Cukup lama tak terdengar kabar, startup e-commerce asal Indonesia yang menjual beragam perlengkapan bayi, Bilna, hari ini (7/1) mengumumkan bahwa Bilna baru saja meraih pendanaan baru seri-A dari sejumlah investor. Pendanaan terbaru yang diraihnya kali ini dimanfaatkan Bilna untuk sejumlah pengembangan layanan serta infrastruktur.
Masih sama seperti pada 2012 lalu, pendanaan seri A kali ini yang diperoleh Bilna berasal dari investornya terdahulu seperti CyberAgent Ventures (CAV) dan juga EastVentures (EV), namun sebagaimana yang diterangkan pada press release yang kami terima pagi ini, selain dua investor tadi Bilna juga “kedatangan” sejumlah investor baru di ranah industri startup Indonesia yakni Digital Garage Incubation (DGI), Golden Gate Ventures (GGV), dan terakhir TMS Entertainment (TMS).
Bagi yang belum mengetahui, DG Incubation sendiri sebenarnya tidak begitu baru menapaki industri startup Indonesia. Sebelumnya perusahaan investasi tersebut telah menanamkan modalnya pada startup lokal seperti Veritrans dan juga Tokopedia. Bagi Golden Gate Ventures dan TMS Entertainment, ini merupakan kali pertamanya kedua perusahaan tersebut menjajaki industri startup Indonesia dan bisa dianggap hal ini bisa jadi merupakan langkah awal bagi keduanya memasuki industri startup Indonesia yang sedang menanjak belakangan ini.
Menanggapi hal tersebut, Ferry Tenka selaku co-founder sekaligus CEO Bilna mengungkapkan, peraihan pendanaan terbaru ini merupakan salah satu upaya perwujudan Bilna dalam menjadi situs e-commerce terdepan, “Kami sangat gembira mendapatkan dukungan tambahan dari investor kelas dunia seperti DGI, TMS, dan Golden Gate Ventures dalam usaha kami untuk menjadi e-commerce yang paling sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.”
Senada dengannya, Eka Himawan yang juga merupakan co-Founder Bilna mengatakan dari modal baru yang mereka raih ini, segenap tim Bilna akan memanfaatkan dana tersebut untuk pengembangan usaha dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendorong strategi bisnis yang dijalankan oleh Bilna. “Pendanaan baru ini akan segera mengisi daftar lengkap perkembangan kami seperti ekspansi kami secara vertikal baru, dan juga untuk memperbesar dan me-modernisasi gudang kami untuk membangun sebuah operasi yang berskalabilitas dan dapat menampung volume dalam jumlah yang besar,” ungkap Eka.
Apa yang disampaikan oleh dua co-founder tadi mungkin saja memang benar adanya bahwa pendanaan yang diraihnya kali ini di satu sisi akan difokuskan untuk ekspansi bisnis serta infrastruktur pendukung yang dibutuhkan. Pihak Bilna sendiri mengklaim, di tahun 2013 kemarin kinerja Bilna bisa dikatakan sangat baik dengan tingkat kepuasan pelanggan yang cukup tinggi, yakni satu dari tiga konsumen dinyatakan secara terpadu kembali mengakses Bilna dan melakukan transaksi di dalamnya.
Selain itu, Bilna pada tahun 2013 mencapai perolehan jumlah transaksi yang mencapai rata-rata seribu per harinya. Hal tersebut tentu merupakan pencapaian yang cukup mengesankan mengingat umur Bilna belum menginjak usia dua tahun namun telah dapat melayani konsumen dalam jumlah yang cukup besar.
Pendanaan yang diraih Bilna kali ini dapat dikatakan sebagai lanjutan “tren” dari startup e-commerce Indonesia yang akhir-akhir ini kerap didanai oleh banyak perusahaan Venture. Sebut saja seperti BerryBenka yang pada Juli 2013 lalu mendapat pendanaan dari East Ventures. Di bulan sebelumnya kami kabarkan ShopDeca juga meraih pendanaan yang sama.
Pendanaan ini jelas memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi Bilna untuk bersaing. Sebut saja seperti Tororo dan juga MamiDeal sebagai dua pesaing langsung. Walau dari kedua nama tadi masih sangat baru dan belum memberikan “perlawanan” yang berarti bagi Bilna, kemungkinan besar di kemudian hari nanti persaingan ketat akan datang dari Tororo yang digawangi oleh Ken Dean Lawadinata yang telah cukup lama menjalankan Kaskus sebagai pimpinan perusahaan.
[ilustrasi foto dari: Shutterstock]