Data internal East Ventures mengklaim portofolio perusahaan telah berkontribusi hingga 45% atau senilai $18 miliar (hampir 255 triliun Rupiah) dari total ekonomi digital di Indonesia yang dinyatakan dalam laporan e-Conomy SEA 2019 sebesar $40 miliar.
Masih membandingkan dari laporan yang sama, GMV dari e-commerce Indonesia bernilai sekitar $20,9 miliar (Rp296 triliun). Portofolio East Ventures menunjukkan kontribusi lebih dari 50% dari total GMV e-commerce di Indonesia.
“Ada enam portofolio kami yang berkontribusi terhadap pencapaian GMV e-commerce dan semuanya hadir di sini,” ucap Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca saat merayakan hari jadi East Ventures yang ke-10, kemarin (7/10).
Enam startup yang ia maksud adalah Tokopedia, Sociolla, Shopback, Kudo, Warung Pintar, dan Sirclo.
Ia merinci lebih dalam, di laporan e-Conomy, total pelanggan e-commerce di Asia Tenggara mencapai 150 juta orang. Pihaknya mengklaim portofolionya telah melayani lebih dari 60% dari angka tersebut. Angka itu berasal dari pencapaian Tokopedia, sebagai kontributor utamanya.
Sektor lainnya yang turut di-highlight e-Conomy adalah OTA. East Ventures menyebut portofolio perusahaannya memegang 50% mayoritas GMV sebesar $10 miliar seperti yang disebut dalam laporan. Kontributornya tentu tak lain dari Traveloka.
Untuk GMV dari sektor ride hailing, East Ventures mencatat Grab berkontribusi separuhnya. Laporan e-Conomy SEA 2019 mencatat GMV dari ride hailing di Asia Tenggara mencapai $6 miliar. Bila melihat dari pengguna aktifnya, e-Conomy mencatat ada 40 juta orang secara keseluruhan, naik dibandingkan tahun 2015 sebanyak 8 juta orang.
Grab tidak termasuk ke dalam portofolio East Ventures. Namun, Grab tercatat sebagai perusahaan yang membeli portofolio dari EV, yakni Kudo. Gojek pun demikian, ada Loket yang sudah diakuisisi penuh. Kedua perwakilan turut datang dalam kesempatan ini. Tak lupa, Ovo juga ikut hadir.
“Data internal kami juga mengungkap portofolio kami telah berkontribusi sebanyak 26.286 tech talents dari 100 ribu orang yang diungkap oleh laporan e-Conomy di Asia Tenggara.”
Laporan ini turut menunjukkan bahwa total investasi untuk startup unicorn di Asia Tenggara adalah $24 miliar (Rp340 triliun), East Ventures menyebut bahwa 50% di antaranya datang dari portofolionya. Kontribusinya terhadap PDB Indonesia adalah 1,5%, berhasil memberdayakan 8,5 juta UMKM.
East Ventures berdiri sejak 2009 di Indonesia oleh Willson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama. Dari 160 startup yang telah didanai, tercatat 30 startup di antaranya sudah exit. Kemudian dua startup yang lain menjadi unicorn.
Sebanyak 13 startup di dalam portofolio dinobatkan sebagai calon unicorn berikutnya. Mereka ialah Ruangguru, IDN Media, Moka, Sociolla, Warung Pintar, Xendit, Waresix, CoHive, 99.co, Fore, Mekari, Ralali, dan Shopback.
Sinyal Ruangguru sebagai unicorn
Kabar Ruangguru menjadi unicorn berikutnya memang sudah berhembus sejak tahun lalu. Namun belum terkonfirmasi hingga sekarang. Kemarin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberi sinyal tersebut kepada Belva di tengah-tengah speech-nya.
“Kami berharap ada unicorn lainnya pada akhir tahun ini. Hai Belva [Co-Founder & CEO Ruangguru],” ucap Rudiantara menyapa Belva yang turut hadir di acara East Ventures.
Rudiantara mengonfirmasi, sapaannya tersebut bukan berarti mengonfirmasi bahwa Ruangguru adalah unicorn berikutnya, melainkan sebatas sinyal mengingat peluangnya di sektor pendidikan terbilang lebih besar.
Alasannya, pemerintah punya anggaran Rp500 triliun untuk pengembangan pendidikan tahun depan. Sedangkan anggaran kesehatan sebesar Rp100 triliun.
“Kita ada empat unicorn, satu decacorn. Sudah lunas utang saya, bahkan saya berharap akhir tahun ada lagi [unicorn]. Saya enggak bilang perusahaannya tapi yang punya potensi besar itu ya di edutech.”
“Namun siapa startup yang menjadi unicorn bergantung kepada investor (venture capital),” sambungnya.
Empat unicorn yang ia maksud adalah Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan Ovo. Satu decacorn adalah Gojek. Rudiantara mengaku Ovo sudah memberikan konfirmasinya secara langsung kepada dirinya.
Pada kesempatan yang sama, Belva mengaku perusahaan justru tengah menggalang pendanaan Seri C. Namun dia menolak untuk berkomentar apakah lewat pendanaan ini akan mengantarkannya ke status unicorn. “Doakan saja,” ucap Belva singkat.