Hari ini layanan jejaring sosial Pandume resmi diluncurkan. Tersedia untuk platform iOS, Pandume berusaha membantu konsumen berbagi momen sekaligus rute untuk kegiatan yang dilaluinya. Untuk yang senang membuat itinerary dan berbaginya dengan teman-teman, layanan ini mungkin adalah layanan yang tepat untuk digunakan. Versi Android-nya sendiri diperkirakan baru tersedia pada akhir Juni 2014.
Sudah mulai diuji coba ke kalangan terbatas sejak pertengahan tahun 2013, Pandume memudahkan setiap pengguna untuk membuat rangkaian cerita dari kegiatan yang dilakukan. Rangkaian cerita ini bisa membuat momen lebih berarti dari sekedar berbagi satu-dua momen menarik di Twitter, Instagram atau bahkan Path. Seperti yang disebutkan oleh Dina dari blog traveling Dua Ransel yang diundang sebagai pembicara dalam peluncuran ini, Pandume sudah bersifat sebagai pengganti blog. Pandume merangkaikan gambar, caption 140 karakter, dan geotag sebagai identitas ceritanya.
Tentang perbedaan Pandume dibanding jejaring sosial lainnya, co-founder dan COO Pandume Roy Prawira dalam rilis persnya menyebutkan, “Berbeda dari aplikasi sosial lainnya, Pandume berfokus pada minat dan pengalaman pengguna yang kemudian memadukannya dengan konsep jejaring sosial. Kami percaya setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menikmati momen perjalanan hidupnya. Ada yang mewujudkannya dalam bentuk wista, namun ada juga yang menyalurkannya melalui hobi lainnya. Apapun minat Anda, baik itu wisata, makanan, musik, fotografi, olahraga, budaya, atau sejarah, Pandume memungkinkan pengguna untuk terhubung dan berbagi hal tersebut dengan dunia.”
Untuk memulai, kita harus mendaftarkan diri dengan mengkoneksikan akun Facebook atau Twitter. Sejauh ini tidak tersedia kemampuan untuk menghindari pengkoneksian ini. Setelah dikoneksikan, masih ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk benar-benar terdaftar dan memiliki username dan password. Langkah yang ditempuh termasuk memilih tiga gambar favorit dari sejumlah gambar yang diberikan untuk mengetahui jenis perjalanan/liburan yang diminati. Berdasarkan percobaan yang saya lakukan, lebih baik mendaftarkan diri dulu melalui situsnya sebelum mencoba layanannya di aplikasi mobile.
Ada fitur Route, Now, Search, Share, dan Was & Want yang memperkaya layanan Pandume. Dengan Route, konsumen bisa membuat rute perjalanan hingga 8 gambar yang diperindah dengan sejumlah filter layaknya Instagram. Contoh yang bisa dihasilkan bisa berupa “Pantai Indah di Kawasan Bali Selatan” atau “Makanan Enak di Daerah Bendungan Hilir”. Setidaknya dibutuhkan tiga item untuk membentuk sebuah rute. Saat diakses melalui aplikasi mobile, tersedia rute semua lokasi yang diarahkan dan diikuti menggunakan Google Direction. Jika layanan Internet tidak memungkinkan saat pengunjungan lokasi, lokasi geotag bisa diberikan setelah koneksi memungkinkan.
Rute bisa dijalani (oleh orang lain) dengan fungsi Now dan bisa disebarkan secara internal dengan fungsi Re-route (serupa retweet di Twitter). Rute yang terdaftar di menu Now bisa dianggap selesai jika setidaknya tiga lokasi berhasil dikunjungi. Untuk berbagi, selain ke Twitter dan Facebook, pengguna juga bisa berbagi ke Pinterest, Tumblr, maupun Email. Untuk rute yang sudah diselesaikan pengguna bisa memberi label “Was”, sementara perjalanan yang ingin dilakukan bisa diberi label “Want”.
Secara umum saya menilai fitur-fitur yang diberikan Pandume sangat menarik dalam segmen gaya hidup untuk membantu konsumen merekam dan membagikan pengalamannya. Keberhasilannya sebagai layanan berbasis user generated content sangat bergantung pada seberapa banyak para pengguna yang antusias berbagi rutenya dan menyebarkannya di layanan sosial populer.