Dark
Light

Laporan Pendapatan Aplikasi dan Game Mobile di Q1 2022

4 mins read
April 20, 2022
Sensor Tower baru saja rilis laporan tentang keadaan industri mobile pada Q1 2022.

Sensor Tower baru saja merilis laporan tentang keadaan industri aplikasi mobile dan mobile game pada Q1 2022. Berdasarkan laporan tersebut, total belanja dari pengguna aplikasi mobile pada kuartal lalu cenderung stabil. Sementara itu, spending dari para gamers justru mengalami penurunan. Menariknya, tren penggunaan aplikasi mobile juga mulai berubah. Aplikasi navigasi dan travelling mulai kembali populer karena pandemi COVID-19 telah mulai mereda.

Berikut ulasan lengkapnya.

Total Belanja Konsumen Aplikasi Mobile di Q1 2022

Pada Q1 2022, besar spending yang konsumen keluarkan untuk melakukan in-app purchase, membeli aplikasi premium, dan berlangganan aplikasi cenderung stagnan. Pada kuartal lalu, total belanja konsumen mencapai US$32,5 miliar, hanya naik 0,6% dari total belanja pada Q1 2021, yang mencapai US$32,3 miliar.

Pengguna iOS menjadi kontributor utama dari total spending pada Q1 2022. Di App Store, total belanja konsumen mencapai hampir dua kali lipat dari total spending konsumen di Play Store. Dalam tiga bulan pertama di 2022, pengguna iOS membelanjakan US$21,8 miliar dalam transaksi di aplikasi. Angka ini naik 5,8% dari tahun lalu. Sementara itu, total spending dari pengguna Android justru mengalami penurunan sebesar 8,5%, dari US$11,7 miliar pada Q1 2021 menjadi US$10,7 miliar pada Q1 2022.

Aplikasi dengan total pemasukan terbesar pada Q1 2022. | Sumber: Sensor Tower

TikTok menjadi aplikasi non-gaming dengan total pemasukan besar pada Q1 2022. Secara total, TikTok berhasil mendapatkan US$821 juta pada kuartal lalu. Dalam laporannya, Sensor Tower juga menyertakan data pemasukan dari Douyin, versi Tiongkok dari TikTok. Di App Store, TikTok juga merupakan aplikasi dengan pemasukan terbesar. Sementara itu, di Google Play, gelar aplikasi non-gaming dengan pendapatan terbesar dipegang oleh Google One, yang mendapatkan pemasukan sebesar hampir US$250 juta. TikTok ada di posisi ke-2.

Walau total belanja konsumen pada Q1 2022 relatif stagnan, jumlah First-Time Downloads naik 1,1% dari tahun lalu. Secara keseluruhan, total First-Time Downloads di App Store dan Google Play mencapai 36,8 juta downloads. Baik App Store maupun Google Play memiliki laju pertumbuhan yang sama, terkait First-Time Downloads. Di App Store, jumlah First-Time Downloads pada Q1 2022 mencapai 8,5 miliar downloads, naik 1,2% dari tahun lalu. Sementara di Google Play, angka itu mencapai 28,3 miliar downloads, naik 1,1% dari tahun 2021.

Pertumbuhan total download aplikasi pada Q1 2022. | Sumber: Sensor Tower

TikTok tak hanya berhasil menjadi aplikasi dengan pemasukan terbesar pada kuartal lalu. Aplikasi media sosial itu juga menyabet gelar sebagai aplikasi dengan jumlah downloads terbanyak. Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga merajai App Store.

Sementara itu, Google Play masih dikuasai oleh aplikasi buatan Meta. Pada 2021, aplikasi dengan jumlah downloads terbanyak di Google Play adalah Facebook. Pada tahun ini, posisi Facebook digantikan oleh Instagram. Di Q1 2022, jumlah First-Installs dari Instagram mencapai 125,8 juta installs. Sebagai perbandingan, jumlah First-Installs dari TikTok di App Store dan Google Play mencapai lebih dari 186 juta installs.

Tingkat Pertumbuhan Pengguna Aplikasi di Berbagai Kategori 

Selain mengamati pemasukan dan jumlah downloads aplikasi di App Store dan Google Play, Sensor Tower juga memperhatikan tren penggunaan aplikasi pada Q1 2022. Dengan menganalisa 100 aplikasi mobile yang paling sering digunakan sepanjang Q1 2022, Sensor Tower menemukan, aplikasi medis merupakan kategori dengan pertumbuhan Monthly Active Users (MAU)s paling tinggi. Jumlah rata-rata MAU dari aplikasi medis pada Q1 2022 naik lebih dari dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan pada kategori aplikasi medis itu didorong oleh naiknya penggunaan aplikasi terkait COVID-19. Memang, beberapa negara memiliki aplikasi khusus untuk mengatasi COVID-19. Contohnya, PeduliLindungi di Indonesia, COOV di Korea selatan, dan Conecte SUS di Brasil. Alasan lain mengapa jumlah pengguna aplikasi medis naik adalah karena masyarakat mulai terbiasa menggunakan aplikasi sebagai bukti vaksinasi atau kepentingan medis lainnya.

