Minggu lalu, Embracer Group mengumumkan bahwa mereka telah membeli hak atas Lord of the Rings dan The Hobbit. Nantinya, mereka akan membuat game, film, dan media lain berdasarkan intellectual property (IP) tersebut.
Pada Mei 2022, mereka juga telah membeli sejumlah franchise game dari Square Enix, termasuk Tomb Raider, Deus Ex, dan Thief. Dengan ini, Embracer memiliki 120 studio internal dan 850 IP, menjadikan mereka sebagai salah satu perusahaan raksasa di industri game.
Pertanyaannya, siapakah Embracer Group?
Awal Mula Embracer Group
Embracer Group adalah holding company asal Swedia. Sebagai holding company alias perusahaan induk, Embracer memang tidak memproduksi barang atau menyediakan jasa sendiri.
Sebagai gantinya, mereka membawahi perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Saat ini, Embracer membawahi 11 perusahaan, yaitu:
1. THQ Nordic
2. Plaion
3. Coffee Stain
4. Amplifier Game Invest
5. Saber Interactive
6. DECA Games
7. Gearbox Entertainment
8. Easybrain
9. Asmodee
10. Dark Horse
11. Embracer Freemode
Kesebelas perusahaan di bawah Embracer membawahi sejumlah bisnis atau studio game lain. Sebagai contoh, Plaion merupakan perusahaan induk dari Volition, yang membuat Saints Row.
Sementara Saber Interactive membawahi 4A Games, yang membuat Metro. Pada akhirnya, studio-studio game tersebut ada di bawah payung Embracer, seperti yang disebutkan oleh IGN.
Sejarah Embracer dimulai pada 1990. Lars Wingefors, pendiri dan CEO dari Embracer, memulai bisnis untuk menjual komik bekas. Ketika itu, Wingefors masih berumur 13 tahun.
Pada 1993, Wingefors melakukan ekspansi bisnis dan mulai melakukan jual-beli game bekas. Tujuh tahun kemudian, di 2000, perusahaannya telah menjadi perusahaan grosir independen terbesar di Swedia, menurut situs Embracer.
Di era 2000-an, Wingefors mengubah model bisnis dari perusahannya beberapa kali. Pada akhirnya, perusahaan Wingefors berganti haluan, dari menjual game, menjadi publisher game.
Nama perusahaan yang digunakan ketika itu adalah Nordic Games. Mereka mulai melakukan akuisisi pada 2011, dengan membeli publisher JoWood Entertainment. Namun, nama Nordic Games baru mulai dikenal oleh masyarakat luas pada 2013, setelah mereka membeli franchise Darksiders, Red Faction, dan Destroy All Humans dari THQ yang bangkrut.
Kebangkrutan THQ punya peran penting dalam perjalanan sukses Embracer. Karena, Embracer tidak hanya membeli franchise game dari THQ, tapi juga membeli merek trademark dari perusahaan itu.
Pada 2016, nama Nordic Games diubah menjadi THQ Nordic. Tujuannya adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan di kalangan masyarakat umum, mengingat nama THQ sudah cukup dikenal. Tapi, pada 2019, nama perusahaan kembali diubah, menjadi Embracer Group. Nama itu dipilih untuk mencerminkan visi perusahaan, yaitu “embrace great companies, great people, and great ideas.”
Embracer Group tidak hanya memiliki perusahaan yang berkecimpung di industri game, mereka juga menaungi dua perusahaan yang bergerak di bidang board game.
Dua perusahaan itu adalah Catan Studio, kreator dari Catan board game, dan Z-Man Games, yang membuat Pandemic board game. Mereka juga merupakan perusahaan induk dari The Umbrella Academy dan Dark Horse, dua perusahaan komik.
Daftar Akuisisi oleh Embracer
Embracer Group telah aktif untuk membeli studio dan IP game di awal 2010-an. Namun, mereka mulai melakukan akuisisi bernilai besar pada 2018. Saat itu, mereka menghabiskan ratusan juta dollar Amerika Serikat untuk membeli Koch Media, yang kini dikenal dengan nama Plaion. Berikut daftar perusahaan yang Embracer akuisisi.
