Industri game Web3 atau game NFT sedang bertumbuh pesat. Riset dari Absolute Reports menunjukkan bahwa nilai industri game NFT bisa bertumbuh hingga mencapai angka $2,8 miliar selama enam tahun ke depan. Di saat yang sama, aliran dana investasi ke sektor game NFT juga tergolong cukup deras, dan itu semua membuat semakin banyak yang percaya akan potensi game NFT ke depannya.
Namun industri game NFT bukanlah tanpa masalah. Seperti yang ditunjukkan oleh Axie Infinity, yang notabene merupakan salah satu game NFT terpopuler saat ini, game NFT punya kecenderungan untuk terlalu bergantung pada aspek ekonominya. Padahal, tanpa dibarengi dengan aspek fun yang kuat, game NFT umumnya akan kesulitan bertahan dalam jangka panjang.
Seperti yang kita tahu, video game itu diciptakan supaya orang bisa bersenang-senang. Tentu saja, mendapatkan cuan dari hasil bermain game NFT merupakan hal yang dapat memicu kesenangan. Namun saat pemain sudah mulai merugi, seketika itu pula rasa senangnya akan sirna, dan inilah yang sering terjadi pada kebanyakan game NFT, termasuk halnya Axie Infinity.
Untuk menumbuhkan aspek fun yang kuat, developer game NFT sebenarnya punya banyak opsi ketimbang sebatas mendesain sistem ekonomi yang baik. Namun satu opsi yang sering kali terlupakan adalah musik. Padahal, musik sebenarnya selalu punya peran besar di industri game sejak awal industrinya berkembang.
Peran musik di video game
Salah satu aspek dalam video game yang sering kali kurang mendapat apresiasi adalah musik. Saat bermain game, sering kali kita hanya terpaku pada aspek visual, narasi, maupun performa teknisnya. Ketiga aspek ini jelas penting, akan tetapi musik pun juga tidak kalah krusial. Tidak jarang, musik menjadi salah satu hal yang paling dikenang dari video game, seperti misalnya lagu tema Super Mario Bros. yang selamanya akan selalu membekas di hati banyak orang.
Bukan cuma game-game Jepang, contoh lain game dengan musik yang mengesankan adalah Stardew Valley. Namun masalahnya, tidak semua developer punya akses ke deretan komposer ternama layaknya developer game Jepang, dan tidak semuanya terlahir sebagai sosok jenius multi-talenta seperti Eric “ConcernedApe” Barone, yang seorang diri bertanggung jawab atas pemrograman, visual, serta musik dari Stardew Valley.
“Musik mungkin adalah salah satu bagian yang paling kurang dihargai namun berdampak besar buat game apa pun. Ketika dieksekusi dengan benar, Anda bahkan tidak menyadari bahwa Anda sedang dipengaruhi oleh musiknya, namun ketika tidak dilakukan dengan benar, itu menjadi sangat jelas,” ucap Corey Wilton, salah satu pendiri Mirai Labs (pengembang game Web3 Pegaxy) dalam wawancara dengan Cointelegraph.
“Apa yang kami fokuskan dalam permainan adalah emosi yang kami ingin pengguna alami, kedengarannya sederhana, tetapi pada kenyataannya, menemukan susunan dan opsi yang tepat sangat memakan waktu,” imbuh Corey.
Ketika dihadapkan dengan situasi sulit semacam itu, developer game biasanya akan mencoba mencari sample pack atau membeli file audio dari suatu situs dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, audio pack dari satu genre tertentu biasanya dapat menghadirkan sekitar 5-10 opsi yang sesuai dengan tone dari game-nya. Buat studio game yang mengerjakan banyak game sekaligus, tidak jarang mereka akan mendapatkan tumpukan ratusan audio pack yang tidak terpakai.