Setelah aplikasi medis, kategori aplikasi dengan pertumbuhan MAU tertinggi ke-2 adalah aplikasi navigasi. Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pengguna dari aplikasi-aplikasi navigasi pada Q1 2022 mengalami kenaikan sebesar 23,5%. Travelling menjadi kategori aplikasi dengan pertumbuhan penggunaan tertinggi ke-3. Tampaknya, dua kategori itu mengalami pertumbuhan pesat karena pandemi yang mulai mereda. Alhasil, banyak orang memilih untuk berpergian.

Kategori aplikasi dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi. | Sumber: Sensor Tower

Pandemi yang mulai mereda membuat kebiasaan konsumen berubah. Buktinya, pada Q1 2021, kategori aplikasi yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah aplikasi bisnis. Begitu juga pada Q1 2020. Pada Q1 2021, pertumbuhan penggunaan aplikasi bisnis mencapai 95,3%, sementara pada Q1 2020 angka itu hanya mencapai 42,4%.

Pertumbuhan Industri Mobile Gaming di Q1 2022

Pada Q1 2022, total belanja para mobile gamers justru mengalami penurunan sebesar 7,1%, menjadi US$21 miliar. Tren ini berlaku untuk App Store maupun Google Play. Di App Store, total spending mobile gamers turun 2,3% dari tahun lalu, menjadi US$12,9 miliar. Total spending para mobile gamers di Google Play justru mengalami penurunan yang lebih besar, yaitu 12,8%, menjadi US$8,1 miliar.

Secara keseluruhan, tiga mobile game dengan pemasukan terbesar pada Q1 2022 merupakan mobile game yang dirilis oleh publisher Tiongkok. Posisi pertama ditempati oleh Honor of Kings dari Tencent, dengan total pemasukan sebesar US$735,4 juta. Peringkat ke-2 diduduki oleh PUBG Mobile, yang juga dirilis di bawah naungan Tencent. Untuk mobile game itu, Sensor Tower juga menyertakan pemasukan dari Tiongkok, yaitu Game for Peace. Game battle royale tersebut mendapatkan US$643 juta pada Q1 2022. Terakhir, peringkat 3 diisi oleh Genshin Impact dari MiHoYo, yang mendapatkan US$551 juta.

Daftar mobile game dengan pemasukan terbesar pada Q1 2022. | Sumber: Sensor Tower

Di App Store, gelar tiga mobile game dengan pemasukan terbesar juga diisi oleh Honor of Kings, PUBG Mobile, dan Genshin Impact. Namun, daftar tiga mobile game dengan pemasukan tertinggi di Google Play diisi oleh game yang berbeda. Di kalangan para pengguna Android, mobile game yang mendorong mereka untuk menghabiskan uang adalah Lineage W dari NCSoft, diikuti oleh Coin Master dari Moon Active dan Candy Crush Saga milik King.

Sementara dari segi downloads, jumlah downloads dari mobile game pada Q1 2022 naik 2,1% dari tahun lalu, menjadi 14,4 miliar downloads. Pengguna Android menjadi kontributor terbesar pada pertumbuhan jumlah downloads tersebut. Pada kuartal lalu, jumlah downloads dari mobile game di Google Play naik 2,5%, menjadi 12,1 miliar downloads. Sementara jumlah downloads di App Store tetap stagnan pada 2,3 miliar downloads.

Free Fire dari Garena menjadi mobile game dengan jumlah downloads paling banyak, secara keseluruhan. Baik di App Store dan Google Play, total downloads dari Free Fire mencapai 71,2 juta downloads. Setelah itu, mobile game dengan jumlah downloads terbanyak adalah Subway Surfers, yang diunduh sebanyak 66,4 juta kali. Posisi ketiga diduduki oleh Merge Master – Dinosaur Fusion dari Homa Games, yang mendapatkan 49,4 juta installs.

Sumber header: Sensor Tower

Previous Story

Zone Esports Dominasi Minggu Ketiga dan Lolos ke Grand Final PMPL ID Spring 2022

Film Minecraft
Next Story

Jason Momoa dalam Negosiasi untuk Bintangi Film Adaptasi Minecraft

Latest from Blog

Don't Miss

Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur

Google Umumkan Versi Baru untuk Model AI Veo, Imagen, dan Whisk

Perlombaan pengembangan AI generatif memang terus berlanjut, dan tidak hanya