2013
Pada 2013, Embracer, yang masih menggunakan nama Nordic Games, melakukan akuisisi besar pertama mereka. Mereka membeli franchise dari Darksiders, Red Faction, MX vs. ATV, Destroy All Humans, dan beberapa IP lain dari THQ yang bangkrut. Untuk mengakuisisi franchise game tersebut, Embracer menghabiskan sekitar US$4.9 juta.
2017
Setelah berdiam diri selama beberapa tahun, Embracer membeli developer Jerman, Black Forest Games. Mereka juga mengakuisisi IP milik developer tersebut, seperti Giana Sisters, Helldorado, dan Rogue Stormers. Nilai akuisisi ini mencapai US$1 juta.
Sekarang, Black Forest sedang mengembangkan versi remake dari Destroy All Humans 2. Dan pada 2020, mereka memang sudah diserahkan tanggung jawab untuk membuat versi remake dari Destroy All Human pertama.
Satu minggu setelah Embracer membeli Black Forest Games, mereka mengakuisisi Pieces Interactive, kreator di balik Magicka dan Titan Quest. Untuk itu, mereka menghabiskan US$350 ribu. Setelah merilis expansion Titan Quest yang ketiga pada 2019, Pieces Interactive belum mengumumkan apa yang hendak mereka lakukan di masa depan.
Terakhir, pada November 2017, Embracer mengakuisisi BioMutant, developer dari Experiment 101. Akuisisi itu bernilai sekitar US$9 juta. Sebagai bagian dari akuisisi tersebut, Embracer juga menjadi pemilik dari IP BioMutant. Mereka berencana untuk menjadikan BioMutant sebagai salah satu IP utama mereka.
Setelah dikembangkan dalam waktu lama, game Biomutant dirilis pada 2021. Sayangnya, game action RPG itu mendapatkan sambutan yang biasa-biasa saja.
2018
Pada 2018, untuk pertama kalinya, Embracer menghabiskan lebih dari seratus juta dollar Amerika Serikat untuk mengakuisisi Koch Media/Deep Silver.
Sebagai bagian dari akuisisi yang bernilai US$150 juta itu, Embracer menjadi pemilik dari Dambuster Studios, kreator dari Dead Island 2 dan Homefront: The Revolution, Fish Labs, pembuat Chorus, dan Volition, developer dari Saints Row dan Red Faction.
Setelah itu, Embracer mengakuisisi dua IP lain, yaitu Timesplitters dan Kingdom of Amalur. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari akuisisi tersebut.
Seri FPS Timesplitters dibuat oleh Free Radical Design, yang kemudian menjadi Crytek UK pada 2009, sebelum menjadi Deep Silver Dambuster pada 2019. Tapi, pada 2021, pendiri studio itu, Steve Ellis dan David Doak, kembali mendirikan Free Radical untuk membuat Timesplitters baru. Sementara itu, Kingdom of Amalur dirilis ulang sebagai remastered pada 2020, dengan judul Kingdom of Amalur: Re-Reckoning.
Di tahun yang sama, Embracer menghabiskan sekitar US$34,7 juta untuk membeli Coffee Stain. Studio itu dikenal sebagai kreator dari IP Goat Simulator dan Satisfactory. Sekarang, Coffee Stain menjadi salah satu dari 11 perusahaan yang bergerak di bawah Embracer.
Coffee Stain juga menjadi publisher dari Valheim, game PC yang cukup populer pada 2021. Meskipun begitu, developer Valheim, Iron Gate studio, tetap menjadi studio mandiri.
Di hari yang sama Embracer membeli Coffee Stain, mereka juga mengakuisisi Bugbear Entertainment. Studio itu merupakan developer dari Wreckfest. Namun, tidak diketahui berapa banyak uang yang dihabiskan oleh Embracer untuk mengakuisisi perusahaan tersebut.
