Tak ingin ketinggalan dengan semarak belanja online di tanah air, PT Pos Indonesia menghadirkan layanan e-commerce-nya sendiri yang diberi nama PlazaPos. PlazaPos bekerja sama dengan ConnectingLife Singapura untuk menghadirkan barang-barang mewah impor, gadget dan berbagai produk lokal. Menurut Dirut PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana, yang dikutip oleh DetikFinance, PlazaPos sudah hadir sejak 12 Desember 2012 lalu dan masih dalam proses pengadaan komputer (di unit-unit kantor pos) dan peningkatan sistem keamanan.
Mardjana menambahkan bahwa nantinya situs PlazaPos tidak hanya bisa diakses oleh orang-orang yang melek Internet. Orang-orang yang tidak memiliki akses secara langsung (atau tidak paham komputer+Internet) juga bisa datang ke kantor pos dan memesan barang melalui petugas pos. Tentu saja keuntungan vital PT Pos dalam bisnis e-commerce adalah terintegrasinya layanan pengantaran hingga ke last mile.
Lebih menarik lagi, PlazaPos menyatakan harga yang tertera sudah termasuk dengan biaya impor/bea cukai dan pajak, di mana komponen tambahan hanyalah ongkos kirim ke tujuan akhir. Itu berarti PT Pos Indonesia sudah menjadi distributor ekspor-impor yang sah. Tidak sulit untuk menemukan tas perempuan bermerk ternama di PlazaPos yang berharga di atas Rp 20 juta atau jam tangan pria dengan harga di atas Rp 100 juta. Saat situs ini diakses, PlazaPos sudah menjual barang impor dan gadget, namun belum menjual produk lokal.
PlazaPos mendukung pembayaran melalui kartu debit dan kartu kredit.
Secara tampilan, PlazaPos kurang mencerminkan ciri PT Pos Indonesia. Belum lagi bahwa situs ini memiliki mirroring ke http://fsgluxury.com yang seharusnya tidak lagi diperlukan jika sudah go online. Meskipun demikian, usaha PT Pos Indonesia yang tahun ini berusia 266 tahun untuk jemput bola di peluang ini (dan mencari alternatif pemasukan baru) perlu mendapat apresiasi.
PlazaPos menjanjikan barang yang dipesan bisa sampai ke tempat tujuan rata-rata dalam 21 hari kerja (atau sekitar satu bulan riil), kecuali di masa perayaan seperti Natal, Tahun Baru Cina atau Lebaran di mana barang memerlukan waktu yang lebih lama untuk diantar.
PT Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik memang tidak lazim untuk membuka toko online sendiri. Meskipun demikian, ini bisa menjadi pemicu perusahaan logistik besar lainnya untuk menyadari bahwa kerjasama sistem logistik dengan perusahaan e-commerce atau marketplace besar merupakan potensi besar di masa depan.