Menurut laporan dari Reuters, 2 sumber mengatakan bahwa ByteDance (perusahaan induk dari TikTok) telah merampungkan akuisisinya atas Shanghai Moonton Technology Co., Ltd.
Menurut laporan dari media di sana, Moonton akan terus independen dalam operasinya dan mengintegrasikan jaringan ByteDance di luar Tiongkok untuk mengembangkan pasar gaming tingkat global. CEO Moonton, Yuan Jing akan terus menjabat sebagai CEO dan struktur organisasi Moonton tidak berubah.
Saya pun menghubungi Moonton langsung untuk menanyakan kebenaran kabar ini. Azwin Nugraha, PR Manager dari Moonton Gaming pun mengatakan, “Saat ini saya masih belum bisa berkomentar, namun dalam waktu dekat memang akan ada pengumuman terkait hal ini,”
Buat yang belum tahu, Bytedance sendiri merupakan perusahaan raksasa. Meski di luar Tiongkok, mungkin produknya yang dikenal banyak orang hanya TikTok. Bytedance didirikan oleh Zhang Yiming di 2012. Bulan Mei 2020, ByteDance diprediksi memiliki valuasi sebesar US$100 miliar (hitung sendiri jika dikonversi ke Rupiah berapa).
Jika akuisisi tadi benar, hal tersebut mungkin adalah kabar baik bagi para pelaku ekosistem esports di tanah air — khususnya tim-tim esports yang berkiprah di MLBB. Pasalnya, meski MLBB memang sangat populer dan mendominasi pasar Indonesia ataupun Asia Tenggara, Moonton sepertinya sedikit kesulitan dalam melakukan penetrasi ke pasar barat ataupun bagian Asia lainnya (seperti India, Timur Tengah, dan kawan-kawannya).
Kenapa saya bisa bilang begitu? Sebagai perbandingan, mari kita lihat 2 game mobile lainnya yang juga mendominasi pasar esports Indonesia: PUBG Mobile dan Free Fire. Kedua game tersebut dirilis setelah MLBB dan membangun ekosistem esports mereka setelah ada MPL (liga profesional untuk MLBB). Namun keduanya lebih sukses dalam melakukan penetrasi di luar pasar Asia Tenggara. Anda bisa melihat perbandingan kami antara PUBG Mobile dan Free Fire di tautan ini. Atau, Anda juga bisa membaca ulasan kami soal skema lengkap ekosistem esports MLBB dan PUBG Mobile di Indonesia. Selain itu, bukti lainnya, terlihat dari popularitas RRQ Hoshi yang memang didominasi fans asal Indonesia.
Dengan jaringan ByteDance dan TikTok, MLBB bisa lebih mudah dalam mencari popularitas di luar pasar dominan mereka (Indonesia dan Filipina). Sebagai perbandingan, pengguna aktif TikTok setiap bulan mencapai 689 juta (menurut laporan tahun 2021) sedangkan perkiraan pengguna aktif bulanan untuk MLBB hanya mencapai 78 juta pemain.