Sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh AC Nielsen menyebutkan bahwa pertumbuhan mobile di Indonesia didorong oleh pengguna usia 10-19 tahun. Laporan ini juga menyatakan bahwa kepemilikan ponsel di Indonesia kini 54% dari seluruh penduduk, berkembang pesat dari 20% di tahun 2005, sedangkan untuk fixed-line terjun bebas dari 25% pada tahun 2005 menjadi 11%.
Data dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan ponsel di Indonesia didominasi oleh tweens dan remaja. Jumlah tweens berusia 10-14 tahun meningkat dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu. Para pengguna ponsel di usia ini lebih memilih instant messaging atau chatting sebagai aktivitas utama dari ponsel mereka. Para remaja juga lebih suka instant messaging dan online chatting dari pada panggilan suara atau SMS. Hal ini yang menjadi alasan mengapa operator telekomunikasi mengalami penurunan pendapatan dari layanan suara serta teks dan memperoleh pendapatan dari data.
Viraj Juthani dari Nielsen Company Indonesia menjelaskan bahwa, “The Indonesian telecommunications market is unique. While consumers in most countries progress from ‘no connections’ to adopting landlines and subsequently cellular or mobile devices, consumers in Indonesia have mostly headed straight to mobile phones as their communication tool. This is a key reason why landlines or fixed lines have never really taken off in the country, with penetration remaining relatively flat over the years.”
Berikut kutipan tambahan mengenai hasil penelitian tersebut, yang dikutip dari NielsenWire:
What’s more, Indonesian mobile subscribers are spending less now than they were five years ago, with 58 perecent of consumers spending less than Rp. 50,000 (@USD 5) per month in 2010 compared to only 18 perecent in 2005.
“The decline in average monthly spending is driven by two factors: Tariffs over the last few years have headed south and, more importantly, new consumer segments with limited spending capacity are entering the market,” said Viraj.
Low rates remain the top factor for consumers when selecting a service provider, but most consider the reputation of networks and recommendations of friends and family, indicating that while dropping tariffs are starting to drive operator choice, consumers continue to be concerned about service quality when making their choice.
Lama ga baca DS 🙂
Koq gambarnya SM#SH ;P
Mari bersenang-senang 🙂
Tahun 2005 ada orang pake hp nokiyem 3310,,kelihatannya udah mewah banget gan,
jaman sekrang klo gak Blackberry gak gahul katanya anak alay 😀 demi Blackberry, ada yang gadein perawan sampai bunuh diri,,astaghfirullah 🙂