Cicil, perusahaan fintech untuk pengajuan cicilan ringan sebuah produk, mengumumkan telah berhasil membukukan pendanaan awal dalam jumlah yang tidak diungkapkan dari East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat misi Cicil dalam membawa inklusi keuangan kepada mahasiswa universitas yang merupakan target pasar utamanya. Ke depannya, Cicil juga berencana untuk bisa membantu kebutuhan biaya kuliah para penggunanya.
Co-Founder Cicil Leslie Lim melalui keterangan medianya mengatakan, “Kami menyadari bahwa akses keuangan relatif langka bagi mahasiswa Indonesia. Contohya ketika mereka perlu membeli laptop mahal untuk sekolah, [biasanya] kesulitan mendapatkan bantuan keuangan untuk membayar biaya muka yang besar. Oleh karena itu, kami datang dengan keinginan untuk membantu memecahkan masalah ini.”
Siswa dapat mengajukan cicilan produk melalui Cicil setelah mengisi formulir aplikasi yang ada dalam platform. Setelah itu, sistem big data analytics Cicil akan menilai kelayakan siswa yang akan mengajukan kredit berdasarkan profil mereka. Jika pemohon disetujui, maka Cicil akan membeli produk dari platform e-commerce yang dipilih oleh siswa dan siswa dapat membayar cicilan tanpa menggunkan kartu kredit.
Leslie mengatakan, “Berkaitan dengan batas kredit, kami tidak memiliki nilai tetap di situ, karena hal itu akan tergantung pada seberapa kuat profil aplikasi siswa. Semakin baik profilnya, semakin tinggi batas kredit yang disetujui.
“Mengenai cara pemilihannya, kami mencoba untuk menghargai siswa yang bertanggung jawab dan berusaha lebih dalam pendidikan universitas mereka. Jadi, memiliki IPK tinggi atau menjadi lebih aktif dalam organisasi universitas akan sangat membantu,” lanjutnya.
Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menambahkan, “Salah satu tesis East Venutres adalah ‘post-millennial market’. Kami ingin terlibat dengan kelompok konsumen masa depan ini dan Cicil siap untuk mengatasi itu. Kami percaya Leslie dan Edward berada dalam posisi yang baik untuk menangkap peluang ini.”
Menargetkan konsumsi kredit kepada mahasiswa, Cicil mencoba melayani segmen mahasiswa yang belum tersentuh oleh layanan kredit bank. Dengan penetrasi kartu kredit yang hanya mencapai satu persen dan penetrasi perbankan yang mencapai 20 persen, pelajar di Indonesia saat ini memiliki akses pembiayaan terendah di Asia tenggara. Kehadiran Cicil bertujuan untuk memecahkan masalah ini, membantu akses finansial yang lebih baik untuk sekitar enam juta pelajar di Indonesia ketika menempuh masa studi empat tahun mereka.
“Dengan Cicil, siswa akan mampu membayar barang yang mereka butuhkan dalam angsuran bulanan, […] tanpa menggunakan kartu kredit. Kami berharap ini akan mengurangi beban mereka yang harus menyimpan selama berbulan-bulan untuk membeli barang-barang tersebut. Di masa depan, kami juga menjajaki ide untuk membantu siswa dengan kebutuhan biaya kuliah mereka,” tandas Edward Widjonarko, Co-Founder Cicil lainnya.