi jatuh.
Perangkat 2-in-1 ini dirancang digunakan dalam mode landscape, terlihat dari penempatan kamera, serta tombol dan port koneksinya. Bezel layar atas dan bawahnya lebih tebal dari yang ada di samping (posisi landscape), bezel atas tersemat kamera depan 5 MP dan dua mikrofon di sebelah kirinya untuk konferensi video yang jelas dengan dukungan teknologi AI Noice-Canceling.
Pindah ke atas terdapat tombol power yang terintegrasi dengan sensor sidik jari sebagai otentikasi biometrik untuk masuk ke sistem. Di sisi bawah ada dua lubang engsel untuk memasang perangkat ke keyboard dengan aman dan port dudukan.
Tombol volume di sebelah kanan, sisanya di kiri termasuk combo audio jack 3,5 mm, slot microSD card reader, dan dua port USB 3.2 Gen 2 Type-C yang mendukung displayport dan power delivery. Di bagian belakang juga terdapat kamera 13 MP untuk keperluan mengambil foto maupun video.
Berkat fitur power delivery, pengisian dayanya dapat dilakukan menggunakan adaptor USB Type-C yang bentuknya ringkas. Didukung oleh teknologi fast charging dengan kemampuan pengisian 60% dalam waktu 30 menit.
Dalam posisi landscape, mengetik di keyboard virtualnya juga cukup nyaman, terutama dengan dua jempol pada mode split. Sementara di posisi vertikal, cukup sulit karena rasio layarnya memanjang, tangan saya tidak bisa menopang berat tablet berlama-lama.
Di sisi antarmuka, OS Windows 11 tampil lebih modern tetapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh Microsoft. Secara default, pada homescreen ada taskbar di bagian bawah yang bisa disesuaikan dan menampung tombol ikonik start untuk mengakses semua aplikasi, task view untuk berpindah aplikasi, dan akses pintas lainnya.
Windows 11 juga mendukung beberapa kontrol berbasis gerakan, usap dari samping kanan untuk membuka jendela notifikasi dan usap dari samping kiri untuk membuka widget. Kartu kecil yang menampilkan konten dinamis yang dipersonalisasi dari aplikasi dan layanan favorit ini membantu pengguna selalu mengetahui hal-hal penting, seperti berita terkini, ramalan cuaca, pantauan harga saham, dan banyak lagi.
Dalam hal multitasking, Windows 11 jelas sangat mumpuni dan ditambah adanya fitur Snap windows yang memudahkan membuka aplikasi hingga empat jendela sekaligus. Hanya saja, untuk mengaksesnya kita butuh bantuan touchpad virtual yang mana sama sekali tidak praktis. Terkadang keyboard virtualnya juga tidak mau muncul ketika dibutuhkan, jadi jangan lupa sematkan akses keyboard dan touchpad virtual ke taskbar.
Untuk saat ini, Vivobook 13 Slate OLED belum mendukung penggunaan aplikasi Android. Dengan Intel Bridge Technology, di masa depan memungkinkan pengguna menjalankan aplikasi Android di Windows 11.
Pusat Multimedia
Pengalaman multimedia yang ditawarkan oleh Vivobook 13 Slate OLED tidak kalah dengan iPad dan tablet Android mana pun. Di sisi visual, layar seluas 13,3 inci FHD-nya sudah menggunakan panel OLED dengan standar tinggi dari ASUS. ASUS OLED di Vivobook 13 Slate OLED memiliki gamut warna DCI-P3 100% dengan sertifikasi PANTONE Validated sehingga diandalkan untuk pembuatan konten kreatif.
Dukungan teknologi Dolby Vision, kemampuan menampilkan 1,07 miliar warna, sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500, dan rasio kontras tinggi 1.000.000:1 dipastikan akan memanjakan para penikmat film. Selain itu, layarnya punya kecerahan puncak hingga 550 nits, serta sertifikasi TÜV Rheinland untuk low-blue light dan anti-flicker.
Hiburan imersif juga membutuhkan audio yang oke, Vivobook 13 Slate OLED dibekali quad-speaker dengan teknologi Dolby Atmos yang mengeluarkan suara lantang tetapi detail. Didukung dengan Smart Amplifier untuk menjaga frekuensi audio agar bebas dari efek distorsi.
Untuk mengantarkan hiburan digital, Vivobook 13 Slate OLED telah dibekali konektivitas WiFi 6 (802.11ax) yang lebih cepat dan stabil untuk menonton film atau acara favorit melalui layanan video streaming. Opsi audio jack 3.5mm dan Bluetooth 5.2 juga tersedia untuk menghubungkannya dengan headphone.
