Sang penerus dari ASUS ROG Phone 2 akhirnya sudah datang. Pada tanggal 24 September 2020 yang lalu, ASUS meluncurkan ROG Phone 3 di Indonesia. Acaranya sendiri dilaksanakan langsung secara streaming melalui kanal resmi Youtube mereka. Dan saat ini, saya sedang memegang smartphone terbaru mereka tersebut.
ASUS membawa beberapa pembaruan pada smartphone terbarunya ini. Yang pertama tentu saja SoC yang digunakan lebih kencang dibandingkan sang pendahulunya. ASUS ROG Phone 3 menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 865+ yang saat ini masih menjadi yang paling kencang untuk perangkat Android.
ASUS juga memperbarui layarnya dengan kemampuan refresh rate hingga 144 Hz. Selain membuat animasi layar menjadi sangat mulus, kelebihan lainnya adalah smartphone ini bisa menjalankan game hingga 144 frame per second. Hal tersebut tentu saja membuat mata menjadi nyaman saat bermain game.
Baterai yang digunakan pada ASUS ROG Phone 3 sama-sama memiliki kapasitas 6000 mAh. Namun, layar 144 Hz juga membutuhkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan 120 Hz pada ROG Phone 2. Nanti kita lihat seberapa panjang smartphone ini dapat bertahan.
Spesifikasi dari ASUS ROG Phone 3 yang saya dapatkan bisa dilihat sebagai berikut
ASUS ROG Phone 2 |
ASUS ROG Phone 3 |
|
SoC |
Snapdragon 855+ |
Snapdragon 865+ |
CPU |
1 x 2.96 GHz Kryo 485 + 3 x 2.42 GHz Kryo 485 + 4 x 1.78 GHz Kryo 485 |
1 x 3.1 GHz Kryo 585 + 3 x 2.42 GHz Kryo 585 + 4 x 1.8 GHz Kryo 585 |
GPU |
Adreno 640 |
Adreno 650 |
RAM |
8 GB |
|
Internal |
128 GB |
|
Layar |
6,59 inci 2340×1080 Gorilla Glass 6 |
|
Refresh rate |
120 Hz |
144 Hz |
Dimensi |
171 x 77.6 x 9.5 mm |
171 x 78 x 9.9 mm |
Bobot |
240 gram |
|
Baterai |
6000 mAh dengan 30 Watt charge |
|
Kamera | 48 MP / 12 MP utama, 13 MP wide, 24 MP selfie | 64 MP / 16 MP utama, 13 MP wide, 5 MP Macro, 24 MP selfie |
Spesifikasi yang didapatkan dari CPU-Z, AIDA-64, serta SensorBox dapat dilihat pada gambar berikut ini
Unboxing
Inilah yang dapat ditemukan pada paket penjualan dari ASUS ROG Phone 3
Desain
Desain yang dibuat oleh ASUS pada bagian depan dari ROG Phone 3 tidak berbeda dengan ROG Phone 2. Namun, ASUS membuat desain baru pada bagian belakangnya. Tidak terlalu banyak perubahannya, namun hal tersebut akan menandakan yang mana ROG Phone 2 dan yang mana ROG Phone 3.
Berbicara mengenai sisi depannya, ASUS masih mengusung desain tanpa poni. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan kenyamanan dalam bermain game. Dengan desain layar yang masih memiliki bingkai pada bagian atas dan bawahnya, membuat jempol lebih presisi dalam menekan tombol. Jika desainnya layar penuh, tentunya cukup sulit menekan tombol yang ada pada pojok layarnya.
Layar yang digunakan memakai teknologi Super AMOLED dengan resolusi 2340×1080. Berbeda dengan ROG Phone 2, smartphone ini memiliki layar yang lebih baik lagi karena mendukung 144 Hz. Layar tersebut pun juga sudah dilindungi dengan Gorilla Glass 6. Badan belakangnya juga sudah dilindungi dengan Gorilla Glass 3.
Untuk bagian kirinya, bisa ditemukan slot SIM nano dan juga side mounted port yang berisikan sebuah port USB-C dan proprietary yang tidak boleh ditancapkan kabel charger. Pada bagian kanannya terdapat tiga buah tombol, yaitu volume naik dan turun, serta tombol daya dan juga AirTrigger untuk bermain game. Pada bagian bawahnya terdapat sebuah port USB-C utama untuk mengisi baterai. Port audio 3.5mm absen pada smartphone yang satu ini sehingga pengguna harus menggunakan TWS atau konverter dari USB-C ke audio.
Dengan menggunakan layar Super AMOLED juga berarti bahwa sensor sidik jarinya ada di bawah layar. Kelemahan dari sensor ini memang jari harus pas menyentuh gambarnya. Namun setelah melakukan pemindaian, sensornya cukup responsif, sama seperti ROG Phone 2.
Perangkat gaming yang satu ini juga sudah dilengkapi dengan NFC. Sensornya sendiri terletak didekat kamera pada bagian belakangnya. Dan pada bagian belakangnya sendiri terdapat tiga buah kamera serta lampu LED flash-nya. Dan dibagian tengahnya terdapat logo ROG yang lengkap dengan lampu RGB sehingga menambah keindahan dari smartphone tersebut.
