Dark
Light

Penting Menentukan Metrik Keberhasilan Aplikasi untuk Meningkatkan “User Engagement”

1 min read
November 6, 2015

Tujuan merancang dan menentukan metrik dalam membangun bisnis adalah untuk memudahkan dalam menganalisis kondisi dan kebutuhan bisnis. Dalam sesi diskusi ajang Mobile Scale-Up Jakarta 2015, Qasim Zaidi (Tokopedia), Anton Soeharyo (Touchten), Hanindia Narendrata (Telunjuk), Narenda Wicaksono (Dicoding), dan Tang Cai Lin (Baidu) memaparkan metrik-metrik yang digunakan untuk meningkatkan engagement pengguna dalam aplikasi terkait dengan upaya monetisasi.

Ajang Mobile Scale-Up Conference Jakarta 2015 telah berakhir. Bekerja sama dengan DailySocial, ajang yang digelar Baidu tersebut bertujuan untuk mendistribusikan pengetahuan bagaimana menjalankan sebuah bisnis mobile yang efektif.

Secara garis besar, dalam ajang ini para pembicara saling berbagi wawasan dengan peserta yang hadir terkait dengan industri mobile. Mulai dari Mobile Frugal Marketing yang dibawakan oleh CEO Touchten Anton Soeharyo, Mobile Landscape yang dibawakan CEO Dicoding Narenda Wicaksono, Build Scalable Infrastucture for Mobile yang dibawakan VP of Engineering Tokopedia Qasim Saidi, hingga Art of Advertising on Mobile Application oleh CMO Telunjuk Hanindia Narendrata.

Di panel diskusi terakhir, ada hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara. Ini berkaitan dengan metrik yang mereka gunakan untuk jadi acuan dalam membantu meningkatkan engagement pengguna terkait dengan upaya monetisasi. Menurut Anton, dari sisi game developer, ada tiga metrik yang dapat dilihat.

“Pertama yaitu session, […] kami lihat lamanya pengguna memainkan permaian yang kami buat. Kedua adalah retention rate, […] kami lihat seberapa besar persantase dari retensi pengguna. Ketiga dari Daily Active User [DAU], dari sana kami lihat conversion rate dari in app purchase. […] Keempat adalah Average Revenue per Daily Active User.”

(Baca juga: Sembilan Metrik yang Bisa Membantu Bisnis Anda Bertumbuh)

Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Qasim. Sementara itu, Hanindia lebih menekankan pada conversion rate pengunjung Telunjuk. Ditambahkan Narenda, peran Big Data Analytics juga dapat membantu meningkatkan user engagement.

Dari sisi Baidu, disampaikan oleh Director of Baidu International Tang Cai Lin, ada tiga metrik lain yang bisa dilihat.

“Pertama, Organic Install. […] Kedua, orang yang memasang kembali aplikasi setelah di-uninstall. […] Ketiga, rating dan comment user. […] Penting juga untuk menjaga perkembangan dan kesehatan app kita sendiri.”

Di waktu yang bersamaan, Baidu Indonesia juga meluncurkan platform periklanan yang diperuntukan untuk para pengembang lokal bernama DU Ad Platform [DAP]. Baidu berharap DAP dapat menjadi salah satu solusi efektif bagi para pengembang aplikasi lokal yang ingin meningkatkan pendapatan melalui iklan.

Prenetics akan hadirkan iGenes di Indonesia / Shutterstock
Previous Story

Startup Medis Hong Kong Prenetics Peroleh Pendanaan dari Venturra Capital

Next Story

Emerald Media Siap Berinvestasi untuk Bisnis Media dan Digital di Asia

Latest from Blog

Don't Miss

CEO Telunjuk Hanindia Narendrata

Hanindia Narendrata: Keberuntungan Membawa Telunjuk Melanjutkan Mimpi

Di akhir tahun 2021 platform pembanding harga Telunjuk diakuisisi oleh
Masing-masing model bisnis, baik freemium maupun berlangganan, memiliki kelebihan dan kekurangan. Sesuaikanlah dengan karakter konsumen layanan

“Freemium” vs Berlangganan: Mana yang Cocok untuk Startupmu?

Istilah freemium, gabungan dari free + premium, merupakan salah satu