Penetrasi Indonesia di bidang teknologi informasi belakangan ini menjadi sesuatu hal yang menarik untuk disoroti. Banyaknya tantangan seperti luas wilayah, kepadatan penduduk, serta tingkat edukasi masyarakat tentang teknologi informasi ini menjadi salah satu alasannya. Baru-baru ini menurut salah satu lembaga survei Pew, hanya 24 persen penduduk Indonesia yang mengakses Internet (setidaknya pernah) dan baru 15 persen yang memiliki smartphone. Survei ini dilakukan Pew pada periode April-Mei 2014 dengan responden masyarakat Indonesia yang berusia di atas 18 tahun.
Di tengah upaya pemerintah memperbaiki kualitas layanan broadband di Indonesia turut berhembus juga isu pemerataan. Tak tanggung-tanggung pemerintah menargetkan menjadi nomer dua di Asia Tenggara. Meskipun demikian, sejauh ini layanan Internet masih didominasi oleh pengguna di kota-kota besar.
Paparan data Pew ini menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia tak sepenuhnya terjangkau oleh teknologi Internet. Dalam hal akses internet ini Indonesia masih kalah dibanding Malaysia dan Thailand, dengan persentase pengguna Internet masing-masing 55 dan 45 persen.
Komposisi demografi masyarakat yang melek Internet tersebut didominasi oleh kalangan berumur 18-34 tahun, memiliki pendidikan minimal SMP, dan memiliki pemahaman bahasa Inggris yang baik.
Kebanyakan dari mereka menggunakan Internet untuk berhubungan dengan keluarga dan teman, serta memperoleh informasi terbaru tentang politik, kesehatan, dan pelayanan pemerintah. Hanya 37% dari mereka yang menggunakan Internet untuk melamar pekerjaan, 6% yang memanfaatkannya untuk membayar atau menerima pembayaran, dan 9% melakukan pembelian secara online.
Yang lebih mengenaskan lagi, baru 3% pengguna Internet Indonesia yang memanfaatkannya untuk aktivitas kelas (edukasi) online. Sebagai perbandingan 22% pengguna Internet di India menggunakannya untuk mengikuti kelas online, sementara untuk Tiongkok 15%.
Masih dari hasil survei yang sama, Pew juga menyebutkan angka kepemilikan smartphone di Indonesia masih jauh dibanding kepemilikan feature phone. Disebutkan hanya 15 persen masyarakat Indonesia yang menggunakan smartphone, 63 persen menggunakan feature phone, sementara 22 persen lainnya tidak menggunakan keduanya. Tak heran jika vendor smartphone berlomba-lomba mencoba mengkonversi para pengguna feature phone ini.
Bisa dikatakan kurang meratanya penggunaan smartphone dan internet di Indonesia salah satunya disebabkan oleh harga produk dan layanan internet yang terlampau mahal bagi masyarakat Indonesia kebanyakan. Teknologi-teknologi tersebut hanya bisa dijangkau oleh kaum kelas menengah ke atas.
Di sisi lain penggunaan Internet yang masih minim juga bisa disebabkan oleh tingkat edukasi masyarakat yang tidak merata. Menyoal tentang hal ini, selain pemerintah melalui sekolah-sekolah, hal ini juga menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk saling berbagi pengalaman, saling berbagi pengetahuan tentang teknologi, agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati manfaat teknologi internet.