Kesannya memang kurang efisien, akan tetapi banyak studio game yang memilih cara ini karena mereka bisa menghemat banyak ketimbang harus membeli satu per satu lagu. Kekurangannya tentu saja adalah pencarian mereka jadi kurang terarah. Di sisi sebaliknya, kalangan artis juga tidak akan menerima kompensasi berdasarkan kontribusinya masing-masing.
Dalam beberapa kasus, problem seperti ini dapat diselesaikan dengan melibatkan NFT musik.
Apa itu NFT musik?
Ya, NFT itu tidak selamanya harus berupa karya seni digital ataupun avatar dengan ribuan kombinasi yang bisa dijadikan foto profil di media sosial. Musik pun juga bisa dijadikan NFT, dan belakangan industri NFT musik terus mengalami pertumbuhan yang positif, seperti yang bisa dilihat dari banyaknya platform NFT musik yang beredar.
Yang mungkin jadi pertanyaan adalah: apa sebenarnya yang dimaksud dengan NFT musik? CoinDesk menganalogikan NFT musik sebagai versi blockchain dari musik yang kita beli dari platform seperti iTunes. Bedanya, ketika kita membeli sebuah lagu di iTunes, kita sebenarnya hanya membeli lisensi untuk mendengarkan lagu tersebut. Membeli NFT musik di sisi lain berarti kita akan mendapatkan hak kepemilikan penuh atas karya musik tersebut.
Terkadang, membeli NFT musik juga bisa memberikan hak royalti, seperti yang dilakukan oleh platform NFT musik lokal Netra. Singkat cerita, NFT musik hadir untuk menyederhanakan proses rumit yang selama ini selalu dikaitkan dengan kegiatan memperoleh lisensi musik, dan kemudahan ini pun juga dapat dinikmati oleh developer game.
Manfaat NFT musik bagi developer game
Ketimbang harus mengandalkan metode membeli banyak audio pack yang kurang efisien tadi, developer game kini juga memiliki opsi untuk membeli NFT musik secara individual. Dengan cara ini, pencarian mereka bisa lebih terarah, dan sesudah mendapatkan NFT musik yang diinginkan, file audionya pun dapat langsung diintegrasikan ke dalam game. Semuanya tanpa melibatkan kontrak yang berbelit-belit, dan pihak artis pun bisa mendapatkan kompensasi yang adil atas karya-karyanya secara instan.
Bagian terbaiknya, NFT musik tidak hanya bisa menambah nilai pada game NFT yang berbasis blockchain saja. Game tradisional pun juga bisa diuntungkan oleh NFT musik, sebab produk akhir yang developer game dapatkan tetaplah file audio yang dapat disisipkan ke dalam game, dan peran blockchain di sini hanya sebatas mencatat hak kepemilikan developer atas aset NFT musik yang dibelinya itu.
Selain membeli aset audio dari platform NFT musik, developer game tentu juga punya opsi untuk berkolaborasi langsung dengan artis, dan kemudian memanfaatkan kemudahan yang diberi NFT dan teknologi smart contract untuk mencapai kesepakatan di antara kedua belah pihak.
Kalau Anda masih meragukan sinergi antara NFT musik dan video game, Anda bisa melihat platform yang sedang dibangun oleh Cadenverse untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Startup asal Vietnam itu tengah sibuk mengembangkan platform yang dapat menghubungkan kalangan musisi dengan pasar gaming melalui utilisasi NFT.
Ide yang Cadenverse gagaskan cukup sederhana: artis indie bisa menciptakan karya musik dan mendistribusikannya sebagai NFT di Cadenverse, yang kemudian akan disulap menjadi “game song NFT” secara otomatis oleh algoritma milik Cadenverse. Setelahnya, koleksi game song NFT ini bisa dimainkan di game-game bikinan Cadenverse sendiri maupun di game besutan developer pihak ketiga, dan pihak artis akan memperoleh royalti secara adil setiap kali lagunya dimainkan berkat pemanfaatan teknologi smart contract.