Kita akui bersama bahwa cloud computing banyak memberikan manfaat dalam memberikan fleksibilitas dan skalabilitas sistem komputasi di lingkungan bisnis. Namun dari berbagai keuntungan yang diberikan, cloud computing juga masih memberikan kekhawatiran bagi penggunanya, terutama yang berkaitan dengan sistem keamanan. Perbankan adalah salah satu sektor yang sangat rawan dengan isu keamanan seperti ini.
Merujuk pada hasil survei yang dirilis Cloud Security Alliance tahun 2015, isu keamanan masih mendominasi keengganan pemangku kebijakan IT di berbagai perusahaan seperti perbankan untuk mengadopsi solusi berbasis cloud. Isu kemanan yang dikhawatirkan seperti terjadinya pembobolan data, kontrol akses yang dapat ditembus, hingga serangan siber umum seperti penyebaran malware atau virus.
Kekhawatiran tentang isu keamanan tersebut juga mendorong pemerintah untuk menerapkan aturan yang ketat mengenai implementasi teknologi cloud untuk sektor perbankan di Indonesia. Salah satunya adalah peraturan yang menyarankan data center on-premise berada di dalam negeri (Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum).
Terlepas dari isu keamanan, teknologi cloud untuk sektor perbankan memang dapat memberikan efisiensi dalam berbagai sistem komputasi yang ada di dalamnya.
Tidak hanya untuk menyimpan suatu berkas data saja, menurut Senior Field System Engineer F5 Networks Indonesia Andre Iswanto, pemanfaatan cloud computing di sektor ini dapat dikembangkan ke area yang lebih luas, di antaranya untuk memungkinkan mobilitas workload, mengatur return of equality, membuat sistem menjadi lebih customer-centric, mendorong inovasi berkelanjutan, dan memudahkan dalam melakukan uji coba platform terbarukan yang akan diterapkan dalam sistem perbankan tersebut.
Bagaimana cloud computing memudahkan produktivitas IT perbankan
Mobilitas workload menghadirkan fleksibilitas dan kelincahan bagi sistem IT perbankan, yang sebelumnya tidak dimungkinkan karena terbentur dengan keterbatasan hardware serta perangkat penyimpanan. Dengan mengikis workload yang tidak diperlukan pada pada sistem operasi, serta lapisan perangkat penyimpanan dan server, kini tim IT bank mampu menerapkan aplikasi kapanpun dibutuhkan secara cepat.
Menurut Gartner, return on equity yang buruk akan mendorong lebih dari 60 persen dari bank di seluruh dunia untuk memproses sebagian besar dari transaksi mereka di cloud. Cloud juga dapat membantu mereka untuk meningkatkan tingkat pemanfaatan. Namun, di saat bersamaan juga dapat mengurangi investasi peralatan on-premise dan lisensi software.
Kompetisi yang semakin ketat di sektor perbankan memaksa bank untuk mampu menghadirkan berbagai layanan baru, yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah serta calon nasabah mereka, demi keberlangsungan bisnis. Salah satu alat yang efektif untuk memungkinkan hal tersebut adalah analisis big data.
Dengan memanfaatkan alat ini, bank akan mampu mengidentifikasi dan memaksimalkan potensi dari tren yang berkembang di kalangan masyarakat. Namun besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk membangun infrastruktur on-premise alat ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi bank, khususnya dalam iklim perekonomian saat ini. Karenanya, cloud kian menjadi pilihan yang tepat sebagai platform untuk analisis big data.
Inovasi merupakan salah satu alasan mengapa cloud semakin diminati oleh bank. Bank selalu mencari cara untuk dapat menawarkan nasabah mereka berbagai inovasi layanan dan fitur terbaru di berbagai platform dengan cepat, guna meningkatkan keunggulannya.
Cloud menjadi jawaban karena menawarkan sebuah kemampuan yang optimal untuk pengiriman layanan ke berbagai platform tersebut. Hal ini memicu meningkatnya ketertarikan bank terhadap teknologi ini, terutama pada solusi orkestrasi cloud untuk mengelola banyak aplikasi yang tersebar di lintas data center.
Cloud menawarkan kesempatan bagi bank untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam menguji dan menerapkan layanan baru, yang dibutuhkan oleh nasabah serta karyawan mereka sendiri. Dengan siklus pengembangan layanan yang lebih singkat, meningkatnya permintaan akan layanan-layanan baru semakin meningkat serta penolakan terhadap software yang belum sepenuhnya siap, semakin banyak bank menggunakan cloud sebagai platform untuk uji coba layanan.
Keamanan mungkin masih menjadi momok yang menakutkan bagi industri perbankan untuk mengimplementasikan teknologi cloud. Namun kelima hal di atas membuktikan bahwa meskipun muncul kekhawatiran dan ketakutan terhadap cloud, teknologi tersebut tetap dapat dimanfaatkan oleh bank serta mampu bersinergi dengan data center on-premise yang telah dimiliki.