2019
Warhorse Studios menjadi studio game pertama yang Embracer akuisisi pada 2019. Studio itu merupakan kreator dari Kingdom Come: Deliverance. Sekarang, Warhorse bekerja sama denngan Saber Interactive, perusahaan anak Embracer lain, untuk melakukan porting Kingdom Come ke Switch.
Pada Mei 2019, developer dari ELEX 2, Piranha Bytes diakuisisi oleh Embracer. Mereka tidak mengumumkan nilai dari akuisisi tersebut. Saat membeli Piranha Bytes, Embracer juga menjadi pemilik atas IP Gothic dan Risen.
Tak berhenti sampai di situ, Embracer lalu menghabiskan US$50 juta untuk membeli Milestone, yang merilis Hot Wheels Unleashed pada tahun lalu. Memang, studio asal Italia itu dikenal sebagai kreator dari game-game balap. Selain Hot Wheels, Milestone juga punya beberapa seri game balap, seperti MotoGP, Ride, dan Monster Energy Supercross.
Enam tahun setelah mereka membeli IP Darksiders, Embracer lalu juga mengakuisisi developer dari seri game itu, yaitu Gunfire Games. Tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Selain seri Darksiders, Gunfire juga dikenal berkat Remnant: From the Ashes, game shooter yang terinspirasi dari Dark Souls.
Studio terakhir yang Embracer beli pada 2019 adalah Tarsier Studio, developer dari Little Nightmares. Akuisisi tersebut bernilai US$10,5 juta. Mengingat IP Little Nightmares dimiliki oleh Bandai Namco, sekarang, Tarsier fokus untuk membuat IP baru. Namun, dengan akuisisi ini, Embracer juga mendapatkan hak ke game puzzle VR buatan Tarsier, Statik.
2020
Embracer membeli Saber Interactive pada Februari 2020. Dengan ini, Saber menjadi perusahaan kelima yang bergerak langsung di bawah naungan Embracer.
Awalnya, nilai akuisisi untuk Saber Interactive hanyalah US$150 juta. Namun, angka itu berpotensi melambung menjadi US$525 juta karena performa Saber Interactive yang sangat baik.
Saber Interactive sendiri dikenal berkat game remasters yang mereka buat, seperti Halo Combat Evolved Anniversary. Selain itu, mereka juga ahli dalam membuat game porting. Contohnya, The Witcher 3 untuk Switch.
Di sisi lain, mereka juga berhasil meraih sukses dengan game orisinal mereka, seperti World War Z. Mereka baru saja meluncurkan Evil Dead: The Game pada Mei 2022. Dan sekarang, mereka tengah mengembangkan Warhammer 40K: Space Marine 2.
Tak berhenti sampai di situ, di 2020, Embracer juga membeli developer 4A Games. Akuisisi ini juga mencakup game engine milik 4A Games dan IP Metro. Developer 4A Games diakuisisi dengan nilai US$36 juta. Namun, tergantung pada performa 4A Games, nilai akuisisi tersebut bisa naik menjadi US$71 juta.
Pada 2019, 4A Games merilis Metro Exodus. Di hari yang sama Embracer mengakuisisi 4A, mereka juga membeli New World Interactive, studio di balik Insurgency, game multiplayer FPS. Tapi, mereka tidak mengumumkan berapa nilai akuisisi tersebut.
Pada 2020, Embracer juga memperkaya portofolio dari game VR mereka, dengan menghabiskan US$59 juta untuk membeli developer dari Arizona Sunshine, Vertigo Games.
Di hari berikutnya, Embracer membeli 13 studio game, termasuk developer Pinball FX, Zen Studios, developer SpongeBob SquarePants: Battle for Bikini Bottom – Rehydrated, Purple Lamp Studios, dan developer dari Shadow Warrior 3, Flying Wild Hog. Dari tiga akuisisi tersebut, Embracer hanya mengumumkan nilai akuisisi Flying Wild Hog, yaitu US$137 juta.
