Menilik Geliat Dunia Pokémon Kompetitif di Indonesia

Dibanding esports lain Pokémon tidak butuh keahlian fisik, namun gantinya butuh persiapan panjang

Banyak orang mengenal Pokémon sebagai seri RPG yang imut dan menggemaskan. Kesenangan mengumpulkan monster, kemudian melatih mereka dan mengalahkan para trainer elit telah menjadi formula sukses yang bertahan selama dua dekade lebih. Akan tetapi, bagi sebagian orang, jiwa kompetitif seorang trainer itu tidak hanya diwujudkan dalam dunia virtual, tapi juga dibawa ke dunia nyata.

Sejak Pokémon Red and Blue dirilis pada tahun 1996, PvP merupakan fitur inti yang tak terpisahkan dari seri ini. Bukan hanya melawan NPC di game, para trainer juga gemar beradu kemampuan satu sama lain. Dunia Pokémon kompetitif mungkin tidak sebesar esports lain seperti Dota 2 atau League of Legends, tapi ekosistem ini memiliki banyak penggemar setia dan disupervisi langsung oleh The Pokémon Company International.

Indonesia pun memiliki banyak pecinta Pokémon yang tergabung dalam komunitas bersama PKMN-id. Kiprah mereka di dunia Pokémon kompetitif sudah cukup panjang, juga diwarnai berbagai prestasi baik di dalam ataupun luar negeri. Mari berkenalan dengan PKMN-ID dan mengintip apa saja kegiatan yang mereka lakukan.

Menaungi segala minat terhadap Pokémon

PKMN-id, atau Indonesian Pokémon Community, didirikan pada bulan April 2014 oleh founder bernama Hashegi Hanjaya. Dari sejak awal pendiriannya, komunitas ini memang memiliki tujuan untuk mengembangkan ekosistem Pokémon kompetitif, baik di kompetisi video game (VGC, Video Game Championships) maupun card game (TCG, Trading Card Game). PKMN-id ingin mempersatukan para penggemar Pokémon di Indonesia dalam satu wadah, dan membawa para pemain Pokémon VGC ataupun TCG berprestasi di kancah internasional.

Tentu saja, seiring berjalannya waktu, franchise Pokémon itu sendiri semakin berkembang ke genre lain. Pokkén Tournament dan Pokémon GO muncul di tahun 2016, membawa variasi baru terhadap dunia penggemar Pokémon. PKMN-id juga berusaha untuk mewadahi dua game tersebut, tapi pada akhirnya aktivitas yang diadakan bergantung pada game apa yang sedang banyak dimainkan penggemar.

“Kalau untuk VGC scene sih sekarang lagi bukan waktu ideal banget. Dulu kita bikin circuit sendiri, tapi karena peminat berkurang, rata-rata karena faktor bosan game-nya masih pakai Ultra Sun dan Ultra Moon (USUM), jadi pada banyak yang ga main. USUM sendiri juga kurang menarik bagi banyak orang karena kata orang-orang lebih mirip DLC dibanding game baru,” jelas Hashegi kepada Hybrid.

Aktivitas TCG di PKMN-id | Sumber: Dokumentasi PKMN-id

“Tapi kalau untuk kompetitif sendiri, ada beberapa player kita yang ke luar negeri untuk ikut pertandingan. Biasanya pada sering ke Singapura sama Malaysia.” Pencapaian para trainer di PKMN-id memang sudah cukup banyak. Contohnya Matthew Siliwan yang meraih juara 2 di Malaysia Regional Championship 2015. Atau Guntur Prabowo yang menjuarai Pokémon Championships Melbourne Regionals 2018. Hashegi sendiri sering mendapat panggilan untuk menjadi juri atau staf resmi turnamen Pokémon VGC di Singapura, Malaysia, serta Australia.

Mudah dimainkan, tapi butuh banyak persiapan

Grup PKMN-id saat ini memiliki anggota kurang lebih 4.000 orang, namun menurut Hashegi banyak di antara mereka yang hanya silent reader atau pemain kasual. Nintendo memang memasarkan Pokémon sebagai game kasual yang family friendly, jadi sedikit sulit untuk mengajak orang bermain secara kompetitif. Andai pun ada yang berminat, baik penyelenggaraan dan partisipasi sebuah turnamen sama-sama tergolong gampang-gampang susah.

“Jadi kan kalau game fighting, Dota, MOBA yang lain kita modal HP/PC langsung bisa main kan ya ga perlu preparasi. Kalau Pokémon itu kan butuh 3DS dulu, butuh game-nya. Terus udah gitu harus siapin Pokémon-nya dulu, Pokémon-nya dilatih, dites sinerginya, trial run tim, baru ikut turnamen,” kata Hashegi.

Kelebihannya dibanding esports lain, Pokémon lebih aksesibel karena tidak membutuhkan latihan muscle memory (kecuali Pokkén Tournament). Asalkan sudah paham strategi dan mekanisme permainannya, siapa pun bisa bermain bagus di turnamen dengan latihan selama 1-2 bulan saja. “Ga gampang, tapi bukan impossible. Ga seperti misalnya saya main AOV baru 3 bulan ikutan pro competition pasti ga bisa,” Hashegi menyebut dunia Pokémon VGC sebagai kompetisi yang “easy to play, hard to master, easy to win, hard to join”.

