Badai tren genre Battle Royale mungkin bisa dibilang sudah habis masanya. Letupan tren genre ini dimulai akhir tahun 2017 lalu lewat game yang dibuat dari mod ARMA II, PlayerUnkown’s Battleground. Setelah hampir dua tahun berlalu, kini tinggal soal mempertahankan agar genre ini tetap menjadi pilihan favorit gamers selain dari MOBA atau FPS klasik 5v5.
Muncul berbarengan dengan tren esports, tak heran jika PUBG (baik PC ataupun Mobile) menggunakan hal tersebut sebagai salah satu cara memasarkan game buatannya. PUBG Mobile sedikit banyak sudah mengumumkan rencana programnya untuk tahun 2020 mendatang. Lalu bagaimana dengan rencana esports dari original PUBG yang hadir di Steam dan PlayStation 4 ini?
Perubahan struktur
Dalam sebuah blog post, PUBG Corp mengumumkan bahwa akan ada perubahan struktur yang cukup signifikan untuk program esports PUBG di tahun 2020 mendatang. Kalau sebelumnya hanya ada satu kompetisi global, yaitu PUBG Global Championship, tahun depan PUBG Corp merencanakan akan ada 4 gelaran kompetisi tingkat internasional strata tertinggi.
Empat gelaran tersebut terdiri dari tiga gelaran PUBG Global Series 2020 (PGS 2020) dan satu gelaran PUBG Global Championship 2020 (PGC 2020). Rangkaian kompetisi internasional ini akan dimulai bulan April 2020 mendatang, dengan Berlin sebagai kota tempat penyelenggaraan. Setelahnya, turnamen PGS seri kedua dan ketiga akan diadakan pada bulan Juli, Oktober, yang ditutup dengan PGC 2020 pada bulan November 2020.
Masing-masing kompetisi ini nantinya akan jadi lebih besar lagi dibanding dengan tahun 2019 ini. Tim peserta setiap kompetisi akan tetap sejumlah 32 tim, namun setiap rangkaian kompetisi nantinya akan menawarkan total hadiah yang lebih besar dengan memanfaatkan sistem crowdfunding lewat penjualan in-game item.
Ini dilakukan melihat dari gelaran PGC tahun ini, yang berhasil mengumpulkan lebih dari US$6 juta (Rp83 miliar) lewat penjualan item-item kosmetik bertemakan PUBG Global Championship. Nantinya akan ada in-game item baru untuk setiap PGS yang akan menambah jumlah total hadiah dan memberikan tambahan pemasukan bagi tim yang mengikuti gelaran tersebut.
Hilangnya struktur liga dan menurunnya antusiasme penonton esports PUBG
Satu yang cukup terasa dari pengumuman perubahan struktur ini adalah hilangnya liga-liga PUBG tingkat regional. PUBG memiliki liga yang dibagi ke dalam tiga regional pada struktur esports secara keseluruhan, yaitu; PUBG Korea League, National PUBG League (NPL – Regional Amerika), dan PUBG Europe League (PEL – Regional Eropa).
Sebelumnya, slot untuk dapat masuk ke dalam kompetisi PUBG Global Championship 2019, salah satunya datang dari liga. Tahun depan, struktur kompetisi kembali menjadi kualifikasi terbuka, yang artinya setiap tim harus mengikuti kualifikasinya di regional masing-masing untuk dapat ikut serta di dalam gelaran PGS ataupun PGC 2020.
Keputusan PUBG Corp untuk menghilangkan liga dari struktur esports internasional sebenarnya cukup masuk akal. Salah satu alasannya adalah semudah karena liga esports PUBG tidak menarik untuk jadi tontonan bagi para gamers, terutama NPL. Mengutip dari esports charts, NPL mengalami penurunan jumlah penonton yang drastis sepanjang masa hidupnya.
Sepanjang 2019, ada tiga fase National PUBG League. Dari tiga fase tersebut, NPL Phase 2 jadi pertandingan dengan total penonton terbanyak. NPL Mencatatkan ditonton sebanyak 457.208 jam, dengan jumlah penonton terbanyak di saat bersamaan sebanyak 32.286 orang. Menariknya, pada NPL Phase 3, jumlah penonton menurun dengan sangat signifikan, dengan jumlah penonton terbanyak di saat bersamaan sebanyak 8.967 orang.
Selain dari itu program esports internasional PUBG juga menderita penurunan drastis yang sama. Sejak dari tahun 2018 sampai tahun 2019, ada beberapa gelaran tingkat internasional yang diselenggarakan oleh pengembang, yaitu PUBG Global Invitational 2018, PUBG Nations Cup 2019, PUBG Global Championship 2019.
Sepanjang pelaksanaan tersebut, PUBG menderita penurunan penonton yang drastis, bahkan mencapai lebih dari 50%. Inisiatif pertama, yaitu PUBG Global Invitational berhasil menarik perhatian banyak orang. PGI 2018 mencatatkan data sebanyak 759.909 orang penonton terbanyak di saat yang bersamaan dan ditonton selama 9.303.474 jam.
PUBG Nations Cup 2019 adalah percobaan PUBG Corp untuk sedikit mengubah format kompetisi, dari sebelumnya berupa pertandingan dengan format klub, menjadi dengan format negara. Perubahan tersebut malah membuat jumlah penonton menurun. PNC 2019 hanya ditonton selama 3.405.203 jam dengan jumlah penonton terbanyak pada saat bersamaan sejumlah 492.735 orang.
PUBG Global Championship 2019 jadi penurunan yang paling drastis. Walau total jam ditonton hanya berkurang 200 ribu saja, namun jumlah penonton terbanyak di saat bersamaan hanya jadi tinggal 186.468 orang saja. Penurunan jumlah jam ditonton yang tidak signifikan terbilang cukup wajar, mengingat total durasi tayangan PGC mencapai 42 jam, sementara PNC hanya 16 jam saja.
Data penurunan penonton pada esports PUBG jadi menarik dibahas, karena sang adik, PUBG Mobile, juga mengalami fenomena yang sama. Walau tidak segitu signifikan seperti perbandingan antara PNC 2019 dengan PGC 2019, namun tren jumlah penonton PUBG Mobile lewat gelaran PMCO juga mengalami sedikit penurunan.
Tahun 2020 akan jadi tahun yang berat bagi genre battle royale, terutama PUBG, baik PC atau Mobile. Mampukah Tencent dan PUBG Corp. mempertahankan tren esports PUBG di tahun 2020 mendatang?