Setelah generasi millennial sudah banyak dijadikan target pasar oleh berbagai layanan berbasis teknologi, ternyata masih ada generasi yang memiliki potensi untuk menjadi target pasar yang menguntungkan. Adalah generasi Z atau Gen-Z yang rata-rata lahir pada tahun 1996-2012, mulai dilirik oleh penyedia aplikasi hiburan secara global.
Salah satu aplikasi hiburan yang saat ini mulai mendapat perhatian besar dari sejumlah Gen-Z adalah musical.ly. Aplikasi media sosial yang berasal dari Tiongkok ini, kini meresmikan kehadirannya di Indonesia dan telah memiliki sekitar 200 juta pengguna secara global, dengan sebagian besar digunakan oleh remaja berusia 13 hingga 20 tahun (Gen Z).
Kepada media Country Manager musical.ly Indonesia Teguh Wicaksono mengungkapkan, peresmian tim musical.ly di Indonesia bertujuan untuk memudahkan lokalisasi semua konten sekaligus merangkul lebih banyak talenta muda dalam komunitas musical.ly.
“Sejak 6 bulan terakhir pengguna dari Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bukan hanya memanfaatkan fitur dan filter menarik dari musical.ly, namun juga membangun komunitas yang makin besar jumlahnya,” kata Teguh.
Sekilas aplikasi musical.ly mirip dengan Vine yang sempat popular namun terpaksa tutup sekitar tahun 2016 lalu. Namun demikian untuk memberikan layanan lebih, musical.ly dilengkapi dengan konten musik yang beragam dari label musik lokal hingga Apple Music.
“Setiap hari kami mencatat sebanyak 12 juta video musik diciptakan per harinya, menjadikan musical.ly platform ideal untuk musisi mempromosikan musiknya kepada target pasar Gen-Z,” kata Teguh.
Fitur atau filter yang menjadi andalan dari musical.ly adalah transisi hingga video online untuk membuat, berbagi dan mencari konten sepanjang 60 detik. Untuk memberikan tampilan yang “clean” dan menarik, musical.ly baru saja melakukan pembaruan di halaman depan atau timeline milik pengguna.
“Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, musical.ly juga memiliki fitur untuk share ke media sosial lainnya, seperti Instagram dan Facebook, sesuai dengan kebutuhan pengguna,” kata Teguh.
Bakal melancarkan strategi monetisasi
Saat ini musical.ly belum melancarkan strategi monetisasi dan masih fokus kepada akuisisi pengguna atau yang lebih dikenal dengan “Muser” yang sebanyak 65% berasal dari kalangan Gen-Z. Sebagai platform yang menyediakan konten dan fitur menarik, musical.ly mengklaim telah berhasil menghasilkan content creator yang unik dan berbakat. Semua muser tersebut bisa diikuti oleh pengguna baru. Semakin banyak jumlah pengikut dari Top Muser tersebut, semakin besar kesempatan mereka untuk mendapatkan penawaran endorse dan lainnya.
“Di berbagai kesempatan para Top Muser tersebut kerap kami hadirkan sebagai perwakilan dari musical.ly. Bukan hanya dari Jakarta pengguna musical.ly juga beredar hingga ke Makassar, Balikpapan dan Bali,” kata Teguh.
Saat ini aplikasi musical.ly sudah bisa diunduh di App store, Google Play Store dan Amazon. Sementara untuk kolaborasi yang telah dilakukan dengan brand lokal di antaranya adalah dengan Ismaya Live, Global TV, Indosat Ooredoo untuk paket data terbaru dan label musik ternama seperti Warner Music Indonesia, Universal Indonesia dan Sony Music Indonesia untuk mempromosikan musisi lokal baru.