Twitter dikabarkan akan mempersiapkan strategi baru untuk mendapatkan pemasukan dengan meluncurkan ‘Promoted Accounts’. Seperti yang dituliskan oleh AllThingsDigital, cara kerja ‘Promoted Accounts’ ini akan mengikuti algoritma dari layanan yang telah ada di Twitter yaitu ‘Who to Follow’, nantinya pengiklan bisa menempatkan akun Twitter mereka diantara rekomendasi akun Twitter lain yang muncul pada fitur ‘Who to Follow’.
Rencana model monetisasi dari Twitter ini rencananya akan diumumkan pada acara the IAB conference di kota NewYork. Ini akan melengkapi strategi monetisasi Twitter selain Promoted Tweets dan Sponsored Trending Topics, serta Early Bird. ‘Promoted Accounts’ ini bisa digunakan oleh pengiklan untuk menambah pengikut pada akun mereka.
Twitter juga dikabarkan mendapatkan pemasukan sekitar $100.000 untuk ‘Promoted Tweets’. Seperti yang dituliskan oleh Wall Street Journal, meski masih bersifat eksperimental karena hanya ditujukan untuk partner terpilih, sekitar 30 pemilik merek, namun telah memberikan sisi optimis dari salah satu strategi monetisasi Twiter ini.
Dijelaskan juga bahwa sekitar 5% pengguna melakukan interaksi dengan Promoted Tweets, dan sekitar 80% pemilik merek yang telah menggunakan media ini untuk beriklan telah kembali membeli porsi iklan di Promoted Tweets, meskipun di sisi lain para pemilik merek yang menjadi early adopters, seperti PepsiCo dan Best Buy tidak kembali menggunakan Promoted Tweets.
Apakah Promoted Accounts akan memberikan pemasukan baru dari layanan yang terus berkembang dengan pertambahan penguna serta jumlah tweet dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia ini? Beberapa analisis masih membicarakan tentang bagaimana menentukan rekomendasi yang paling relevan untuk para pengiklan. Apakah dengan mengunakan sistem yang sama dengan fitur ‘Who to Follow’ bisa memberikan tempat yang tepat untuk pengiklan, apakah akan ada analisis tambahan untuk menentukan target pengguna yang akan disisipi ‘Promoted Accounts’?
Bagi pengguna di Indonesia, strategi monetisasi yang dilakukan Twitter memang tidak berpengaruh besar atau mungkin belum, selain masih dalam taraf eksperimen, rata-rata pemilik merek di tingkat lokal juga sepertinya memilih untuk membuat akun Twitter sendiri dan membangun interaksi dengan konsumen serta calon konsumen mereka, namun tentu saja tetap menjadi menarik untuk melihat bagaimana strategi Twitter mendapatkan pemasukan bagi layanan mereka.
Kita lihat, model monetisasi apa lagi yang akan diuji coba oleh Twitter serta sampai sejauh mana strategi ini akan memberikan dampak positif bagi Twitter, dan juga kita lihat bagaimana pengguna Twitter sendiri memberi respon atas strategi tersebut.
Via: ReadWriteWeb dan Mashable.