Perusahaan di balik game Genshin Impact, yaitu miHoYo, baru saja mengumumkan penggantian brand mereka, menjadi HoYoverse. Mereka menyatakan bahwa HoYoverse merupakan entitas baru mereka, yang akan menangani pengguna mereka yang berada di luar Tiongkok.
Selain fokus yang dikhususkan, HoYoverse juga akan berfokus dalam mengembangkan teknologi terbaru, untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka untuk memberikan kualitas terbaik, serta mengoptimasi pengalaman bermain pemain. Hal ini dinyatakan secara singkat di sini.
Namun perubahan yang paling dekat dengan pemain adalah perubahan alamat situs resmi mereka, dari genshin.mihoyo.com menjadi genshin.hoyoverse.com. Perubahan alamat ini tidak diumumkan secara gamblang oleh HoYoverse, sehingga sempat menyebabkan kebingungan sesaat di komunitas saat melakukan login.
Game-game yang HoYoverse pegang saat ini melingkupi Genshin Impact, Honkai Impact 3rd, dan Tears of Themis. Perubahan-perubahan lain yang dapat dilihat langsung dari penggantian brand ini adalah pengunggahan ulang beberapa video dari game mereka, dengan brand yang baru di awal video, dan juga penggantian brand pada media sosial mereka, seperti Facebook dan Twitter.
“Misi kami membentuk HoYoverse bertujuan untuk menciptakan sebuah dunia virtual yang luas, yang menggabungkan game, anime, dan jenis hiburan lainnya, yang akan memberikan pemain kebebasan tingkat tinggi,” kata Haoyu Cai, co-founder dan CEO dari HoYoverse.
“Kami akan melanjutkan untuk memfokuskan strategi operasi jangka panjang, dan inovasi di berbagai bidang, termasuk kecerdasan buatan, komputasi awan, dan pipeline construction, untuk menjamin konten yang diciptakan akan memenuhi ekspektasi pemain di seluruh dunia, untuk pengalaman di dunia virtual yang terbaik.”
Perubahan ini kemungkinan dilakukan untuk mempermudah HoYoverse mengatur kebijakan dalam pembelian in-game. Dengan markas besar baru mereka di Singapura, HoYoverse dan Cognosphere (selaku publisher) dapat melampaui beberapa pembatasan yang dibuat oleh negara tertentu.
Untuk saat ini, Tiongkok sendiri memiliki hubungan yang kurang baik dengan sejumlah negara, yang menyebabkan pencegahan keuntungan yang mengalir deras ke negara Tiongkok, atau regulasi mengenai produk mereka.
Namun berbeda dengan Tiongkok, Singapura tidak memiliki kendala tersebut. Contoh terbaru atas praktek ini pernah dilakukan oleh Tencent, salah satu perusahaan game raksasa asal Tiongkok, yang menggunakan perusahaan mereka di Singapura, sebagai usaha untuk mengatasi pelarangan pemakaian game mereka di India.