Industri finansial teknologi yang semakin matang membuat banyak bermunculan startup dengan konsep beragam yang berada di sektor ini. Di antaranya yang muncul awal tahun ini adalah Provesty, sebuah platform investasi yang mengusung konsep peer to peer crowdfunding. Sederhananya Provesty berusaha menghubungkan antara perusahaan properti, seperti pengembangan atau perusahaan investasi dengan investor publik. Tujuannya tentu untuk memudahkan publik berinvestasi di sektor properti.
Akses untuk berinvestasi di platform Provesty sudah dibuka sejak Januari tahun ini. Namun dari segi sistem, pihak Provesty masih menjalankan sistem beta dan masih menunggu waktu untuk diluncurkan secara penuh. Meski demikian pihak Provesty menyebutkan sudah ada 500 investor yang terdaftar dan berhasil mengumpulkan Rp2,5 miliar untuk 4 proyek properti.
“Seperti yang kita tahu, investasi di properti memiliki entry barrier yang tinggi. Investor harus mengurus legaliltas, surat menyurat, KPR, survei lokasi, mencari penyewa, pembeli, dan lain-lain. Belum lagi akses-akses ke Properti dengan kualitas tinggi, baik residensial maupun komersial yang memiliki prospek return yang stabil hanya dimiliki segolongan orang tertentu. Dan jika pun semua dapat diakses, investor juga harus menaruh sejumlah besar uang pada satu kelas aset yang tidak likuid, jadi sangat minim diversifikasi atau dengan kata lain memiliki risiko yang tinggi,” terang CEO Provesty Muhammad Afif Izzatullah.
Ia melanjutkan, “Dengan Provesty dan crowdfunding, Investor dapat mendiversifikasikan investasinya ke berbagai tipe Properti, baik itu komersial maupun residensial ataupun mendiversifikasi risiko antara invest di pembangunan (ground up development), fliping rumah untuk jangka pendek, ataupun invest langsung di aset yang stabil misal gedung di tengah kota.”
Afif dan tim merancang Provesty untuk bisa memaksimalkan teknologi dan data untuk bisa melayani setiap transaksi di sistem mereka. Fitur-fitur di dalam sistem Provesty antara lain akses pengguna atau investor ke proyek yang sudah dianalisis due diligence dan juga jaminan keamanan transaksi. Provesty juga memberikan detil informasi properti dan risiko di situs mereka untuk membantu investor mempertimbangkan keputusan mereka.
Sementara untuk produk investasi, saat ini ada dua jenis tipe investasi yang disediakan Provesty, yakni proyek pembangunan (probuild) dan flipping (proflip). Proyek pembangunan yang dimaksud merupakan proyek konstruksi, seperti pembangunan perumahan.
“Ke depannya Provesty ingin bisa memberikan berbagai alternatif investasi, mulai dari tingkat resiko rendah hingga tinggi, ataupun jangka waktu yang pendek di bawah 1 tahun ataupun jangka panjang di atas 3 tahun, dengan kelebihannya Investor juga bisa mendapatkan imbal hasil dari harga sewa properti,” terang Afif.
Afif dan tim cukup percaya diri dengan apa yang dijalankan saat ini. Afif menilai Indonesia saat ini memiliki potensi pasar yang besar dan pertumbuhan di sektor properti ang cuutp tinggi di Indonesia. Teknologi yang diusung Provesty diharapkan bisa menjadi solusi untuk lebih mengakselerasi pembangunan.
“Kami merupakan startup di bidang teknologi sehingga ingin tumbuh secara cepat dan eksponensial, namun kami juga merupakan perusahaan investasi di bidang industri strategis yaitu properti, sehingga secara operational kami akan bergerak sekonvensional dan se-aman mungkin dengan melakukan due diligence & credit scoring yang akurat berdasarkan data,” imbuh Afif.
Untuk tahun ini Afif menjelaskan Provesty menargetkan untuk bisa mendapatkan pertumbuhan bersamaan dengan menguatkan pondasi due diligence dan credit scoring yang akurat untuk setiap proyek ataupun properti yang masuk di Provesty.