Pada 2013, di tengah krisis ekonomi global pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk, sekitar 5,8 persen. Tetapi dari segi neraca perdagangan, tahun ini Indonesia mengalami defisit perdagangan yang terbesar sepanjang sejarah republik ini berdiri. Hingga Juli, neraca perdangan defisit sampai USS5,65 miliar, dengan tingkat penurunan ekspor sebanyak 6.07 persen dibandingkan tahun lalu.
Saat ini Indonesia memang sangat tergantung pada impor. Padahal di negara yang besar ini terdapat banyak usaha domestik yang bisa menjadi daya jual ekspor. Sayangnya belum banyak pintu peluang bagi pengusaha Indonesia untuk masuk keran ekspor.
Di tengah kondisi seperti ni, tahun ini Indotrading, startup yang menjembatani ekspor-impor, telah lebih dulu hadir untuk memberikan kesempatan bagi UMKM, memfasilitasi agar dapat memasarkan produknya secara online hingga mudah dicari oleh pasar seluruh dunia.
Indonesia sendiri mempunyai banyak sekali UKM dan UMKM yang sangat berpotensi untuk memasarkan produknya ke pasar internasional. Namun yang terjadi masih banyak pebisnis yang belum menyadari akan pentingnya peranan internet sebagai alat pemasaran yang efektif dan murah dalam meningkatkan omset penjualan.
Melihat kondisi ini, kini ada Portal yang hadir dengan konsep yang serupa dengan Indotrading. Portal juga merupakan B2B trading marketplace atau pusat perdagangan dan direktori bisnis. “Kami membantu perusahaan di sektor usaha dan kecil menengah seperti distributor, supplier, importir, dan eksportir untuk memasarkan produknya secara online hingga dapat menembus pasar domestik maupun internasional,” jelas Dadan Darmawan co-founder Portal kepada DailySocial.
Dadan yang juga CEO dari Kucari, situs perdagangan industri, tambang, dan mineral, bersama beberapa kawannya, mendirikan Portal, karena melihat bahwa meski telah tersedia situs yang memfasilitasi UKM memasarkan produknya online, dengan tujuan menggenjot pasar ekspor, “dari pengamatan kami mengenai situs sejenis adalah kurangnya user experience atau layout design yang user-friendly. Kami akan memperbaiki itu dengan konsep design web 2.0 dan user interface yang lebih mudah untuk digunakan baik bagi penjual ataupun pembeli.”
Lebih lanjut, Dadan yang menjelaskan bahwa situs ini akan hadir dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), menjanjikan fitur yang akan ditawarkannya memungkinkan pebisnis bisa saling berkomunikasi dan bertransaksi. Fitur tersebut antara lain adalah penawaran harga, permintaan penawaran harga, permintaan katalog.
Selain itu yang membedakan Portal dengan situs sejenisnya adalah menyediakan fitur invoice atau akuntansi meliputi pembelian, penjualan, inventori, pengeluaran, dan laporan.
“Fitur akuntasi sangat diperlukan bagi usahawan khususnya di sektor UMKM, karena mereka biasanya masih menggunakan pembukuan manual menggunakan Excel dan mungkin ada juga yang menggunakan software seperti Zahir atau Accurate. Maka dari itu kita akan membuat fitur SAAS agar para pengusaha tersebut bisa mengelola administrasi dan keuangan dalam satu platform,” lanjutnya.
Selain Dadan sendiri, yang mengurusi bisnis development dan marketing dan sudah enam tahun malang melintang di dunia industri B2B sekaligus masih mengembangkan Kucari, ada Ahmad Gozali sebagai co-founder & CTO, mantan dari detik.com, Telkom, dan sekarang di Wego. Selain itu Hengki Sihombing, VP Front-End and UX Engineering pernah bekerja di Merah Putih (Lintas.me & MindTalk) dan sekarang di Wego, dan yang terakhir Herajeng Gustiayu sebagai Chief Creative Officer.
Untuk awalnya Portal akan berkonsentrasi pada area Jakarta dulu sebelum merambah kota-kota besar Indonesia lainnya.
UMKM yang akan disasar adalah dalam bidang pertanian, kerajinan, energi, mineral & logam, tekstil, kulit, karet, dan plastik. Selain itu masih akan ada lebih banyak kategori lainnya. Dengan rencana peluncuran sekitar bulan Maret 2014. “Target kami dalam tiga bulan bisa mendapatkan 1000-1500 supplier. Kami mempunyai database supplier yang akan kami ajak untuk memasarkan produknya melalui Portal.”
Saat ini Dandan bersama tim sedang dalam proses perekrutan supplier dan penjual serta edukasi pasar. Strategi yang diambil saat ini adalah dengan kunjungan secara langsung ke beberapa UKM industri seperti di pusat peralatan industri Glodok, Kemayoran, Kenari Mas, dan tempat lainya.
Tantangan terbesar menurut tim adalah edukasi. Sebab bagaimana pun juga yang namanya industri perdagangan kepercayaan adalah hal mutlak. “Banyak yang masih belum percaya atau yakin dengan cara pemasaran online. Mereka lebih percaya pada offline marketing seperti pemasangan iklan yellowpages, majalah, dan lainnya.”
[Ilustrasi foto: Shutterstock]