ASUS ROG Phone 3 menggunakan antar muka buatan ASUS sendiri dengan ASUS Launcher versi 7. Sistem operasi yang digunakan adalah Android 10. ASUS masih menghadirkan app drawer pada antarmukanya ini sehingga mirip dengan launcher bawaan Google.
Jaringan LTE dan WiFi
ASUS ROG Phone 3 menggunakan SoC terkencang saat ini untuk perangkat Android, yaitu Snapdragon 865+. Penggunaan modem X55 tentu saja membuat kanal LTE yang ada terbuka untuk digunakan. Sayangnya, jaringan 5G masih dikunci oleh ASUS dan akan dibuka pada saat Indonesia sudah menggelarnya.
ASUS RoG Phone 3 versi Indonesia mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 34, 38, 39, 40, dan 41. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang ada di Indonesia. Untuk jaringan WiFi, ASUS ROG Phone 3 sudah mendukung standar terbaru WiFi 6 atau 802.11ax.
Satu hal yang unik pada ASUS ROG Phone 3 adalah kemampuannya untuk terhubung dengan dua SSID sekaligus dengan nama Dual Band WiFi. Hal ini dimaksudkan agar koneksi internet menjadi lebih lancar lagi dengan menghubungkan pada jaringan 2,4 GHz dan 5 GHz secara bersamaan. Sayangnya, koneksi internet dan WiFi yang saya gunakan sangat stabil sehingga cukup sulit untuk menguji fitur yang satu ini.
Kamera: IMX 686 yang memukau
ASUS memang terkenal dengan loyalitasnya yang menggunakan sensor Sony pada smartphone flagship-nya. Pada RoG Phone 2, ASUS menggunakan IMX 586 dan pada ROG Phone 3 yang digunakan adalah IMX 686. Peningkatan hasil tangkapannya pun memang cukup terasa.
Dengan sensor IMX 686, membuat kameranya memiliki teknologi quad bayer yang menghasilkan gambar jernih pada resolusi 16 MP. Sensor ini sendiri mampu mengambil gambar pada resolusi 64 MP, namun akan menghasilkan gambar yang tidak lebih baik dari 16 MP-nya.
Hasil kamera dari ASUS ROG Phone 3 memang sudah bagus. Akan tetapi, pengguna akan kehilangan feature yang ada pada ROG Phone 2, yaitu HDR++ yang algoritmanya diambil dari Google Camera. Bisa jadi, algoritma tersebut sudah ada pada kamera ROG3.
Hal baru yang ditemukan pada kamera ROG Phone 3 adalah night mode-nya. kali ini, ASUS memberikan pilihan antara 4 detik atau 6 detik. Saya menyarankan untuk mengambil gambar sekitar 6 detik agar hasil yang diberikan lebih baik lagi. Berikut adalah hasil kameranya
Kamera kedua adalah ultrawide. Ternyata kamera yang satu ini juga sudah sedikit lebih baik dibandingkan dengan ROG Phone 2. Gambarnya sudah tidak terlihat washed out lagi dan warna yang dihasilkan juga lebih baik.
Kamera makro yang dimiliki oleh smartphone ini menggunakan resolusi 5 MP. Hasilnya memang cukup baik, namun saya sendiri lebih memilih menggunakan kamera 64 MP dan di-crop karena menghasilkan gambar yang lebih baik.
Kamera selfie-nya juga memiliki karakteristik yang mirip dengan ROG Phone 2. Hasilnya cukup tajam dan warna yang diberikan lebih kontras dari sang pendahulunya. Berikut adalah hasilnya
Pengujian
ASUS ROG Phone 3 menggunakan Snapdragon 865+ yang clock-nya lebih tinggi sekitar 100 MHz dibandingkan dengan pendahulunya, SD 865. Namun, hanya 100 MHz tersebut ternyata bisa menggenjot kinerjanya lebih tinggi lagi. Hal tersebut cukup terasa pada beberapa game yang saya uji.
Menguji ASUS ROG Phone 3 memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Hal tersebut salah satunya karena cukup sulit mendapatkan game yang mampu berlari pada 144 fps. Saat pencarian, saya hanya menemukan satu game yang bisa dimainkan pada 144 fps. Mungkin saja masih banyak, namun sampai saat ini saya belum bisa mendapatkan game lain.
Game yang saya maksud adalah Real Racing 3. Informasi yang didapat dari Game Genie menunjukkan bahwa game yang satu ini benar-benar bisa berjalan pada 144 fps. Uniknya, frame rate tersebut dapat dicapai tanpa panas yang berarti.
Game lain yang saya coba adalah Megaman X Dive yang mampu berjalan pada 90 fps. Terakhir, saya mencoba Genshin Impact yang baru saja mengeluarkan fitur 60 fps. Ternyata, memainkan Genshin Impact dengan menggunakan seting paling tinggi membuat ASUS ROG Phone 3 panas hingga 47° C! Jadi bisa dibayangkan betapa beratnya game ini jika dijalankan pada seting tertinggi.
