Selama ini, ketika bertanding dengan lawan, sebuah tim esports tak pernah perlu khawatir tentang fans dari tim tuan rumah. Namun, hal ini berubah karena Activision Blizzard menetapkan sistem kandang-tandang di Overwatch League dan Call of Duty League. Memang, belum banyak pertandingan yang menggunakan sistem kandang-tandang yang diadakan untuk mengetahui secara pasti apakah menjadi tuan rumah menguntungkan sebuah tim. Meskipun begitu, sampai saat ini, terlihat bahwa tim yang menyambut musuhnya di kandang mereka memiliki sedikit keunggulan. Dari enam pertandingan yang sudah diselenggarakan, sebanyak empat pertandingan dimenangkan oleh tim tuan rumah.
Sebelum ini, pertandingan Overwatch League selalu diadakan di studio milik Activision Blizzard di Los Angeles. Tahun ini, pertandingan liga tersebut akan diadakan di berbagai kota di Amerika Serikat. Sejauh ini, pertandingan telah diadakan di Dallas, Atlanta, dan New York. Di ketiga kota tersebut, terlihat jelas bagaimana para penonton mendukung tim tuan rumah.
“Para fans benar-benar semangat,” kata pemain Boston Uprising, Cameron “Fusions” Bosworth, menurut laporan Inven Global. Boston Uprising memiliki kesempatan untuk bertanding di kandang New York Excelsior (NYXL). “Olok-olokan para penonton membakar semangat saya. Bermain di Blizzard Arena memang menyenangkan, terutama ketika Anda pertama kali bermain di sana. Tapi, lama kelamaan, Anda akan terbiasa dengan suasana di sana. Tempat itu tidak besar, jadi biasanya, penonton yang datang adalah orang-orang yang sama. Banyak orang yang tidak selalu bisa datang ke LA. Saya sangat senang dengan penerapan sistem kandang-tandang.”
Sementara itu, ketika bermain di kandangnya sendiri, pemain New York Excelsior (NYXL), Sung-hyeon “JJoNak” Bang dan Dong-gyu “Mano” Kim mengaku bahwa ketika mereka berjalan ke panggung, mereka bisa mendengar sorak-sorai para penonton, bahkan saat mereka menggunakan headphone. Mano menambahkan, dia juga bisa melihat betapa sunyinya para penonton ketika mereka kalah.
“Anda bisa mendengar dengan jelas ketika para penonton berteriak memberi semangat,” kata pemain Uprising Boston, Kelsey “Colourhex” Birse. Ketika ditanya tentang pengaruh atmosfer penonton pada permainan timnya, dia berkata, “Saya tidak merasa keberadaan penonton merugikan atau menguntungkan kami. Walau saya penasaran, bagaimana rasanya ketika kami bermain di hadapan penonton di kandang kami sendiri, apakah itu akan memberikan sesuatu.”
Anggota Fusions merasa, bermain di kandang sendiri memang memberikan keuntungan tersendiri, tapi hal itu tidak akan memberikan dampak besar pada hasil pertandingan. Sementara para pemain NYXL merasa bahwa bermain di hadapan para pendukung mereka memang membuat mereka merasa lebih bersemangat. Pemain support NYXL, Taesung “Anamo” Jung mengungkap, “Penonton memberikan banyak keuntungan karena setiap kami bermain dengan baik, mereka berteriak mendukung. Teriakan dari penonton membuat kami menjadi lebih semangat.”
Sementara ketika ditanya apa pendapat tim NYXL tentang prospek bertanding di kandang tim lain, JJoNak menjawab, “Saya pikir, kami akan mendengar olok-olok. Tapi, saya juga mau membuat mereka takut dan membuat mereka terdiam.” Sementara kapten NYXL, Jong-ryeol “Saebyeolbe” Park menambahkan, ketika mereka bermain di kandang tim lain, mereka ingin mengubah audiens tim lawan menjadi fans mereka
Seiring dengan berjalannya liga Overwatch dan Call of Duty, dampak dari penerapan sistem kandang-tandang akan semakin terlihat. Satu hal yang pasti, dengan penerapan sistem kandang-tandang, organisasi esports mendapatkan satu sumber pemasukan baru, yaitu penjualan tiket.