Apex Legends merupakan game battle royale berbasis hero buatan developer Respawn Entertainment dan diterbitkan oleh Electronic Arts. Game ini pertama kali dirilis pada Februari 2019 untuk platform PC Windows, PlayStation 4, dan Xbox One. Kini akses awal untuk Apex Legends versi mobile telah dirilis terbatas di sepuluh negara, Indonesia termasuk.
Berbeda dengan PUBG Mobile yang menyuguhkan pengalaman pertempuran yang realistis, Apex Legends Mobile menampilkan karakter fiksi. Hero atau yang disebut Legend memiliki ceritanya sendiri dengan kemampuan khusus dan uniknya masing-masing. Langsung saja, simak review Apex Legends Mobile selengkapnya di bawah ini.
Memulai
Apex Legends Mobile sudah bisa diunduh melalui Play Store dan App Store sejak 8 Maret lalu. Saya memasangnya di smartphone vivo V23 5G, ukuran file-nya terbilang besar yakni sekitar 2,8 GB dan masih terdapat tambahan unduhan konten di dalam game-nya.
File besar tersebut terbayarkan oleh kualitas grafis memukau yang disajikan, menurut saya berada di level yang sama seperti PUBG Mobile. Sebagai informasi, vivo V23 5G ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 920 5G (6 nm). Menurut sistem game, secara default kualitas grafis dan frame rate yang direkomendasikan adalah balance. Namun bisa didorong ke opsi Ultra HD dan frame rate tinggi, tetapi dengan konsumsi daya lebih besar dan perangkat mungkin bisa overheat.
Keseruan Gameplay
Di review Apex Legends Mobile ini saya ambil PUBG Mobile sebagai benchmark, karena merupakan pionir dan saya pikir bisa mewakili pengalaman game battle royale. Untuk perkenalan, dalam beberapa match saya habiskan untuk memeriksa apa yang ada di pengaturan, menyesuaikan layout kontrolnya, mencoba-coba fitur dan membiasakan diri, serta mencari tahu apa yang membedakannya dengan game sejenis.
Pada mode battle royale, peta yang tersedia adalah World’s Edge, Kings Canyon akan terbuka setelah sepuluh hari, dan Deja Loot. Fitur mode TPP dan FPP harus dipilih diawal, ranked match akan terbuka pada level delapan.
Kita akan bermain tim dalam squad yang terdiri dari tiga orang. Totalnya ada 60 pemain yang terbagi dalam 20 squad tanpa opsi solo atau duo, mereka yang turun ke peta yang sama, kemudian looting, dan tembak-menembak sampai satu tim tersisa.
Setelah menekan tombol play, durasi matchmaking-nya relatif cepat dan selanjutnya kita harus memilih hero alias Legend sesuai dengan gaya permainan. Nantinya ini harus dipelajari lebih lanjut, karena Apex Legends Mobile berbasis tim maka kombinasi karakter juga perlu diperhatikan.
Beberapa hero tersebut meliputi Bloodhound yang dijuluki pelacak teknologi, Gibraltar sang benteng pelindung, Lifeline dengan kemampuan medis tempur, Pathfinder sang pengintai depan, Bangalore seorang prajurit profesional, Mirage dengan tipuan holografisnya, Octane sang Daradevil berkecepatan tinggi, Caustic penjebak beracun, dan Wraith pembantai intradimensi.
Sejauh ini, Legend yang sering saya gunakan adalah Octane dengan skill pasif yang memungkinnya memulihkan health seiring waktu saat tidak menerima damage. Skill taktisnya disebut stim yang dapat meningkatkan kecepatan berjalan 30% dan kecepatan lari 40% selama 6 detik, tetapi dapat mengurangi health ketika digunakan. Dia juga bisa mengeluarkan jump pad yang melontarkannya ke udara, tekan lompat lagi di tengah udara untuk dapat melompat ganda.
Seperti biasa, terjun dengan cepat untuk mendapat loot merupakan momen yang cukup penting di game battle royale. Di awal kita bisa saja menjumpai pertempuran yang intens, kadang bisa juga terjadi di pertengahan dan yang pasti akan semakin memanas seiring menyempitnya zona aman.
Mungkin karena antusias, saya merasa tempo permainan di Apex Legends Mobile ini lumayan cepat, tak heran saya langsung cocok dengan Octane. Saat berlari, kita bisa meluncur yang ketika medannya menurun hasilnya bisa lebih jauh.
Fitur yang berbeda lainnya ialah finisher, tiap menjatuhkan musuh (knockdown), kita akan mendapat kesempatan untuk melakukan finisher. Ini terlihat sangat keren, tetapi pastikan dulu kondisi di sekitar aman.
Bila ada anggota squad yang tewas, kita juga bisa menghidupkan rekan di reviving station, sehingga mengurangi resiko ditembak musuh ketika menunggu proses revive. Namun pemain akan memulai kembali dari pesawat dan kehilangan senjatanya.
Untuk senjata, jenisnya meliputi Assault tifle, SMG, LMG, Shotgun, Sniper, dan Pistol dengan attachment seperti barrel, optics, mags, stocks, dan hop-ups. Peralatan senjata ini bisa disesuaikan lebih lanjut sesuai dengan gaya permaianan dekat atau jauh, karena jumlah peluru dan akurasi tembakannya akan berpengaruh.
Penutup
Dari segi kualitas grafis, kontrol, dan fitur gameplay lainnya, Apex Legends Mobile terbilang sudah mapan. Sejauh ini saya tidak menemukan bug yang mengganggu dan semoga terus disempurnakan lewat pembaruan-pembaruan di masa depan.
Yang membuat Apex Legends Mobile ini berbeda dari game battle royale mobile lainnya adalah sistem hero atau karakter Legends dengan role dan skill uniknya masing-masing yang membuat pertempuran lebih intens. Jadi tak hanya berfokus pada manajemen resource dan aim senjata saja, Anda juga harus menguasai dan memanfaatkan dengan baik skill yang dimiliki oleh tiap Legends untuk menjadi champion.