Walaupun ASUS ROG Phone 3 menggunakan GameCool 3 yang berbasis vapor chamber, sepertinya sulit menahan panas dari SoC Snapdragon 865+. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membeli Aero Active Cooler 3 yang merupakan sebuah kipas kecil untuk menghembuskan panas. Sebagai informasi, ASUS ROG Phone 3 tidak kompatibel dengan Aero Active cooler 2 yang diluncurkan untuk ASUS ROG Phone 2.
Ada satu fitur baru pada ASUS ROG Phone 3 yang saya suka dan berharap akan hadir pula di ROG Phone 2. Pada firmware terbaru (17.0823.2008.78) ASUS memberikan fitur Bypass Charging. Fitur ini akan aktif pada saat ASUS ROG Phone 3 tertancap kabel charger. Guna dari fitur ini adalah membuat daya dari charger tidak masuk ke dalam baterai dan hanya untuk menyalakan perangkatnya saja.
Fitur Bypass Charging ini hanya membutuhkan daya yang kurang dari 7 watt. Oleh karena itu, sebagian besar power bank yang ada dipasaran saat ini (2 ampere) dapat memberikan tenaga saat ASUS ROG Phone 3 dipakai bermain. Saat kabel charger dicopot, sistem akan langsung mendapatkan daya dari baterai bawaannya. Jadi, fitur ini akan membuat orang bisa bermain tanpa henti saat terhubung langsung dengan charger-nya.
Saya juga mencoba menggunakan Kunai GamePad yang diluncurkan semenjak ROG Phone 2. Hasilnya, ROG Phone 3 bisa menggunakan aksesoris game yang satu ini. Hal yang sama juga terjadi pada aksesoris Twin View, yang bisa pula digunakan pada ROG Phone 3.
Untuk pengujian kinerja, saya kembali menghadirkan ROG Phone 2 yang menggunakan Snapdragon 855+. Selain itu, saya juga menghadirkan Kirin 985 serta Mediatek G95 dalam perbandingan ini. Berikut adalah hasil pengujiannya
Walaupun khusus ditujukan untuk para gamer, ASUS ROG Phone 3 ternyata juga nyaman digunakan untuk bekerja, lho! Saya menggunakan perangkat ini untuk membuat video tugas sekolah anak-anak saya dan melakukan editing serta rendering. Dengan SD865+ tentu saja hasil akhirnya bisa didapatkan dengan cepat.
Menggunakan aplikasi untuk bekerja seperti Trello, Slack, dan WPS juga tidak ada masalah pada perangkat ini. Bahkan dengan layar yang besar, membuat saya lebih nyaman menggunakannya.
Uji baterai: 6000 mAh yang cukup panjang
Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan ASUS ROG Phone 3 yang memiliki kapasitas sebesar 6000 mAh. Untungnya, perangkat ini menggunakan SoC yang kencang serta layar 144 Hz sehingga waktu pengujiannya terpotong sedikit.
Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, ASUS ROG Phone 3 bisa bertahan hingga 19 jam 25 menit pada mode 144 Hz. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut. Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua jam.
Verdict
Pasar mobile gaming di Indonesia memang masih sangat luas untuk dijajaki. Hampir sebagian besar pengguna smartphone pasti bermain game yang ada pada Google Play. Dan tingkat kenyamanan untuk bermain game tersebut sering kali tidak bisa dirasakan pada smartphone biasa. Lain halnya jika kita menggunakan ASUS ROG Phone 3.
Smartphone yang digadang membuat penggunanya menjadi sultan ini menggunakan chipset terkencang untuk Android tahun 2020. Dengan kinerja tersebut membuat game dapat berjalan secara optimal dan memiliki frame rate yang tinggi, yaitu 144 fps. Tingkat kenyamanan bermainnya dapat bertambah pula dengan hadirnya aksesoris tambahan yang dapat dibeli.
Dengan banyaknya fitur pada smartphone gaming ini membuatnya layak untuk menjadi pendamping bermain. Misalkan saja dengan adanya dual band WiFi dan Bypass Charging yang masih sulit didapatkan pada perangkat lain. Selain itu, kamera yang dimilikinya juga bisa diandalkan karena menggunakan sensor terbaru dari Sony.
Harga dari smartphone ini paling murah adalah Rp. 9.999.000, yaitu yang saya uji kali ini dengan spesifikasi RAM 8 GB dan internal 128 GB. Harganya memang terlihat mahal, namun fitur serta kenyamanan yang diberikan memang membuat smartphone ini pantas menyandang harga tersebut.
Sparks
- Layar mulus dengan 144 Hz
- Mendukung game dengan frame rate sampai 144 fps
- Kinerja tinggi dengan SD 865+, LPDDR5, dan UFS 3.1
- Hasil kamera bagus
- Daya tahan baterai yang panjang
- Mendukung aksesoris tambahan dari masa ROG Phone 2
Slacks
- Tanpa standarisasi IP sehingga masih rentan rusak terhadap air dan debu
- Tanpa HDR++
- Setting game tinggi menyebabkan panas yang berlebih
- Pilihan game yang bisa sampai 144 fps masih sangat sedikit