NoLimit dan Rolling Glory sebagai dua startup asal Bandung baru saja meluncurkan platform SuaraBdg. SuaraBdg adalah sebuah aplikasi web yang dikembangkan untuk memungkinkan masyarakat memantau serta menampilkan performa dari pemerintahan kota Bandung. Platform ini dikembangkan untuk menjembatani aspirasi warga, khususnya warga kota Bandung, dan pemerintahannya.
Menurut keterangan tertulis yang kami peroleh, dalam SuaraBdg terdapat berbagai akun Twitter yang terafiliasi dengan dinas pemerintahan kota Bandung, seperti akun Twitter PDAM Bandung, dinas pendidikan, dinas sosial, dinas kebersihan, hingga dinas keamanan. Menggunakan SuaraBdg, masyarakat dapat melihat pengkategorian jenis permasalahan yang masuk melalui media sosial.
SuaraBdg merupakan bentuk tindak lanjut arahan Walikota Bandung yang menghimbau untuk setiap instansinya membuat sebuah akun Twitter resmi sebagai wadah sarana dan informasi bagi masyarakat Bandung.
“Hal ini berkaitan juga untuk mendukung Ridwan Kamil, Walikota Bandung, yang meminta tiap dinasnya untuk memiliki akun twitter. Dengan dibuatnya akun Twitter pada tiap dinas, maka meningkatkan juga kesempatan masyarakat untuk memberikan aspirasi pada Pemerintah Kota Bandung,” menurut pengembang SuaraBdg.
Berkaitan dengan pantauan performa pemerintahan yang diusungnya, pengunjung bisa menggunakan SuaraBdg untuk melihat informasi mengenai peringkat akun-akun Twitter dinas pemerintahan. Peringkat ini menunjukkan tingkat responsibilitas dari setiap akun Twitter resmi pemerintahan yang mengapresiasi dan menindaklanjuti masukan maupun kritikan dari warga. Akan terlihat instansi mana yang rajin menjawab suara masyarakat dan instansi mana yang sering mengabaikannya.
Platform SuaraBdg sangat menarik digunakan untuk menganalisis bagaimana instansi pemerintahan — yang selama ini kerap dianggap kurang transparan dalam hal respon di masyarakat — merespon setiap keluhan dan harapan masyarakat. Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung melihat Twitter sebagai media yang tepat untuk mengakomodasi kebutuhan ini dan kami pikir hal serupa bisa diterapkan oleh kota-kota yang lain.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]