Hampir tiga bulan sudah berlalu, namun perbaikan terhadap beragam masalah pada Battlefield 2042 ternyata masih belum dapat meredam emosi para pemain yang frustasi terhadap game-nya.
Hal ini bahkan mendorong para fans untuk akhirnya membuat petisi meminta EA membuka kompensasi refund kepada para pemain yang telah terlanjut membeli Battlefield 2042 di semua platform.
Gerakan tersebut akhirnya terealisasikan lewat Change.org pada akhir bulan Januari lalu. Dalam deskripsinya, petisi ini menyebut EA telah melakukan promosi palsu terhadap Battlefield 2042.
Mereka beranggapan bahwa perilisan game ini merupakan sebuah penghinaan terhadap semua konsumen yang telah membayar terhadap game tersebut. Mereka juga menganggap Battlefield 2042 telah merugikan para konsumen hingga jutaan Dollar.
Tidak main-main, ketika berita ini diangkat, sudah ada 60 ribu tanda tangan dari para gamer yang mendukung agar EA mengabulkan tuntuan pemberian refund terhadap Battlefield 2042.
Lalu apa yang akan mereka lakukan bila dukungan terhadap petisi tersebut mencapai targetnya? Sang pembuat petisi yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto tersebut mengatakan bahwa ada salah satu pengacara terbaik di negara tersebut yang bersedia membawa kasus tersebut ke pengadilan.
Performa Battlefiled 2042 memang mengecewakan bukan hanya bagi para pemain, namun juga untuk sang publisher, EA. EA bahkan secara terus terang mengakui bahwa Battlefield 2042 gagal memenuhi ekspektasi dalam laporan keuangannya terhadap para investor.
Today we’re sharing the latest #Battlefield 2042 details, our new player feedback loop, and a status update for Season One.
Learn full details: https://t.co/6y8368gebO pic.twitter.com/WrueRz2ICm
— Battlefield (@Battlefield) February 1, 2022
EA juga tengah mencari jalan keluar untuk menyelamatkan game tersebut dengan salah satu opsinya adalah membuat Battlefield 2042 menjadi sebuah game free-to-play untuk mendapatkan kembali minat para gamer.
Namun untuk sekarang, EA tetap berkomitmen penuh untuk mendukung Battlefield 2042 mencapai potensi maksimalnya lewat beragam perbaikan dan penyempurnaan yang akan dilakukan oleh DICE.
Petisi online semacam ini memang sudah kerap terjadi di industri video game. Sayangnya, mayoritas berakhir tidak menjadi apa-apa kecuali sebuah pernyataan digital bahwa ada sekian banyak orang yang memiliki sentimen yang sama.