Kemajuan teknologi kemudi otomatis perlahan menunjukkan dampak positifnya pada berbagai bidang. Hal ini dibuktikan oleh suksesnya proyek European Truck Platooning Challenge yang diselenggarakan oleh pemerintahan Belanda.
Misi yang dituju pada dasarnya adalah menguji keandalan truk tanpa sopir di jalan tol lintas negara. Secara total, ada sekitar satu lusin truk tanpa sopir buatan pabrikan-pabrikan macam Volvo, Scania, Daimler dan rekan sejawatnya yang ikut serta.
Truk-truk tersebut berangkat dari kampung halamannya masing-masing hingga akhirnya tiba di kota Rotterdam. Mayoritas perjalanannya berlangsung secara otomatis, alias tanpa campur tangan manusia. Hanya saja ketika kondisi lalu lintas atau cuacanya tidak memungkinkan, barulah seorang sopir mengambil alih kemudi.
Prestasi yang dicapai dalam uji coba ini cukup membanggakan. Salah satu brand, yakni Scania, berhasil menugaskan truk-truk tanpa sopirnya hingga menempuh jarak lebih dari 2.000 kilometer, melewati paling tidak empat perbatasan sebelum tiba di tujuan akhirnya.
Truk-truk ini bergerak dengan sendirinya mengikuti satu sama lain. Metode ini dikenal dengan istilah platooning. Masing-masing truk terhubung via Wi-Fi, dan jarak antar setiap truk akan terus dipertahankan secara lebih konsisten dibanding ketika sopir manusia yang mengambil alih kemudi.
Selain mampu mengurangi resiko kecelakaan, platooning juga bisa menekan konsumsi bahan bakar hingga 15 persen. Hal ini pun membuat sejumlah perusahaan besar jadi tertarik dengan konsep platooning truk tanpa sopir; dua contohnya adalah Unilever dan DHL, yang tentunya akan sangat dibantu kebutuhan logistiknya.
Dengan suksesnya proyek ini, diharapkan komersialisasi truk kemudi otomatis pun bisa dicapai dalam waktu dekat. Unilever sendiri berencana untuk mulai menggunakan truk tanpa sopir pada tahun 2017. Nantinya, truk-truk ini akan mengambil barang dari pelabuhan Rotterdam untuk dikirim ke seluruh Eropa.
Sebelum itu semua bisa berlangsung, masih ada sejumlah pengujian yang harus dilakukan beserta kendala teknis yang harus diselesaikan. Salah satu yang paling utama adalah, sejauh ini platooning baru bisa dilakukan oleh truk-truk dari brand yang sama, mengingat masing-masing menggunakan sistem Wi-Fi yang berbeda.
Tentu saja, faktor lain seperti regulasi dari pemerintahan juga harus dipenuhi terlebih dahulu. Namun sepertinya semua itu sudah sebatas menunggu kapan, mengingat signifikansi teknologi kemudi otomatis sudah semakin terbukti hari demi harinya.
Sumber: Quartz dan EU Truck Platoon Challenge.