Tren pendanaan dalam usaha rintisan menjadi sangat booming saat apa yang disebut dengan startup (digital) berkembang di Indonesia. Sebenarnya bukan saja di Indonesia, tren tersebut juga terjadi secara menyeluruh di Asia Tenggara –mengikuti apa yang sudah ada sebelumnya di barat, khususnya Silicon Valley. Model pendanaan pun semakin beragam, setelah modal ventura, ada juga angel investor, corporate investor, hingga grant khusus yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Alasan mendasar untuk startup dalam mengejar pendanaan adalah akselerasi bisnis. Butuh modal tambahan untuk memperkuat anggota tim atau memperlancar pengembangan produk. Namun demikian bagi startup baru kadang perlu mempelajari lebih dalam, apakah sebenarnya startup yang didirikan sudah saatnya mendapatkan pendanaan. Faktanya banyak juga startup pemula atau tahap awal yang sudah didanai akan tetapi berakhir dengan kegagalan –pun dengan di Indonesia.
Khusus untuk pendanaan dari modal ventura, startup tahap awal perlu juga memahami beberapa hal berikut sebelum benar-benar memastikan deal dengan mereka:
Memahami kesepakatan yang akan dijalin
Sudah menjadi rahasia umum, ketika seseorang atau organisasi berinvestasi pada suatu hal, maka ia mengharapkan sebuah pengembalian yang lebih menguntungkan. Ini wajar dalam sebuah bisnis, dan memang demikian jalannya, kerja sama untuk saling menguntungkan. Hal yang perlu diperhatikan di sini lebih ke arah detail untuk setiap kesepakatan yang ditawarkan.
Ketika investasi disuntikkan maka akan ada perhitungan valuasi dan kepemilikan dari bisnis tersebut. Angka-angka itu harus dipahami secara cermat. Termasuk penawaran pembagian keuntungan dari setiap persen investasi yang diberikan. Sehingga bisa dikatakan, dalam proses ini tidak hanya investor yang bertaruh –karena saat startup gagal maka mereka juga yang akan rugi—namun juga startup. Ada baiknya untuk mendapat mentoring sebelum benar-benar mulai fundraising.
Kesuksesan startup adalah yang utama
Sebelum mempertimbangkan pendanaan, penting juga untuk mendiskusikan secara intend bersama anggota tim –khususnya sesama co-founder—tentang apa yang sebenarnya akan dikejar oleh startup bersama bisnisnya. Definisikan dengan pasti milestone yang harus diraih, termasuk alasan mengapa pendanaan tersebut penting.
Pada dasarnya perusahaan modal ventura tidak hanya akan memberikan pendanaan saja, lebih dari itu, mereka akan menawarkan berbagai value added untuk mendorong perkembangan startup itu sendiri. Diskusi tadi penting untuk disampaikan di sini, sehingga bisa saja kompetensi yang belum dimiliki startup untuk meraih sukses, bisa dilengkapi dengan apa yang akan disediakan oleh modal ventura –bisa berupa kesempatan dihubungkan dengan rekanan bisnis atau penempatan ahli dalam board advisory.
Menyiapkan strategi peningkatan secara tepat
Salah satu implikasi dari permodalan bagi startup biasanya terkait likuiditas. Akuisisi atau IPO menjadi pilihan yang sering ditawarkan ketika menjadi well-funded, terlebih oleh modal ventura. Trennya masa pendanaan berkisar 7-10 tahun, tiga tahun pertama akan didedikasikan pada optimasi dana untuk kegiatan operasional dan produksi.
Tujuan pemodal ventura pun pasti ke arah sana, saat startup bisa exit maka akan memberikan keuntungan yang bergelimang, terlebih saat dalam keadaan bertumbuh. Untuk itu strategi peningkatan skala bisnis harus juga diperhitungkan, untuk mengoptimalkan pendanaan modal ventura. Karena ketika exit, yang diuntungkan pun juga founder. Sementara skala bisnis dan pertumbuhannya menjadi ukuran mendasar untuk mencapai sana.