Persaingan pasar smartphone memang keras. Tiap tahun para pabrikan terus merilis produk baru demi menguasai pangsa pasar. Ujung-ujungnya adalah menjadi pilihan pembeli ketika ingin mencari perangkat.
Data menarik hadir dari Canalyst yang dipublikasikan akhir Juli kemarin. Salah satu brand yang cukup dikenal mejeng di urutan 5 besar ternyata pada Q2 2024 ini hilang. OPPO tidak masuk dalam 5 besar global smartphone shipment. Sebagai gantinya, Transsion vivo kini naik.
Transsion menguasai 9% market, angka yang sama dengan vivo untuk Q2 2024 berdasarkan data dari Canalyst. Padahal di tahun lalu, di kuarter yang sama, nama Transsion sama sekali tidak masuk 5 besar, sedangkan untuk Q1 2024, nama vivo yang masuk 5 besar.
Masuknya Transsion ini jadi mengingatkan akan anekdot King Finix yang sepertinya di-amini oleh pemlik brand, kini mereka benar-benar meraja. Sebagai informasi Transsion ini termasuk sub brand antara lain Infinix, Tecno dan Itel. Ketiganya punya kehadiran cukup kuat di Indonesia.
Data Canalyst ini memang data global dan berdasarkan data shipment, tapi bisa menjadi indikasi kondisi pasar di Indonesia, apalagi jika melihat, di pasar brand yang masuk 5 besar ini juga cukup aktif membombardir pasar Indonesia dengan beragam produk.
Data Q2 tahun 2023 dari lembaga yang sama OPPO sendiri di global punya market share sebesar 10%, sebuah kondisi yang cukup menarik karena kini OPPO tak lagi ada di 5 besar.
Untuk penguasa market masih ada Samsung dengan market share 19% dan pengiriman 53.5 juta, lalu ada Apple dengan market share 16%, Xiaomi 15% dan vivo 9% serta pendatang baru di papan atas Transsion % dan other brands 33%.
Jualan smartphone AI apakah akan berhasil?
Salah satu jualan para brand saat ini adalah dengan menempelkan logo AI di kotak penjualan mereka. Tentu saja ini diiringi dengan fitur AI yang disematkan pada perangkat.
Tapi kalau mau jeli sebenarnya tidak semua fitur AI ini benar-benar baru atau ditingkatkan dari fitur yang ada sebelumnya. Hanya beberapa pabrikan yang mampu untuk memberikan fitur AI yang lebih advance, serta bekerja sama dengan entitas yang memang bergelut di AI. Salah satunya adalah Samsung yang menggaet Gemini dari Google untuk AI mereka.
OPPO juga tidak mau ketinggalan, meski tidak ada logo AI di dalam kotak (Reno12 Series) tetapi gembar-gembor AI terlihat dari acara offline promo produk serta konten resmi yang di-publish di akun mereka untuk pasar Indonesia.
Salah satu lembaga riset konsumen, Reasense, sempat membahas hal ini dan menemukan data bahwa sebenarnya tidak semua orang mau ber-AI ria hanya 18% pengguna smartphone Indonesia yang memang benar-benar bersedia membayar lebih untuk fitur AI.
Bisa jadi mereka memang benar-benar mencari fitur AI yang advance, bukan yang sekedar gimmick. Dan brand juga harus berhati-hati menyematkan fitur AI ini.
Mengapa saya membahas AI, pertanyaanya sederhana, bagi brand di papan tengah 5 besar (posisi 3, 4, 5) apakah fokus ke AI ini bisa memberikan manfaat untuk brand dalam menguasai pasar? Atau hanya akan jadi gimmick yang nantinya hilang digeser tren lain? Karena investasi ke AI ini tidak bisa cepat dan harus dibangun untuk jangka panjang.
Jawabannya bisa jadi adalah kejelian melihat segmentasi pasar yang disesuaikan dengan jajaran seri yang dirilis. Kebingungan akan segmentasi pasar ini biasanya terjadi di segmen produk menengah sampai premium, karena urusan harga yang cukup sensitif. Tapi segmen ini biasanya jadi penopang market share yang cukup besar jadi harus diperhatikan. Apalagi kenaikan harga produk juga akan mempengarui minat beli, apakah tambahan AI jadi salah satu solusi agar konsumen mau membayar lebih?
Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menghadirkan fitur atau fasilitas AI yang benar-benar memberikan manfaat, berguna mendukung aktivitas konsumen, fitur yang lebih advance serta bukan sekedar gimmick.
Kembali ke OPPO, mereka sedang sibuk menggelar promo Reno12 Series, yang cukup unik karena mencampuradukkan segmentasi menengah – premium dan bawah di satu kesempatan dalam sebuah mall yang segmentasi sebenarnya ada di menengah – atas. Apakah Reno12 Series yang punya line up dari bawah ke atas ini bisa menjaga OPPO masuk 5 besar penguasa market share untuk Indonesia? Atau jangan-jangan Tecno yang akan bersiap rilis produk baru akan melibas seri Reno 12 biasa dan Reno12 F, sedangkan Reno12 Pro akan dilibas ‘King Finix’ yang hadir dengan ponsel desain keren seri Note 40 dengan harga super terjangkau.
Kita tunggu data Canalyst untuk pasar Indonesia. Ini momen bersejarah yang menarik untuk disimak.
Gamber header: AI