Pasca perolehan dana segar baru melalui IPO kemarin, yang disebutkan mencapai lebih dari Rp300 miliar, PT M Cash Integrasi (MCI) langsung melancarkan aksi perusahaan. Bersama induk perusahaannya, PT Kresna Graha Investama, keduanya mengambil alih minoritas saham MatchMove Indonesia, masing-masing sebesar 14,81%.
MatchMove Indonesia adalah bagian dari MatchMove Pay Ltd, berpusat di Singapura, yang fokus ke layanan pembayaran digital dalam bentuk mobile wallet. Selain di Indonesia, MatchMove juga beroperasi di negara-negara lain di Asia Tenggara dan Amerika Serikat.
Kepada DailySocial, CEO MCI Martin Suharlie mengungkapkan, “MatchMove adalah perusahaan yg sudah memiliki platform fintech yang sangat siap dan sudah beroperasi secara operasi internasional sehingga diharapkan ke depan dapat memudahkan kami melakukan ekspansi secara internasional.”
Meskipun demikian kami belum memperoleh informasi mendetail bagaimana bentuk ekspansi ini akan dilancarkan.
Dalam wawancara terdahulu, disebutkan MCI akan terus memperkuat pasarnya di dalam negeri dengan menyebar 4000 kios hingga akhir tahun depan.
IPO selanjutnya anak perusahaan Kresna
IPO M Cash bisa dibilang menjadi awal bagi anak-anak perusahaan Kresna untuk go public. Melihat animo publik yang dianggap positif, disebutkan bakal ada 3 anak usaha yang go public, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.
Dirut Kresna Graha Investama, yang sekaligus adalah Komisaris Utama MCI, Michael Steven dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bakal ada tiga anak usaha lagi yang go public tahun depan, termasuk di luar negeri. Meskipun demikian belum ada informasi tentang perusahaan apa saja yang bakal go public tersebut.
“Selanjutnya, tiga anak usaha kami juga akan melakukan IPO, tidak hanya di
Indonesia, namun juga di luar negeri. Salah satunya akan ada di semester 1 tahun 2018,” ujar Michael.
Hal ini menarik karena selama ini perusahaan teknologi cenderung mencari dana melalui investor atau VC ketimbang meraup dana publik. Biasanya startup cenderung agresif untuk mencari pertumbuhan dan untuk sementara mengenyampingkan urusan pendapatan dan keuntungan.
Dalam wawancara terdahulu, disebutkan salah satu alasan mereka “berani” untuk IPO adalah akuntabilitas yang lebih transparan dan kesempatan saham yang bisa dinikmati banyak orang, tidak hanya segilintir kalangan.