Lembaga riset Niko Partners hari ini meluncurkan laporannya yang mencakup dinamika pasar permainan online (online gaming) di kawasan Asia Tenggara, yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Menurut perhitungan Niko Partners, di tahun 2017 diprediksikan perolehan di bidang ini mencapai $1,2 miliar atau naik dua kali lipat dibanding nilainya saat ini. Saat itu diperkirakan jumlah online gamer-nya mencapai 132 juta orang.
Data terakhir yang digali oleh lembaga riset ini menunjukkan bahwa saat ini jumlah online gamer di kawasan Asia Tenggara mencapai 85 juta orang dengan jumlah pendapatan mencapai $661 juta. Kebanyakan dari permainan online tersebut diakses melalui PC dan metode pembayaran yang banyak digunakan adalah secara tunai di kafe Internet (warung Internet) atau toko ritel.
Selain besaran pasar dan jumlah pengguna, Niko juga memprediksikan bahwa Indonesia akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan jumlah pemainonline gaming tertinggi di kawasan Asia Tenggara dalam periode lima tahun ke depan. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan, mengingat jumlah pengguna Internet Indonesia yang jauh lebih besar dari negara tetangga dengan potensi pendapatan yang juga luar biasa.
Lisa Cosmas Hanson, Managing Partner Niko Partners dalam rilis persnya mengatakan, “Permainan mobile mengalami booming di Asia Tenggara sebagaimana yang terjadi di seluruh dunia, meskipun demikian permainan online berbasis PC sebagai client tetap memiliki pesona dan akan terus mengalami pertumbuhan pendapatan secara agresif dalam periode lima tahun mendatang. Kami cukup terkejut saat menemukan bahwa banyak PC gamer garis keras yang secara total mengacuhkan permainan mobile, suatu perilaku yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan populasi pemain game di Cina.”
Di Cina, bisa dibilang semua gamer juga memainkan juga sejumlah permainan di perangkat mobile-nya, sementara di Asia Tenggara hampir seperempat dari total responden mengatakan mereka sama sekali tidak memainkan mobile games dalam bentuk apapun.
Untuk membuat laporan ini, Niko melakukan survei terhadap lebih dari 15.000gamer, di mana kebanyakan dari mereka adalah laki-laki, berusia muda, memiliki antusiasme garis keras untuk bermain client-based MMOGs. Selain itu metodologi yang digunakan juga mencakup wawancara dengan sejumlah eksekutif perusahaan permainan online di kawasan Asia Tenggara dan perusahaan pembayaran.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.