Bicara soal konten multimedia, Anda pasti sudah cukup mengenal apa itu mono, stereo, dan surround. Ketiga istilah tersebut mengindikasikan letak suara yang direproduksi oleh speaker – apakah suara hanya berasal dari satu sumber (mono), dua sumber (stereo) atau beberapa sumber sekaligus (surround) sehingga suara terasa seperti mengitari Anda.
Dalam perkembangan industri audio, teknologi surround sudah bisa didapatkan dari berbagai set home theater yang dijual di pasaran. Namun ada dua alasan mengapa konsumen biasanya memilih untuk tidak membeli home theater: harganya relatif mahal dan membutuhkan banyak ruang.
Untuk mengatasi masalah yang kedua, kita bisa memilih opsi headphone berteknologi surround. Sebenarnya sudah ada cukup banyak produk-produk semacam ini di pasaran – khususnya yang ditargetkan untuk keperluan gaming – namun masih sedikit yang benar-benar dirancang untuk konsumen secara umum.
Info menarik: [Review] Headphone Jabra Evolve 80
Neoh adalah salah satu yang ditujukan untuk konsumen dari berbagai kalangan. Headphone ini dilengkapi teknologi surround yang cukup unik jika dibandingkan dengan produk-produk serupa, dan ia dirancang untuk bisa digunakan bersama perangkat-perangkat mobile.
Keunikannya terletak pada sejumlah sensor pengenal gerakan – termasuk halnya accelerometer, gyroscope dan magnetometer – yang mampu mendeteksi 9 poros (depan, belakang, kiri, kanan, atas, bawah, dan seterusnya). Data ini kemudian akan dikirimkan menuju aplikasi pendamping di smartphone atau tablet – sejauh ini hanya untuk iOS – melalui sambungan Bluetooth LE (low energy). Dari situ informasi spasial yang diperoleh akan diolah menjadi suara surround sehingga Anda akan merasa seakan-akan sedang dikitari oleh beberapa speaker sekaligus.
Prakteknya begini: saat menggunakan headphone biasa, suara yang keluar akan mengikuti posisi kepala Anda ke mana pun kepala Anda menoleh. Dengan Neoh, suara yang keluar akan tetap berada di posisi yang sama tanpa mempedulikan tolehan kepala Anda. Jadi, suara yang berasal dari arah belakang akan tetap terdengar dari belakang kepala, bukan dari sebelah kanan ketika Anda menoleh ke kiri.
Mungkin cukup sulit memahami secara menyeluruh bagaimana cara Neoh bekerja, tapi yang pasti, headphone ini mampu memberikan efek tiga dimensi pada suara yang dihasilkan. Hasilnya adalah suara seperti yang direproduksi oleh set home theater, dan pihak pengembang Neoh tidak segan menyebut produknya sebagai “wearable home theater system”.
Info menarik: JBL dan Philips Memperkenalkan Headphone Berkonektor Lightning untuk Perangkat iOS
Dari segi spesifikasi, Neoh memakai sepasang driver Neodymium berukuran 40 mm, dengan respon frekuensi 20–20.000 Hz dan impedansi 32 ohm. Ia masih memerlukan kabel untuk menyambung ke jack 3,5 mm milik perangkat mobile, sedangkan chip Bluetooth-nya hanya digunakan untuk mengirimkan data spasial ke aplikasi pendampingnya.
Neoh memanfaatkan sambungan micro USB untuk mengisi baterai internalnya yang mampu bertahan selama 18 jam saat digunakan. Meski begitu, Neoh masih berfungsi layaknya headphone biasa ketika baterainya habis – atau saat digunakan tanpa aplikasi pendampingnya – alias tanpa efek surround.
Neoh saat ini sedang menjalani kampanye penggalangan dananya di Kickstarter. Pledge terendah untuk satu unit Neoh saat ini adalah $209, atau sekitar Rp 2,6 juta. Dukungan untuk perangkat Android dan PC telah direncanakan untuk ke depannya oleh pihak pengembang Neoh.