Pegadaian mengalokasikan investasi sebesar Rp1,2 tiliun untuk mewujudkan ambisinya sebagai perusahaan fintech tahun ini. Sebagian besar anggaran tersebut akan diarahkan untuk pengembangan aplikasi Pegadaian Digital Services (PDS), menggaet 6 ribu agen, memperluas produk layanan, dan going global.
“Kami akan lari jarak jauh, oleh sebab itu capex yang kami sediakan tahun ini cukup besar karena kami akan going global. Akhirnya Pegadaian akan memiliki jasa gadai, fidusia, dan fintech,” terang Direktur Utama Pegadaian Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.
Untuk menjadi perusahaan fintech, lanjut Sunarso, transformasi perseroan saat ini sudah melalui tahap dreaming untuk menjadi perusahaan fintech, setelah melalui tahapan diagnosis. Seluruh proses dilakukan secara 4D.
Selanjutnya mereka masuk ke tahapan design dan delivery untuk mendukung rencana melantai di bursa pada 2020. Perseroan akan terus melakukan digitalisasi proses bisnis, meningkatkan kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang dan logistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.
PDS menjadi senjata Pegadaian untuk masuk ke ranah fintech, melayani nasabah dan calon nasabah yang berasal dari kalangan millennial. Nasabah bisa mengajukan gadai atau pengajuan kredit mikro sesuai kebutuhan nasabah, mengakomodasi nasabah yang ingin membuka tabungan emas, membayar angsuran, dan melakukan top up tabungan emas.
Lewat aplikasi ini, ditargetkan Pegadaian dapat menjaring dua juta nasabah baru sampai akhir tahun ini. Diharapkan total nasabah perseroan dapat mencapai 11,5 juta orang.
Sektor gadai sendiri secara umum tidak memiliki banyak pemain resmi. Selain pegadaian, terdapat pula Pinjam yang fokus memberikan pelayanan gadai secarara online.
Buka kedai kopi
Agar dapat menjaring nasabah dari kalangan millennial, Sunarso menuturkan perseroan menganut strategi “jemput bola” dengan membuka kedai kopi “The Gade” yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta.
Di dalam kedai ini, nasabah dapat berkenalan dengan produk-produk Pegadaian yang selama ini belum banyak dikenal kalangan millennial. Nasabah dapat mengakses berbagai layanan Pegadaian seperti mengajukan modal usaha, gadai barang, dan sebagainya.
Ke depannya Pegadaian segera menambah gerai kedai kopi di lokasi lainnya di seluruh Indonesia. Kehadiran kedai kopi ini juga diharapkan bisa menjaring nasabah dari kaum laki-laki yang dinilai belum tergarap optimal oleh perseroan.
Tercatat 72% nasabah aktif Pegadaian adalah ibu-ibu, dengan sekitar 68% nasabah berusia di bawah 45 tahun.
“Sepertinya kaum laki-laki cenderung ada rasa gengsi untuk mengakses Pegadaian. Maka kami membuka kafe The Gade agar mereka tidak malu-malu lagi untuk ke Pegadaian.”
Tak hanya itu, Pegadaian juga meluncurkan produk gadai tanpa bunga untuk menjangkau pengguna millennial khususnya mahasiswa. Untuk produk ini, nasabah bisa mengajukan pinjaman maksimal Rp500 ribu dengan tenor dua bulan. Produk tersebut ditargetkan dapat menjaring satu juta nasabah
.