Dark
Light

Oculus Dikabarkan Sedang Merancang Periferal Motion Controller

1 min read
July 21, 2014

Berhasil menyajikan headset virtual reality yang menjanjikan dan mendapatkan berbagai dukungan dari segala kalangan tampaknya tidak membuat Oculus berpuas diri. Perusahaan yang diujungtombaki oleh duet Palmer Luckey dan Brendan Iribe ini dilaporkan sedang mengembangkan periferal motion controller mereka sendiri.

Saat Oculus Rift versi development kit pertama kali dilepas di pasar, khalayak dari berbagai industri meresponnya dengan sangat antusias dan berbondong-bondong berpartisipasi untuk mengembangkan konten dan hardware pelengkap. Berbagai game sudah disiapkan untuk mendukung Oculus Rift, kita juga telah menyaksikan bagaimana developer menciptakan omnidirectional treadmill khusus untuknya.

Bahkan ketika versi retailnya belum dirilis, Oculus sudah mendapatkan pemasukan jutaan dolar dari ‘tester‘, developer dan juga investor. Mereka juga telah berkolaborasi dengan para pencipta software dalam mengembangkan kode (atau bahasa pemrograman) khusus dalam mendukung perangkat VR Oculus.

 

Info menarik: Setelah Diakuisisi Facebook, Kini Giliran Oculus Akuisisi Tim Desainer Controller Xbox 360

 

Metode motion controller untuk virtual reality adalah hal yang tidak bisa dihindari. Dengan kemampuan ini, pengguna bisa memasuki dunia digital dengan lebih menyeluruh. Navigasi tidak lagi harus dilakukan dengan menyentuh keyboard atau menggenggam gamepad, tapi dari kombinasi gerakan kepala, tangan dan jari.

Bulan lalu kita sudah mendengar kabar bahwa Oculus telah mengakuisisi Carbon Design. Tim ini adalah talenta yang berjasa dalam merancang dan menciptakan beberapa periferal ikonik, seperti controller Xbox 360 dan juga Microsoft Kinect. Kita bisa berasumsi bahwa bersama dengan Oculus, tim Carbon Design mengambil peranan penting pada penciptaan periferal motion controller tersebut.

Dalam pengembangan headset virtual reality, tim Oculus telah melakukan berbagai macam uji coba, seperti riset medan magnet, cahaya inframerah dan berbagai jenis teknologi kamera agar device dapat mengetahui apakah ada orang di dalam ruangan serta membaca gerakan tangan mereka.

Kekurangan terbesar yang ada dalam teknologi motion controller sekarang adalah keterbatasan sudut jangkauan. Karena mayoritas produk kamera dan sensor sejenis diarahkan ke pemain, periferal tersebut akan berhenti bekerja saat Anda memalingkan tubuh.

 

Info menarik: Ingin Lebih Memahami Virtual Reality? Oculus Segera Adakan Konferensi Oculus Connect

 

Oculus pernah memamerkan salah satu headset VR mereka berkemampuan motion control, dengan memasangkan sebuah kamera di sana. Tapi kita tidak tahu apakah metode yang sama akan diterapkan sang produsen di dalam versi retailnya nanti.

Perlu Anda ketahui bahwa sudah ada lebih dari enam perusahaan yang sedang mengembangkan perangkat motion controller demi melengkapi Oculus Rift. Maka demikian, perangkat motion sensor dengan brand Oculus mempunyai potensi besar untuk menyakiti sebagian developer. Padahal yang paling mereka tidak inginkan adalah kehilangan dukungan dan minat dari para perusahaan third-party.

Pertanyaan terbesar yang muncul saat ini adalah, apakah motion controller itu akan dibundel langsung bersama Oculus Rift, atau ditawarkan secara terpisah sebagai opsi tambahan? Oculus belum memberikan komentar apa-apa. Mungkin kita akan mendapatkan kabar lebih lanjut dalam konfrensi Oculus Connect nanti.

Sumber: CNET. Gambar: Arstechnica.

Previous Story

Meninjau Kematangan Ekosistem Digital di Indonesia Lewat Tiga Perusahaan Internet Terbesar

Next Story

Blurone, Aplikasi Praktis Buat Bikin Gambar Blur

Latest from Blog

Don't Miss

Play For Dream Technology Masuki Pasar Virtual Reality Asia-Pasifik

Dengan semakin berkembangnya medium hiburan saat ini, kehadiran teknologi-teknologi hiburan
Meta Quest 3

Meta Quest 3 Disingkap: Lebih Ringkas, Lebih Bertenaga, Bisa Mixed Reality

Meta belum lama ini menyingkap Meta Quest 3, virtual reality