Berdiri sejak tahun 2018, Ajaib Group kini memiliki dua instrumen investasi di platform digitalnya, yaitu Ajaib Sekuritas (PT Ajaib Sekuritas Asia – hasil akuisisinya terhadap Primasia Unggul Sekuritas) untuk saham dan Ajaib Reksadana (PT Takjub Tekonologi Indonesia) untuk produk reksa dana.
Bisa dibilang Ajaib adalah salah satu platform investasi dengan pertumbuhan paling pesat saat ini didukung dengan pendanaan kuat. Awal tahun ini Ajaib telah mengumumkan dua perolehan pendanaan Seri A dengan nilai total $90 juta atau Rp1,3 triliun.
Co-Founder dan CEO Ajaib Anderson Sumarli berbagi cerita kepada DailySocial tentang mimpi-mimpinya membangun platform digital untuk anak muda ini.
Terinspirasi Robinhood
Sebagai anak muda, Anderson dan teman-temannya merasa frustrasi terhadap kurangnya platform perdagangan saham yang membantu investor pemula belajar tentang perdagangan saham. Ia terinspirasi banyaknya broker online inovatif, termasuk platform seperti Robinhood di Amerika Serikat dan XP Investimentos di Brasil.
Dengan misi mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi, Anderson membangun Ajaib untuk menciptakan pengalaman jual/beli saham online yang mudah diakses bagi investor pemula di Indonesia.
“Untuk bisa menarik perhatian lebih banyak target pengguna, Ajaib dilengkapi dengan tampilan aplikasi yang ramah pengguna dan mudah dipahami, menyediakan materi edukasi bagi investor pemula serta layanan jual/beli saham dengan biaya rendah. Ajaib juga menyediakan layanan investasi reksa dana tanpa biaya sebagai diversifikasi,” kata Anderson.
Ia membangun Ajaib bersama Co-Founder Yada Piyajomkwan, Salah satu titik tolak Ajaib adalah lolos di program inkubator Y Combinator. Hal tersebut menjadi momen yang membanggakan bagi Anderson, karena dapat mewakili teknologi Indonesia di kancah dunia.
“Kami sangat bersyukur karena Ajaib diakui oleh inkubator teknologi kelas dunia seperti Y Combinator. Melalui pengalaman tersebut, saya bertemu dengan para pemimpin teknologi luar biasa dari seluruh dunia dan mempelajari banyak hal dari mereka,” kata Anderson.
Dimulai dari reksa dana
Ajaib menyediakan portofolio yang personal berdasarkan profil risiko pengguna. Dimulai dari reksa dana, tahun 2020 Ajaib Group mengumumkan akuisisi terhadap Primasia Unggul Sekuritas (Primasia Sekuritas). Pialang saham tersebut kemudian dialihnamakan menjadi Ajaib Sekuritas.
“Kami percaya pada kekuatan investor-investor muda ritel Indonesia. Kami juga percaya bahwa produk dan edukasi terbaiklah yang akan menang. Ajaib tumbuh dengan pesat secara organik dan kami akan terus berinvestasi pada pengembangan produk serta kampanye edukasi kami,” kata Anderson.
Menurut Anderson saat ini jumlah investor saham di Indonesia masih sangat sdikit. Tercatat pada bulan Desember 2020 lalu, kurang dari 2 juta orang Indonesia yang memiliki akun investasi saham, atau kurang dari 1% dibandingkan total populasi. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.
Penetrasi investasi saham di Indonesia, menurut Anderson, juga masih sangat rendah, karena investasi saham hanya disediakan untuk seseorang dengan kekayaan yang mampu membayar komisi tinggi dan terbiasa melakukan perdagangan melalui pialang offline.
“Ajaib adalah broker saham online pertama di Indonesia. Ajaib membuat investasi saham dapat diakses oleh milenial melalui aplikasi dengan biaya rendah dan tampilan aplikasi yang ramah pengguna,” klaim Anderson.
Ingin tambah investor milenial
Masih banyak rencana dan target yang ingin dicapai perusahaan. Saat ini Ajaib fokus menjangkau dan mengedukasi lebih banyak milenial tentang pentingnya investasi dan perencanaan keuangan sejak muda. Hal tersebut dilakukan guna mendukung upaya pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi saham dan perencanaan keuangan sejak dini.
Ajaib menggandeng Bursa Efek Indonesia untuk inisiasi 1000 Program Generasi Saham. Program tersebut merupakan kegiatan edukasi literasi keuangan dan fokus pada daerah-daerah di Indonesia dengan tingkat literasi keuangan yang rendah.
Berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI), pertumbuhan investor saham baru sepanjang 2020 meningkat signifikan. Tercatat ada penambahan sebanyak 590.658 SID baru dan investor pasar modal telah tumbuh 53,47% dibanding tahun 2019. 70% dari total investor baru pada 2020 didominasi kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun.
1 dari 5 investor saham di Indonesia diklaim berinvestasi di Ajaib.
Meskipun demikian, pertumbuhan investor saham baru ini juga perlu diimbangi dengan edukasi agar kualitas investor domestik meningkat dan memastikan generasi muda Indonesia memahami pentingnya berinvestasi sejak dini.
“Saya percaya pada kekuatan milenial di Indonesia. Saya yakin milenial akan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia dalam waktu dekat,” tutup Anderson.