2021
Embracer mengawali 2021 dengan membeli developer Borderlands, Gearbox, senilai US$363 juta. Mereka juga menjanjikan insentif yang bisa mendorong nilai akuisisi menjadi US$1,3 miliar.
Setelah proses akuisisi selesai, Gearbox menjadi perusahaan anak ketujuh dari Embracer Group. Terkait Borderlands, 2K masih akan menjadi publisher dari semua game di bawah franchise tersebut, baik yang telah dirilis, maupun yang sedang dikembangkan. Namun, IP Borderlands ada di bawah kepemilikan Gearbox dan Embracer.
Di Februari 2021, Embracer mengumumkan keputusan mereka untuk membeli developer dan publisher Aspyr Media. Akuisisi tersebut bernilai US$100 juta, walau angka itu bisa naik menjadi US$450 juta pada 2028.
Aspyr Media dikenal dengan keahliannya dalam membuat game porting. Mereka sempat sibuk untuk membuat Knights of the Old Republic Remake. Hanya saja, pengembangan game itu ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.
Dua tahun setelah membeli Coffee Stain, publisher dari Deep Rock Galactic, Embracer lalu mengakuisisi developer dari game tersebut, yaitu Ghost Ship Games. Akuisisi Ghost Ship Games merupakan salah satu dari delapan akuisisi yang Embracer umumkan pada 5 Agustus 2021.
Selain Ghost Ship Games, beberapa perusahaan yang Embracer beli adalah DigixArt (Road 96), Splitgate Ironworks (Ghostrunner), dan 3D Realms (Duke Nukem Forever). Total nilai dari delapan akuisisi tersebut mencapai US$313 juta. Namun, Embracer tidak mengungkap nilai dari setiap perusahaan.
Perfect World Entertainment dan perusahaan anaknya, Cryptic Studios, menjadi bagian dari Embracer pada Desember 2021. Total nilai akuisisi tersebut mencapai US$125 juta. Cryptic sendiri dikenal berkat game MMORPG yang mereka buat, termasuk Star Trek Online dan Neverwinter, game yang didasarkan pada tabletop game, Dungeons & Dragons. Sementara itu, Perfect World melakukan rebranding menjadi Gearbox Publishing.
2022
Di 2022, Embracer membeli Crystal Dynamics, Eidos-Montreal, dan Square Enix Montreal dari Square Enix dengan nilai US$300 juta. Dengan akuisisi ini, Embracer juga mendapatkan sejumlah IP game populer, seperti Tomb Raider, Deus Ex, Legacy of Kain, dan Thief.
Kurang dari sebulan sebelum pengumuman akuisisi tersebut, Crystal Dynamics mengungkap bahwa mereka sedang mengembangkan game terbaru untuk Tomb Raider, menggunakan Unreal Engine 5. Sementara itu, Eidos-Montreal tengah mengerjakan sejumlah proyek AAA, baik dari franchise yang sudah dikenal maupun IP baru.
Dan akhirnya, pada Agustus 2022, Embracer Group mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi sejumlah perusahaan, termasuk Middle-earth Enterprise. Perusahaan itu memiliki hak untuk membuat film, game, board game, merchandise, dan bahkan taman hiburan atas The Lord of the Rings dan The Hobbit.
Embracer mengungkap, mereka berencana untuk membuat film tentang karakter-karakter legendaris, seperti Gandalf, Aragorn, Gollum, Galadriel, Eowyn dan karakter-karakter lain dalam cerita J.R.R Tolkien.
Di hari yang sama, Embracer juga mengungkap bahwa mereka telah mengakuisisi Tripwire Interactive, kreator dari Maneater dan Killing Floor, Tuxedo Labs, yang membuat Teardown, publisher Limited Run Games, dan perusahaan audio/musik gaming, Singtrix. Walau Embracer tidak mengungkap berapa nilai dari masing-masing perusahaan, total nilai pembelian kelima perusahaan itu mencapai US$790 juta.
Sumber header: IGN