Dark
Light

Mengenai Platform P2P Lending Mekar dan Targetnya dalam Menciptakan Dampak Sosial

3 mins read
March 8, 2017
COO Mekar Pandu Aditya Kristy / DailySocial

Ada sedikit yang berbeda antara perusahaan fintech Mekar besutan Yayasan Putera Sampoerna dengan perusahaan fintech lainnya yang bergerak di bisnis P2P Lending. Yakni, Mekar memiliki fokus khusus mengedepankan misi menciptakan dampak sosial untuk keberlangsungan bisnis UMKM di Indonesia. Hal ini menjadi alasan khusus mengapa Yayasan Putera Sampoerna mendirikan Mekar pada 2010.

Sampoerna memiliki empat pilar misi sosial yang ingin dituju untuk setiap programnya, mulai dari pendidikan, perempuan, kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja, kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam. Mekar didirikan sesuai dengan pilar ketiga yakni kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.

Bentuknya memang seperti program CSR, akan tetapi Mekar sedari awal sudah didesain untuk mampu menghidupi dirinya sendiri. Makanya semua program di Mekar selalu mengarah ke bisnis agar dapat berjalan secara berkelanjutan serta bisa terus menciptakan dampak sosial.

Awal model bisnis Mekar

Tampilan situs Mekar
Tampilan situs Mekar

Mekar diklaim sempat mempopulerkan model bisnis P2P Lending pada pertengahan 2013 lewat program Mekar Entrepreneur Network. Kala itu Mekar meluncurkan platform digital Mekar Exchange, Mekar mengubah perannya menjadi mediator antara wirausahawan, mitra organisasi dan investor.

Dalam program tersebut, berhasil menghimpun 3 ribu wirausahan dan 300 investor. Mekar memfasilitasi terjadinya lebih dari 30 kesepakatan kerja antara kedua belah pihak. Kemudian tercipta lebih dari 150 lapangan kerja baru.

Namun dalam perjalanannya, platform tersebut ditunda karena pada saat itu platform P2P Lending belum siap diterima masyarakat. Mekar pun melakukan pivot bisnis hingga akhir tahun lalu dengan mengucurkan pinjaman langung kepada para pengusaha UMKM dari kocek sendiri.

Pencapaiannya cukup memuaskan, Mekar telah membina dan memberi bantuan modal kepada 766 pengusaha UMKM tersebar di Jabodetabek. Jumlah pinjaman yang sudah tersalurkan terhitung dari Desember 2015 hingga Agustus 2016 mencapai Rp39 miliar.

Model bisnis itu pun akhirnya juga dihentikan karena dinilai scale up-nya bakal butuh waktu yang lama. Mengingat Mekar harus berinteraksi secara langsung dengan para calon debitur.

“Pada saat itu, kami memberikan modal dengan dana dari Sampoerna. Model itu untuk scale up-nya lama karena harus interaksi langsung, sehingga butuh banyak biaya. Dana pun dari modal sendiri, bakal sampai kapan bertahannya. Makanya model bisnis yang paling pas adalah P2P Lending,” ujar COO Mekar Pandu Aditya Kristy kepada DailySocial.

Ketika Mekar memutuskan untuk kembali menekuni P2P Lending, sambung Pandu, dilihat dari kondisi tingkat penggunaan masyarakat terhadap internet dan media sosial semakin tinggi. Lagipula, sudah ada pemain fintech sebelumnya yang terjun duluan ke segmen P2P Lending.

Timing-nya sudah pas, apalagi OJK sudah mengeluarkan POJK Nomor 77 tahun lalu. Makanya kami memutuskan untuk kembali menekuni kembali.”

Diferensiasi dengan pemain lain

Ketua Komida Slamet Riyadi dan CEO Mekar Thierry Sanders / Mekar
Ketua Komida Slamet Riyadi dan CEO Mekar Thierry Sanders / Mekar

Sebenarnya, Mekar baru diluncurkan pada Februari lalu. Hadirnya Mekar, tentunya membuat bertambahnya jumlah pemain fintech P2P Lending di Indonesia, lambat laun tingkat kompetisi pun akhirnya muncul. Mekar membawa semangat penciptaan dampak sosial, menjalankan model bisnis yang agak berbeda dengan kebanyakan lainnya. Mekar menggandeng microfinance institution (MFI) sebagai mitra untuk penyaluran dana ke pihak peminjam dana (borrower).

