Secara historis, baik Facebook ataupun Twitter mempunyai catatan yang buruk dalam melindungi penggunanya dari penyalahgunaan, ancaman privasi dan cyber-bully. Tetapi Twitter tak ingin tinggal diam. Dalam rangka meredam pelecehan yang mengancam penggunanya, Twitter baru saja mengambil keputusan besar untuk membeli Smyte, sebuah startup berbasis di San Francisco yang bertujuan untuk membantu perusahaan memberantas spam, penipuan, penyalahgunaan online dan menjaga interaksi di layanannya tetap sehat.
Dalam blog resminya, Twitter berkata akan melakukan kombinasi alat dan proses peninjauan Smyte dengan teknologinya sendiri, membantu meningkatkan kualitas percakapan di layanan miliknya. Dengan begitu, maka tanggung jawab Smyte dalam menjaga keselamatan dan keamanan di beberapa perusahaan teknologi besar, dalam waktu dekat akan diimplementasikan ke Twitter.
Sebagai informasi. Didirikan pada tahun 2014 oleh mantan teknisi Instagram dan Google, Smyte dirancang untuk mengidentifikasi dan mencegah pelecehan, spam, skema phising dan bentuk penyalahgunaan digital lainnya. Menurut versi yang diarsipkan dari situs web-nya bulan lalu, Smyte membual beberapa klien TaskRabbit, Musically, Meetup, GoFundMe, dan Quora.
Platform Smyte pada dasarnya membantu perusahaan mengklasifikasikan tindakan secara real-time di aplikasinya. Ia kemudian meninjaunya secara manual dan mesin pembelajar lalu mengambil tindakan massal terhadap mereka. Smyte mempunyai rekam jejak menggunakan REST API dan kemampuan untuk membuat sendiri menggunakan IPython, scikit-learn dan TensorFlow.
Sebagai bagian dari akuisisi, Smyte akan menghentikan bisnis utamanya, efektif segera setelah akuisisi dinyatakan rampung.
Sumber berita Twitter.