Guntur Prabowo dan M. Hafidz Syahril saat bertanding di Malaysia | Sumber: Dokumentasi PKMN-id

Tersandung masalah distribusi

Di awal-awal pendiriannya, komunitas PKMN-id biasanya mengadakan turnamen secara kecil-kecilan di food court. Akan tetapi di akhir 2014, mereka berhasil menggelar turnamen besar untuk pertama kalinya di sekolah Al-Azhar dengan peserta mencapai 70 orang. Aktivitas mereka terus berkembang pesat, bahkan dapat menyelenggarakan turnamen resmi yang menghasilkan poin kualifikasi ke Pokémon World Championship pada bulan Januari 2015. Tapi kemudian terjadi masalah yang tak terduga.

Untuk mengadakan turnamen resmi di luar Jepang dan Korea, sebuah komunitas harus terlebih dahulu mengajukan izin ke Organized Play!, divisi khusus perusahaan The Pokémon Company International (TPCi) yang bertugas mengelola turnamen official Pokémon. Namun salah satu syarat untuk memperoleh izin turnamen resmi adalah bahwa negara yang bersangkutan harus memiliki distribusi game Pokémon resmi juga.

Game Pokémon yang ada di Indonesia itu sebenernya ga resmi 100%, karena barang yang dijual di sini itu dianggap penjualan area Singapura dan Malaysia. Dengar-dengar sih karena masalah pajak, birokrasi, dan sebagainya. Jadi TPCi ga bisa kasih kita turnamen resmi untuk saat ini, walaupun saya sudah bolak-balik ketemu sama big boss-nya hahaha,” cerita Hashegi.

Para trainer di PKMN-id masih berharap akan adanya turnamen resmi lagi seperti tahun 2015, tapi selagi belum ada izin dari TPCi, mereka harus rela terbang ke luar negeri bila ingin bertanding secara resmi. Untuk memfasilitasi jiwa kompetitif trainer Indonesia, PKMN-id kemudian mendirikan sirkuit kompetisi sendiri yang disebut PKMN-id Trainer Circuit (PTC).

PTC diselenggarakan secara offline maupun online. Pada tahun 2018 kemarin, PTC diselenggarakan secara offline sebanyak empat kali di Jakarta dan online sebanyak tujuh kali. Grand Final PTC 2018 berlangsung dalam acara Indonesia Game Xperience (IGX), dengan hadiah total Rp5.000.000. Sementara itu untuk tahun 2019, PKMN-id baru menyelenggarakan turnamen online saja dalam wujud PTC dan PSL (Pokémon Shadow League). Final kedua turnamen ini direncanakan akan jatuh pada bulan Mei 2019 nanti.

Sementara untuk game lain, misalnya Pokkén Tournament, PKMN-id juga kerap mengadakan acara berupa pameran. Contohnya pameran di Indonesia Comic Con, serta berbagai turnamen persahabatan yang lebih kasual. Tujuannya adalah supaya dapat lebih mudah menarik minat masyarakat.

Berprestasi walau tanpa dukungan resmi

Tidak adanya izin dari TPCi untuk mengadakan turnamen resmi tidak menghalangi PKMN-id untuk terus aktif berkegiatan dan berkompetisi. Sejumlah anggota komunitas tersebut telah mencatatkan prestasi yang baik di beragam turnamen, online ataupun offline, bahkan di kompetisi tingkat dunia. Berikut ini beberapa pencapaian yang telah mereka torehkan:

  • Juara 1 Pokémon Championships 2018 Melbourne Regionals | Guntur Prabowo
  • Juara 1 Pokémon Premier Challenge 2018 Los Angeles | Andrew Prabowo
  • Juara 1 Pokémon Premier Challenge 2018 Werribee | Guntur Prabowo
  • Juara 2 Pokémon Special Event 2017 Singapore | M. Hafidz Syahril
  • Juara 2 Pokémon Premier Challenge 2017 Selangor | Taufik Wiradarmo
  • Top 4 Pokémon Premier Challenge 2018 Los Angeles | Andrew Prabowo
  • Top 4 Pokémon Premier Challenge 2018 Ormond | Guntur Prabowo
  • Top 4 Pokémon Special Event 2017 Telegraph Bay HK | William Tong
  • Top 4 Pokémon Mid-Season Showdown 2017 Kuala Lumpur | Taufik Wiradarmo

Masih banyak lagi pencapaian lainnya yang tidak cukup bila dicantumkan semua di artikel ini. Saat ini Pokémon VGC di Indonesia masih sedikit lesu, tapi itu akan berubah ketika Nintendo merilis judul Pokémon baru di Nintendo Switch nantinya. Kita tentu berharap supaya lebih banyak lagi pemain Pokémon di Indonesia yang berminat untuk berkompetisi secara serius, dan supaya trainer Indonesia dapat lebih berprestasi lagi.

Kompetisi Pokken Tournament DX di Creators Super Fest 2019 | Sumber: Creators Super Fest

Tahun 2019 ini pun PKMN-id terus aktif mengadakan turnamen, baik Pokémon VGC, TCG, atau Pokkén. Salah satu turnamen tersebut adalah turnamen Pokkén yang akan digelar di acara CIMB Niaga Xtra Xpo/Creators Super Fest 2019 pada tanggal 16 – 17 Februari nanti. Bila Anda berminat untuk tahu lebih dalam tentang dunia Pokémon VGC, Anda dapat mengikuti guide komprehensif di tautan berikut. Dan untuk segala macam informasi serta kegiatan seputar Pokémon, langsung saja bergabung dengan Facebook Group PKMN-id.