Ada beragam jenis pilihan investasi berbasis finansial, salah satunya di pasar valuta asing atau biasa disebut foreign exchange (forex). Nilainya yang sangat fluktuatif biasanya membuat orang awam enggan untuk berinvestasi pada forex. Namun kesempatan tersebut justru dilihat sebagai kesempatan oleh startup asal Yogyakarta bernama Portofolio. Platform tersebut mencoba hadir sebagai kanal edukasi terpadu bagi para trader pemula melalui cara yang unik, yakni dengan mempertemukan dengan trader yang sudah piawai.
Portofolio memiliki sejumlah fitur interaktif, seperti bertukar wawasan dengan pengguna, menyalin aktivitas perdagangan, dan membuat aktivitas perdagangan bayangan. Model ini dinilai efektif oleh Mahar Indra Adityawarman selaku founder, pasalnya investasi valuta asing masih dianggap berisiko tinggi. Dengan mendekatkan trader pemula dengan ahli, selain ilmu diharapkan dapat memberikan keyakinan lebih terhadap prospek investasi forex.
“Perlu digarisbawahi bahwa Portofolio bukan broker. Kami hanya menyediakan platform yang mempertemukan pemula dapat pakar untuk bisa saling berbagi hasil analisis trading mereka. Tidak hanya itu, bagi pemula yang belum mengerti trading, dapat mengakses fitur edukasi yang ada,” jelas Indra.
Perimbangan berinvestasi pada valuta asing
Berbagai faktor menyebabkan investasi valuta asing cenderung dihindari oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang tidak begitu mengerti seperti apa bentuk investasinya. Faktor lainnya karena kurangnya alat untuk memantau pergerakan mata uang volatil yang sangat mudah berubah. Namun demikian Indra menjelaskan, bahwa ada beberapa keunggulan yang dapat dipertimbangkan dalam investasi forex.
Menurut Indra, forex tidak seperti saham yang keuntungan hanya bisa didapat dari kenaikan harga. Tapi bisa dua arah, dari naik dan turunnya harga mata uang. Jam operasional pasar forex juga lebih lama, yaitu jam 5 pagi sampai jam 4 pagi setiap hari kecuali akhir pekan. Perputaran uang di forex diperkirakan mencapai $53 triliun per hari, mengingat forex adalah perdagangan yang dilakukan seluruh dunia.
“Trading forex adalah yang paling komplit. Namun mengingat bahwa prosesnya tidak mudah, maka Portofolio hadir untuk membantu para trader baru dengan membagikan kemampuan dari para trader yang sudah berpengalaman,” lanjut Indra.
Melalui Portofolio, Indra juga memiliki visi menyediakan akses ke aplikasi keuangan yang dianggapnya masih relatif asing di Indonesia. Ia juga berharap bahwa platform buatannya dapat memberikan dorongan untuk proses pendidikan seputar strategi investasi dalam masyarakat yang menurutnya masih di bawah harapan.
“Asumsi saya bahwa melek finansial yang rendah merupakan masalah yang cukup rumit di masyarakat. Kondisi ini merupakan salah satu alasan mengapa kasus penipuan investasi bisa mendatangkan kerugian besar,” terang Indra.
Fitur “Auto-Copy” menyederhanakan proses
Portofolio diluncurkan pada Desember 2017 sebagai platform sosial interaktif untuk menyatukan pengguna agar dapat berkolaborasi dan berbagi kiat. Dengan memanfaatkan platform Portofolio, pengguna dapat menyalin aktivitas perdagangan pedagang lain, baik secara otomatis atau secara manual, untuk mencapai hasil yang maksimal.
Keseluruhan alur kerja platform didasarkan pada pemikiran Indra saat memberikan pelatihan di komunitas trader. Ia menangkap adanya keterbatasan dalam menduplikasi isi pemikiran dan strategi perdagangan untuk pengguna, terutama yang tidak memiliki pengalaman dalam kegiatan tersebut.
Dalam operasionalnya, Portofolio diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Pihaknya juga tengah berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk legalitas bisnis berkelanjutan mereka. “Karena regulator Indonesia tidak akrab dengan bisnis sub-vertikal ini, kita perlu meyakinkan regulator sampai akhirnya mereka memberi kita lampu hijau sambil mengawasi perkembangan selanjutnya,” jelas Indra.
Dengan ratusan pengguna, Portotolio telah membukukan transaksi pada platform ini mencapai US$37.000 (atau 513 juta Rupiah). Portofolio juga mulai berkomunikasi dengan startup di luar negeri di sub vertikal yang sama untuk membangun kerja sama strategis.
Dengan ratusan pengguna, Portotolio telah membukukan transaksi pada platform ini mencapai US$37.000 (atau 513 juta Rupiah). Portofolio juga mulai berkomunikasi dengan startup di luar negeri di sub vertikal yang sama untuk membangun kerja sama strategis.
“Kami akan fokus memperbaiki ekosistem forex di Indonesia. Akhir tahun kami akan hadirkan paling tidak 100 trader terbaik di Indonesia untuk berbagi pengalaman dan kemampuan trading mereka. Kami juga akan menjalin kerja sama penyedia e-wallet sebagai mitra untuk memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi,” tutup Indra.