Jika The International adalah kompetisi paling bergengsi di ekosistem Dota 2, League of Legends Worlds merupakan turnamen dengan kasta tertinggi untuk skena esports League of Legends.
Pada babak final Worlds, dua tim terbaik League of Legends akan bertanding untuk memperebutkan Summoner’s Cup. Menariknya, setiap tahun, Riot Games juga selalu menggelar “Opening Ceremony” untuk Worlds, layaknya upacara pembuka di ajang olahraga bergengsi, seperti Olimpiade atau Piala Dunia.
Upacara Pembuka dari League of Legends Worlds 2022
Riot Games menggelar League of Legends Worlds pertama pada 2011. Bahkan di puncak pandemi pada 2020 sekalipun, Riot tetap menggelar Worlds secara offline. Hanya saja, ketika itu, tidak ada penonton yang boleh hadir. Alhasil, untuk membuat opening ceremony dari kompetisi itu tetap terlihat meriah, Riot menggunakan teknologi mixed reality.
Sekarang, pandemi mulai mereda dan masyarakat pun sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasa. Karena itu, Riot memutuskan untuk menggelar Worlds 2022 secara offline dan membuka pintu dari Chase Center untuk para fans yang ingin menonton Worlds secara langsung.
Keberadaan live audience berarti, Riot harus bisa membuat opening ceremony yang tidak hanya tampil megah di hadapan audiens online, tapi juga untuk para penonton yang hadir secara langsung di Chase Center, yang terletak di San Francisco, Amerika Serikat.
Untuk opening ceremony dari Worlds 2022, Riot menggunakan beberapa teknologi yang telah mereka gunakan di kompetisi Worlds sebelumnya, termasuk teknologi 3D Holonet. Lantai panggung dari opening ceremony dilengkapi dengan LED yang bisa menampilkan berbagai visual effect. Selain itu, Riot juga menggunakan layar super besar.
Riot pertama kali menggunakan teknologi 3D Holonet pada Worlds 2019. Ketika itu, teknologi tersebut digunakan untuk menampilkan konser dari grup musik virtual, True Damage. Namun, pada opening ceremony dari Worlds 2022, Riot menggunakan teknologi 3D Holonet dengan skala yang lebih besar. Hologram yang dihasilkan oleh teknologi ini memiliki tinggi hingga 48 kaki atau sekitar 14,6 meter.
Selain teknologi 3D Holonet, untuk menyukseskan opening ceremony tahun ini, Riot menggunakan 55 kamera, lighting truss setinggi 2,7 meter, 24 proyektor 30K, dan media center yang dapat menangani hingga 600 juta pixels. Dengan semua peralatan dan teknologi ini, Riot berhasil menampilkan Pyke, salah satu karakter di League, di panggung.
“Berdasarkan pengalaman saya, opening ceremony World tahun ini memiliki tingkat kompleksitas yang lebih rumit dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Executive Producer, Nick Troop, dikutip dari The Verge.
Tentu saja, kesuksesan dari opening ceremony Worlds 2022 tidak hanya ditentukan oleh peralatan dan teknologi yang Riot gunakan, tapi juga para performers yang tampil di panggung. Tahun ini, tim Riot menentukan untuk meminta bantuan dari tiga bintang ternama: rapper Amerika Serikat, Lil Nas X, rapper Hong Kong, Jackson Wang, dan penyanyi Edda Hayes.
Carrie Dunn, Creative Director, Riot Esports mengatakan bahwa Lil Nas X merupakan “mood board” dari opening ceremony Worlds tahun ini. “Dialah visi kami. Kami ingin dia tampil di Worlds sejak lama, tapi kami membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meyakinkannya hadir di Worlds,” ujar Dunn. Dia bercerita, dia merasa senang dan lega ketika Lil Nas X memutuskan untuk bekerja sama dengan Riot dalam opening ceremony Worlds 2022.
Dalam opening ceremony Worlds 2022, Lil Nas X menyanyikan Star Walkin. Pada akhir opening ceremony, dia terlihat seolah-olah melayang, diangkat oleh versi mecha dari Azir, karakter dalam League. Dunn mengaku, bagian ini sempat membuatnya merasa khawatir. Untungnya, semua berjalan dengan baik tanpa masalah. Di sesinya, Lil Nas X juga harus berbagi panggung dengan “bintang” lain, yaitu Summoner’s Cup, trofi bagi pemenang Worlds.
Tahun ini, Summoner’s Cup menjadi sorotan karena ia memiliki desain baru. Desain itu merupakan hasil karya dari Tiffany & Co. Dunn mengatakan, trofi dengan desain baru ini baru terlihat seperti Summoner’s Cup ketika tim pemenang Worlds 2022, DRX, mengangkat piala tersebut.
Teknologi yang Digunakan di Tahun-Tahun Sebelumnya
Salah satu opening ceremony Worlds yang meninggalkan kesan kuat di benak penonton adalah pada 2017. Ketika itu, League of Legends World Championship diadakan di Beijing National Stadium, yang juga dikenal dengan nama Bird’s Nest. Sebagai bagian dari opening ceremony Worlds 2017, Riot menampilkan naga virtual yang terbang mengitari stadion.
Adam Mackasek, yang ketika itu menjabat sebagai Junior Producer, Riot Games, mengungkap, setelah opening ceremony dari World 2017 selesai, Riot langsung memikirkan cara untuk membuat opening ceremony dari Worlds di tahun berikutnya tidak kalah menarik.
Worlds 2018 dibuka dengan konser dari grup K-pop virtual, K/DA. Untuk merealisasikan hal ini, Riot bekerja sama dengan grup K-pop, (G)I-DLE dan Madison Beer dan Jaira Burns. Para penyanyi tersebut membawakan lagu “Pop/Stars” di panggung, ditemani oleh karakter-karakter K/DA, yang hadir dengan bantuan teknologi AR. Selain memeriahkan Worlds 2018, konser virtual ini juga berfungsi untuk memasarkan skin baru dari karakter-karakter League di K/DA.
Riot Games kembali mengadakan konser virtual ketika Worlds 2019 digelar di Paris, Prancis. Hanya saja, kali ini, untuk mengadakan konser virtual itu, Riot menggunakan teknologi 3D Holonet, yang dibuat oleh Kaleida. Mackasek mengatakan, teknologi 3D Holonet memungkinkan mereka untuk menciptakan visual effect yang bahkan lebih kompleks daripada AR.
Worlds 2020 digelar di Pudong Football Stadium, yang terletak di Shanghai, Tiongkok. Opening ceremony dari kompetisi itu terbagi ke dalam beberapa bagian. Ia dibuka dengan konser virtual K/DA, diikuti oleh lagu-lagu yang pernah dibawakan di kompetisi Worlds sebelumnya. Pada akhirnya, 10 pemain yang akan bertanding di babak final tampil di panggung, bersama dengan karakter League, Galio.
Sumber header: Riot Games via ONE Esports.