Saat ini Mekar sudah menggandeng tiga koperasi, diantaranya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati, Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), dan Koperasi Abdi Kerta Raharja. Model bisnis ini dijelaskan oleh Pandu lebih tepat sasaran karena pihak koperasi bersentuhan langsung dan paling mengerti kondisi anggotanya.

Koperasi dipilih karena mereka sudah membangun jaringan seluruh Indonesia, tidak hanya memberi pinjaman tapi juga melakukan pendampingan demi memastikan uangnya dipakai untuk kebutuhan usaha. Mereka juga dapat bertindak sebagai pendana (lender) dengan dana bersumber dari Mekar atau menjadi penghubung untuk anggotanya yang ingin peminjam di Mekar.

Sebenarnya menjadi mitra MFI dari Mekar tidak harus koperasi saja, terbuka untuk semua institusi. Hanya saja ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, seperti tidak fokus ke pinjaman konsumtif, harus dukung bisnis sosial, memiliki kredit macet yang kecil, dan lain sebagainya.

“Kami terbuka untuk semua [menjadi mitra MFI]. Akan tetapi, kami tidak ingin ber-partner yang fokus ke pinjaman konsumtif karena ini tidak sejalan dengan visi Mekar. Kami ingin memastikan profit yang di-generate bisa menghidupi perusahaan tersebut, bisa sustain, dan dampak sosialnya secara berkelanjutan.”

Imbal hasil di bawah kompetitor

Karena misi yang dibawa Mekar adalah dampak sosial, maka bisa dibilang orientasi investasi untuk para pemilik dana bukan hanya menonjolkan untung saja. Besaran imbal hasil yang ditawarkan Mekar terbilang cukup rendah dibandingkan kompetitor, yakni 9%-10% per tahun. Sementara, kompetitor menawarkan kisaran imbal hasil yang jauh lebih menggiurkan antara 10%-15%, bahkan ada yang sampai 20% per tahun.

“Kami tidak percaya bila misinya ingin membantu UMKM dengan menerapkan bunga yang tinggi. Return tinggi itu ujung-ujungnya yang harus menanggung adalah debitur, mereka akan jadi berat saat mencicilnya dan potensi default-nya makin tinggi, bisnisnya pun jadi tidak sustain.”

Agar makin menarik dimata para calon pendana, maka pihak Mekarpun memolesnya dengan membandingkan antara besar imbal hasil investasi di Mekar dengan menaruh di deposito bank. Mekar pun menawarkan kemudahan besaran nominal yang bisa diinvestasikan, minimal Rp1 juta sudah bisa menjadi investor.

Adapun besaran dana pinjaman yang ditawarkan Mekar untuk per pinjaman berkisar antara Rp1 juta sampai Rp50 juta.

Hingga kini, Mekar sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp279 juta untuk 52 pinjaman. Jumlah lender yang sudah dihimpun sebanyak 65 orang dari kalangan individu.

“Kalau ingin mengejar untung tinggi, silahkan ke platform lain. Namun bagi yang ingin menciptakan dampak sosial bisa investasi ke kami. Kami menawarkan kecepatan, fleksibiltas, dan rate yang lebih tinggi dengan deposito bank.”

Target Mekar tahun ini

Pandu mengungkapkan pada bulan depan pihaknya akan meluncurkan layanan baru dengan semangat ingin menciptakan lapangan kerja. Sayangnya, dia enggan membeberkan lebih detil tentang rencana tersebut. Dia hanya bilang layanan ini akan terintegrasi dengan sistem keuangan dan bisa melibatkan sektor formal.

“Nanti akan dijelaskan lebih detil saat peluncuran bulan depan.”

Untuk rencana bisnis lainnya, Mekar menargetkan setidaknya dalam paruh pertama di 2017 dapat menghimpun 1.000 investor dari berbagai kalangan individu dan institusi. Sementara untuk jumlah pinjaman yang tersalurkan diharapkan dapat menyentuh angka Rp100 miliar sebelum tutup tahun.

Previous Story

Keyboard Mekanik Logitech G Pro Diramu Secara Cermat Untuk Para Atlet eSport

Next Story

Eksplorasi Luar Angkasa Adalah Jantung Dari Mass Effect: Andromeda

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah