Dark
Light

Ngajarin: Layanan Edukasi Interaktif Berupa Playgroup Online

2 mins read
May 15, 2012

Seperti biasa, saya sedang melakukan ‘jalan-jalan’ di Startuplokal Showcase, dan kali ini saya menemukan sebuah proyek media pembelajaran anak, yang menurut saya memiliki tampilan visual yang cukup menarik. Namanya Ngajar.in.

Secara singkat bisa dijelaskan bahwa Ngajar.in ini merupakan media pembelajaran untuk anak 2 – 6 tahun yang memberikan fasilitas bagi orang tua yang ingin mengajarkan beberapa hal pada anak mereka dengan bantuan internet. Di situs ini Anda atau anak Anda bisa melakukan beberapa hal, seperti mewarnai atau memainkan game edukasi sederhana. Ada beberapa jenis pilihan menu/permainan edukasi yang bisa dinikmati, antara lain lingual, sosial, logika, musikal, visual, kinetik, natural, personal dan spiritual. Beberapa menu ini telah bisa diakses, namun ada beberapa yang belum dikembangkan lebih lanjut.

Atas ketertarikan visual dari proyek ini, saya kemudian mengontak penggagas Ngajar.in yaitu Satriyo Niti Atmojo. Satriyo menjelaskan bahwa Ngajar.in ini awalnya merupakan proyek waktu luang, namun setelah 1 bulan pengerjaan, ia berhasil menambahkan beberapa orang dalam tim Ngajar.in, antara lain Samuel Philips Kawuwung, Iqqi Phoenix, dan Fly – yang merupakan para blogger dari Surabaya – untuk mengembangkan media pembelajaran Ngajar.in. Satriyo sendiri saat ini mengembangkan studio desain di Surabaya bernama Vordaya.

Ngajar.in awalnya muncul sebagai proyek yang ditujukan bagi kedua anak Satriyo yang usianya 2 dan 4 tahun. Satriyo menjelaskan bahwa, kabar tentang situs ini kemudian disebarkan ke orang tua disekolah dengan harapan dapat memberikan aktivitas tambahan pada anak dan sekaligus mengenalkan dunia maya dalam artian positif sejak dini. Niatan untuk mengenalkan internet sebagai sesuatu yang positif juga mendasari munculnya Ngajar.in.

Kalau melihat situs mereka, ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang bagi saya menarik, setidaknya bisa diperuntukkan bagi keponakan saya yang masih kecil. Misalnya adalah fasilitas mewarnai, yang masuk dalam menu belajar visual. Ada beberapa pilihan bentuk yang bisa diwarnai, mulai dari binatang, pesawat dan kereta api. Meski beberapa fitur yang ada masih terbatas, seperti tidak ada tambahan kuas dan fasilitas untuk menghapus kesalahan pewarnaan namun saya pikir, tampilan visual yang cukup baik dan proses mewarnai dengan tetikus, berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut. Beberapa gamification juga sepertinya bisa ditambahkan atau ditingkatkan di Ngajar.in untuk pengembangan selanjutnya.

Ketika ditanya tentang pengembangan dari proyek ini, Satriyo menjelaskan bahwa memang pengembangan Ngajar.in ini “dihentikan sementara” (dalam tanda kutip, sepertinya yang dimaksud adalah belum ada pengembangan lebih lanjut), ada beberapa masalah teknis yang dihadapi. Salah satunya adalah akses pengunjung dari perangkat bergerak, karena berbasis flash, Ngajar.in tidak bisa berjalan dengan baik di beberapa perangkat.

Rencana untuk mengembangkan Ngajar.in menjadi sebuah startup juga dijelaskan Satriyo memang ada, namun kurangnya modal secara finansial adalah kendala dalam mengembangkan Ngajar.in. Saat ini mereka juga berusaha untuk mencari donasi dana atau investasi untuk Ngajar.in.

Ide pengembangan untuk Ngajar.in juga sudah dipikirkan oleh tim pengembangan, yaitu mengembangkannya menjadi jejaring sosial khusus anak, kira-kira untuk anak 2 tahun – 12 tahun. Ide ini muncul dari kegiatan playgroup yang penuh dengan interaksi, dan tidak hanya bermain dan belajar secara individu. Oleh karenanya Ngajar.in kemudian disebut playgroup online Indonesia.

Kalau melihat fasilitas dan fitur yang ada sekarang, tentu saja yang pertama terbayang dikepala saya adalah aplikasi untuk perangkat tablet. Proses mewarnai bisa jadi akan lebih asik jika dilakukan di perangkat tablet, apalagi dijelaskan bahwa akses pengguna banyak yang datang dari perangkat bergerak.

Untuk yang web, sebetulnya pengembangan bisa terus dilanjutkan, akses via web, meski bisa jadi kini mulai teralihkan dengan tablet tetap bisa jadi pilihan, bisa dengan laptop atau desktop. Namun kelengkapan fitur memang harus dipenuhi, seperti gamification agar lebih menarik, lagu, efek berhasil ketika melakukan satu aktivitas tertentu atau kelengkapan kuas untuk fasilitas mewarnai seperti yang saya sebutkan di atas.

Layanan di segmen pendidikan sebenarnya menjadi peluang yang masih kurang dikembangkan oleh startup/proyek di Indonesia, terutama yang menyasar pasar retail atau orang umum, kebanyakan masih seputar layanan menyasar konsumen untuk lifestyle, game atau hiburan, kalau pun ada layanan edukasi biasanya lebih pasar korporat atau lembaga pendidikan bukan yang menyasar konsumen umum. Investor yang saya temui juga beberapa kali mengisyaratkan ketertarikan mereka untuk layanan pendidikan. Sepertinya, tidak sulit untuk Ngajar.in mendapatkan dukungan, hanya saja memang fokus, serta keseriusan pengembangan harus diperkuat.

Anda yang tertarik mencoba layanan serta fitur Ngajar.in bisa menuju tautan ini. Seperti yang saya jelaskan, beberapa fasilitas memang belum lengkap, jadi jangan langsung kecewa ketika mencoba. 🙂

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Coming Soon to Ubud: Hubud, A Community Working Space

Next Story

[EVENT] Google Business Group Workshop

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft Gunakan Minecraft untuk Mengajari Anak-Anak Bahaya Banjir dan Perubahan Iklim

Sebagian besar dari kita mengenal Minecraft sebagai game untuk mengasah

Aplikasi dan Inovasi Game ke Industri Lain: Militer, Kesehatan, dan Edukasi

Game layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi, militer Amerika