Dark
Light

Mengintip Landscape Startup Taiwan

1 min read
August 20, 2013

APEC Start-Up Accelerator Leadership Summit 2013 merupakan sebuah ajang eksklusif, yang dihadiri hanya oleh undangan. Startup dari seluruh wilayah Asia-Pasifik yang diundang berkumpul dengan tujuan membangun hubungan bisnis di seluruh dunia. Acara yang diselenggarakan di Taipei, ibukota Taiwan ini, ditujukan guna membangun ekosistem startup yang berkelanjutan di kawasan APEC. Sekaligus memiliki agenda agar startup bisa lebih efektif mencari pasar baru, pelanggan, model bisnis, pendapatan, serta meraih keuntungan.

Salah satu entrepreneur Indonesia yang diundang untuk menghadiri APEC Start-Up Accelerator Leadership Summit 2013 adalah Sanny Gaddafi. Di sana Sanny diminta untuk mempresentasikan 8villages. Ajang berkumpulnya startup dari berbagai penjuru Asia Pasifik ini juga menjadi sebuah tempat bertukar informasi tentang perkembangan startup di negara-negara lain. Termasuk negara asal ajang ini digelar.

Menurut Sanny, yang menarik dari landscape startup di Taiwan adalah selain cukup beragam, Taiwan pun termasuk cukup kuat dengan produksi hardware-nya. “Beberapa startup yang saya temui, mereka mengombinasikan antara software dan hardware sebagai bisnis modelnya,” urai Sanny

Selain itu banyak juga startup Taiwan yang bergerak di bisnis game, bahkan pergerakan bisnis startup game Taiwan cukup agresif. Menurut Sanny untuk startup game, dalam menjalankan bisnisnya mereka lumayan agresif, dengan gencar memasang iklan di media cetak maupun elektronik.

Selain Sanny, Api Perdana founder dari ngaturduit.com juga diundang ke Taiwan dan sempat mengamati landscape startup Taiwan. Menurut observasinya selama 6 hari di sana, 3 hari selama APEC Start-Up Accelerator Leadership Summit 2013, plus 3 hari lagi yang sengaja dihabiskan untuk ekplorasi di sana. Api menaruh perhatian kepada startup khusus di Taipei, ibukota dari Taiwan.

“Produk dari startup banyak yang bagus dari segi leading edge technology, kompleksitas, atau sekadar keren. Tetapi kelemahannya mereka belum punya distribution channel atau exit strategy. Beberapa startup yang menonjol dari segi eksekusi biasanya didukung oleh investor atau inkubator,” ujar Api.

Melihat ini, Api berpendapat bahwa inkubator dan investor dalam ekosistem startup Taipei masih berperan sangat besar. Satu lagi yang menonjol adalah: startup Taipei kebanyakan tidak mentargetkan pasar Taiwan. Mungkin saja hal ini disebabkan oleh populasi Taiwan yang hanya 20 juta jiwa.

“Strategi mereka adalah langsung ekspansi ke Cina, Jepang, dan Amerika Serikat. Beberapa yang saya temui juga sedang mempelajari Indonesia.”

Layanan yang diberikan startup Taipei terbilang beragam dan unik. Catatan yang membedakan dengan Indonesia, kebanyakan startup Taipei mengembangkan produk pendukung sebuah kegiatan utama. “Contohnya kalau e-commerce, mereka bukan membuat online shop-nya, melainkan search engine untuk busana wanita,” jelas Api.

Begitu juga dengan tempat atau lokasi. Menurut Api mereka tidak membuat direktori atau informasi sebuah tempat atau restoran, akan tetapi sebuah app voting platform untuk ‘kesan’ dari restoran. “Jadi bukannya membuat ‘urbanesia’, tapi suatu fitur keren yang bisa digunakan situs-situs direktori seperti ‘urbanesia’,” tutup Api.

[Ilustrasi foto dari Shutterstock]

Previous Story

Belajar Coding Sejak Usia Dini Bersama CodingIndonesia

Next Story

AdDuplex: Nokia Kuasai 86,9% Pangsa Pasar Windows Phone 8

Latest from Blog

Don't Miss

Smart City Summit and Expo 2023 Diselenggarakan di Taiwan

Saat ini di Taiwan sedang dihelat sebuah pameran yang mengusung

Perkembangan Regulasi Terkait Loot Box di Berbagai Negara

Menerapkan loot box atau sistem gacha merupakan salah satu cara