Teman Produktivitas
Sebagai laptop detachable, Vivobook 13 Slate OLED sangat dapat diandalkan sebagai mesin penunjang produktivitas sehari-hari. Hadir dengan aksesori keyboard magnetik yang dapat dilepas pasang, ia dapat ditransformasi menjadi laptop dengan mudah.
Pengalaman mengetik di keyboard fisik berukuran penuh 19,05 mm ini terasa nyaman. Meski bodi keyboard tipis, tetapi dengan key travel 1,4 mm cukup empuk ketika ditekan, desain tombol kurvanya makin meningkatkan kenyamanan ujung jari saat mengetik, kekurangannya keyboard tidak dilengkapi backlit.
Ditambah ukuran touchpad yang luas dan responsif, dengan lapisan anti-sidik jari yang halus ketika disentuh. Serta dilengkapi cover stand 170 derajat yang dapat dilipat sehingga tetap nyaman digunakan di berbagai posisi dan orientasi.
Laptop ini juga telah mendukung penggunaan stylus dengan teknologi Microsoft Pen Protocol (MPP) 2.0 dengan latensi rendah untuk pengalaman penggunaan yang lebih intuitif dalam menulis, menggambar, atau menandai sesuatu. Hanya saja perlu diketahui bahwa aksesori ASUS Pen 2.0 tidak dalam paket penjualan atau harus dibeli secara terpisah.
Batasan penggunaan laptop ini terletak pada dapur pacunya, Vivobook 13 Slate OLED ditenagai prosesor quad-core Intel Pentium Silver N6000 dengan pemrosesan grafis Intel UHD. Ditopang RAM 8GB LPDDR4X dan penyimpanan internal 256GB PCIe 3.0 SSD.
Kinerja yang dikeluarkan terasa mulus untuk memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari seperti browsing, menonton film melalui layanan streaming, dan menjalankan aplikasi Office. Namun Vivobook 13 Slate OLED bakal kewalahan untuk menangani kebutuhan bermain game PC dan pembuatan konten di software kreatif macam Adobe.
Untuk daya tahan baterainya, Vivobook 13 Slate OLED diklaim dapat menemani pengguna bekerja dan bermain hingga 9,5 jam. Didukung fast-charge adapter 65 W yang dapat mengisin daya 60% baterai 50 Wh dalam 39 menit melalui port USB-C.
Berikut hasil benchmark dari ASUS Vivobook 13 Slate OLED di Geekbench dan Cinebench:
- Geekbench 5.4.5 Multi Core 1.917
- Geekbench 5.4.5 Single Core 716
- Geekbench 5.4 OpenCL / Compute 4.557
- Cinebench R23 Multi Core 1.374
- Cinebench R23 Single Core 678
Verdict
ASUS Vivobook 13 Slate OLED adalah laptop 2-in-1 model detachable yang inovatif atau bisa dianggap juga tablet Windows 11 berlayar OLED dengan harga terjangkau yakni Rp8.999.000. Sebagai laptop, ia dapat diandalkan untuk menjalankan tugas produktivitas sehari-hari. Sedangkan sebagai tablet, ia menawarkan pengalaman hiburan di level yang baru.
Ditenagai prosesor Intel Pentium Silver N6000, Vivobook 13 Slate OLED tidak dirancang untuk menjalankan pekerjaan berat. Bila Anda yakin merasa cocok dengan laptop detachable, tetapi punya kebutuhan yang kompleks. Jawabannya ada di ROG Flox X13 (2022) yang dijual mulai dari Rp20.999.000 dengan AMD Ryzen 7 6800HS Mobile Processor yang didesain untuk gamer dan content creator.
Sparks
- Inovasi desain 2-in-1 detachable
- Tablet Windows 11 dengan panel ASUS OLED
- Dibekali quad-speaker Dolby Atmos
- Dua kamera dengan AI Noice-Canceling untuk konferensi video
- Dock keyboard untuk pengetikan yang nyaman
- Harga sangat kompetitif mulai Rp8.999.000
Slacks
- Sebagai laptop, dimensi bodinya terlalu besar
- Keyboard tidak dilengkapi backlit
- Prosesor Intel Pentium Silver N6000 tidak dirancang untuk pekerjaan berat
- Stylus ASUS Pen 2.0 dibeli terpisah