Dark
Light

Nielsen: Penggunaan Ponsel untuk Berinternet di Asia Tenggara Semakin Tinggi

1 min read
September 22, 2011

Laporan terbaru Nielsen tentang perilaku berinternet di negara-negara Asia Tenggara menunjukkan peningkatan penggunaan ponsel untuk berinternet. Survei ini bukan cuma untuk Indonesia, melainkan untuk Asia Tenggara secara keseluruhan. Meskipun tidak disebutkan negara apa saja yang disurvei, Nielsen menyimpulkan bahwa dalam 12 bulan ke depan, pengaksesan Internet melalui ponsel — khususnya smartphone — akan mencapai angka 61%. Meskipun berinternet di rumah tetap mendominasi sebagai media pengaksesan utama, nilainya mengalami  penurunan yang signifikan.

Selain ponsel, ada 33% orang yang menyatakan akan menggunakan handheld devices non-ponsel — seperti tablet, iPod touch, PSP — untuk berselancar di dunia maya. Meskipun angka tersebut tidak serta-merta menunjukkan bahwa berinternet di ponsel sebagai media yang utama — hanya 4% yang memilihnya di tahun 2010 — tapi ada pergeseran kultur yang mendorong semakin tingginya tingkat penggunaan Internet melalui ponsel ataupun handheld devices lainnya. Konsumen yang disurvei bebas memilih sebanyak mungkin media untuk berinternet — bahkan bila menggunakan semua media sekalipun — itu yang menyebabkan angka di chart bisa lebih dari 50% untuk sejumlah media.

Matt Bruce sebagai Managing Director of Audience Measurement Nielsen di kawasan APMEA (Asia Pacific, Middle East, and Africa) mengatakan bahwa kawasan Asia Tenggara sangat cepat untuk menerima dan mengadopsi penggunaan teknologi baru seperti smartphone dan tablet untuk penggunaan Internet on-the-go. Ini menyiratkan bahwa adopsi di kawasan ini secara umum lebih baik ketimbang region yang lain, bahkan ketimbang negara maju sekalipun.

Untuk Indonesia hal itu bukanlah kejutan. Penetrasi Internet dengan jaringan kabel (Internet cable) yang lambat dan kondisi geografis yang cenderung sulit membuat teknologi mobile menjadi solusi yang tepat. Fakta menarik bahwa penduduk di negeri Jiran yang notabene sudah memiliki layanan Internet cable dengan kecepatan tinggi dan masih memilih pengaksesan via mobile menunjukkan potensi smartphone yang memiliki kemampuan luar biasa.

Peningkatan kepemilikan smartphoner berbasis iOS dan Android yang semakin tinggi adalah pemicunya. Tentu saja kita tidak bisa menafikkan kenyataan bahwa pengaksesan jejaring sosial ataupun media online lainnya memang lebih nyaman melalui perangkat mobile. Pemilik konten yang ingin menjaring lebih banyak pengunjung pasti harus lebih banyak belajar tentang perilaku konsumennya ini.

Bruce menutup wacana penggunaan ponsel untuk berinternet dengan menyatakan bahwa untuk mereka yang berada di bisnis pembuatan konten di Internet, seperti halnya pemilik media, pemahaman mendalam tentang tipe perangkat ataupun sistem operasi yang digunakan oleh konsumen untuk mengakses situs-situs adalah sangat critical untuk menjamin bahwa konten yang diberikan dikustomisasi secara tepat (kepada setiap pengguna).

Previous Story

Erwan Mace, Pencipta Frenzapp Bergabung Dengan Google Sebagai Developer Relations

Next Story

idblogNetwork: About Funding and Its Business Future

Latest from Blog

Don't Miss

OPPO Pamer Case Eksklusif Maison Kitsuné dan Booth Interaktif Find X8 Series di Desa Kitsuné, Bali

OPPO berhasil menciptakan pengalaman unik bagi para penggemar teknologi dan
Realme-GT-7-Pro-Diluncurkan-Secara-Global,-Pertama-dengan-Chipset-Snapdragon-8-Elite

Realme GT 7 Pro Diluncurkan Secara Global, Pertama dengan Chipset Snapdragon 8 Elite

Lewat acara peluncuran bertajuk “Explore the Unexplored”, Realme telah memperkenalkan