Modal ventura Base Ventures menyatakan minatnya untuk mulai berinvestasi ke startup Indonesia. Keputusan ini perdana dilakukan perusahaan setelah sebelumnya hanya menyasar startup yang berasal di Amerika Serikat dan Kanada.
Pernyataan ini disampaikan Operation Partner Base Ventures Lisa Parks saat menjadi mengisi salah satu sesi di Global Venture Summit 2018, Rabu (25/4).
“Pasar Indonesia memiliki banyak sekali potensi dari segi pertumbuhan penetrasi internet, populasi yang besar. Kami baru pertama kali melakukan ekspansi ke luar negeri di luar Amerika Serikat dan Kanada,” terang Parks kepada DailySocial.
Kendati demikian, menurutnya perusahaan belum bisa ditentukan rencana investasi terdekat yang bakal direalisasikan. Lantaran pihaknya masih membaca situasi segala sesuatu tentang startup Indonesia. Begitu pun terkait total investasi yang siap dikucurkan dan tim lokal yang mau ditempatkan.
Dia melanjutkan, Base Ventures tidak secara spesifik menyasar segmen bisnis yang akan dibidik, hanya saja yang masuk ke dalam radarnya adalah perusahaan yang masih dalam awal (early stage). Umumnya investasi tahap awal itu kisaran nilainya antara Rp500 juta sampai 2,5miliar.
“Tidak ada segmentasi vertikal tertentu untuk startup yang kami bidik. Namun kami optimis dari event hari ini, kami bisa menangkap ada banyak startup yang menarik dengan ide bagus di Indonesia.”
Base Ventures adalah modal ventura yang didirikan oleh Erik Moore pada 2012 di Barkeley, California. Perusahaan ini fokus pada pendanaan tahap awal. Secara total perusahaan telah berinvestasi ke 62 perusahaan, beberapa di antaranya AngelList, StyleSeat, Balanced, InDinero, Virool, dan masih banyak lagi.
Portofolio startup dari Base Ventures yang telah exit seperti Socialcam (diakuisisi oleh Autodesk) dan Appstores (diakusisi oleh InMobi). Investasi terbaru yang diumumkan Base Ventures adalah Rapchat, aplikasi hiburan berbasis komunitas untuk menghubungkan musisi rap dari seluruh dunia.
Pada Maret 2017, perusahaan berhasil mengumpulkan pendanaan tahap kedua “Base Venture Fund II” sebesar US$8,75 juta . Dalam tahap tersebut diikuti oleh 20 Limited Partners (LP).
Tantangan berinvestasi di pendanaan tahap awal
Dalam kesempatan yang sama, Parks juga menuturkan bahwa founder memegang kunci terpenting bagi perusahaan sebelum mengguyur sejumlah investasi ke sana. Melihat startup dari founder terlebih dahulu, merupakan strategi untuk meminimalkan potensi terjadinya kegagalan.
Untuk itu, Base Ventures umumnya sangat detail saat pitching demi mencari tahu bagaimana sosok founder, apakah memiliki visi dan misi yang kuat, mau belajar, cepat beradaptasi dengan keadaan, dan sebagainya.
“Kita lihat bagaimana latar belakangnya, apa saja yang sudah dilakukan karena kami berinvestasi di founder, bukan di perusahaannya. Founder itu faktor utama kami saat memilih startup, bukan seperti apa produknya.”
Berikutnya, setelah melihat founder, perusahaan melihat bagaimana produknya. Apakah memiliki potensi yang dapat dikembangkan lebih jauh atau tidak. Dari situ, Base Ventures dapat mendikte dari bagaimana mengatur hak pro ratanya.
Pro rata itu mengacu pada hak investor untuk berpartisipasi dalam putaran pendanaan pada nantinya, sehingga mereka bisa mempertahankan jumlah ekuitas yang dimiliki di perusahaan tersebut.