Dark
Light

Masih Didominasi TV, Iklan Digital di Indonesia Diprediksikan Meningkat 8,4 Persen Tahun Ini

1 min read
February 27, 2017
Melihat perkembangan iklan digital di Indonesia / Shutterstock

eMarketer bekerja sama dengan IAB Singapore merilis kisaran capaian iklan digital di Asia Tenggara pada tahun 2017. Secara keseluruhan di Asia Tenggara peningkatan pengeluaran untuk iklan digital mencapai 20 persen. Spesifik di Indonesia, pertumbuhan akan mencapai 8,4 persen, termasuk yang cukup kencang di wilayah tersebut. Kisaran pertumbuhan tahunan akan mencapai 25 persen dan diprediksikan tahun 2020 akan mencapai dua kali lipatnya.

Iklan digital, khususnya untuk pasar Indonesia, termasuk di dalamnya ragam media, mulai dari televisi hingga iklan di ponsel (mobile advertising). Kendati penyedia platform pengiklan digital sudah mulai memamerkan mekanisme andalnya, seperti programmatic mobile advertising, iklan di televisi masih mendominasi.

Tahun 2017 porsi iklan televisi diperkirakan berada di 60,1 persen, dengan total nilai pengeluaran iklan senilai $1,68 miliar.

Perlahan tapi pasti, temuan eMarketer juga menunjukkan sebuah perubahan pemilihan model iklan digital, di tengah meningkatnya anggaran yang dikucurkan untuk kebutuhan tersebut.

Advertising spending forecast for Southeast Asia

Bisnis digital mendongkrak popularitas adtech

Di kancah startup digital pun pengeluaran untuk iklan digital masih akan terus didorong. Salah satunya seperti dilaporkan dalam survei berjudul “CMO Spend Survey 2016-2017” yang dirilis Gartner, disebutkan bahwa iklan digital menjadi tiga hal teratas untuk alokasi dana dalam sebuah perusahaan. Kurang lebih ada 65 persen responden, yang merupakan pimpinan di sektor marketing, menyebutkan akan menambah jumlah dana untuk digital advertising di tahun 2017 ini.

Dalam sebuah wawancara DailySocial dengan salah satu pemain e-commerce terbesar di Indonesia, pendekatan iklan digital konvensional melalui media televisi atau radio dinilai masih sangat efektif. Salah satu pertimbangannya karena di kalangan masyarakat masih dalam tahap transisi edukasi dalam pemanfaatan media online. Iklan di televisi selain untuk ajang memberikan awareness tentang suatu layanan, juga dinilai menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan.

Sementara itu beberapa pemain di bidang native ads dan programmatic ads memandang bahwa pasar di Indonesia begitu menggiurkan. Salah satunya Glispa, nilainya yang sudah mencapai $244 juta per tahun (per tahun 2015) untuk programmatic ads kian memberikan keyakinan bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin di Asia Tenggara. Tahun lalu eMarketer juga memprediksikan implementasi native ads di Indonesia nilainya akan mencapai $1,5 miliar di tahun 2017.

Bisnis e-commerce menjadi salah satu pendongkrak dengan faktor umum pendukung seperti (1) penetrasi ponsel pintar di Indonesia, (2) peningkatan kecepatan broadband, dan (3) pasar ritel (offline) yang terfragmentasi. Selain itu banyak perusahaan yang mulai membutuhkan kualitas data yang lebih akurat, real-time, dan mampu bergerak dinamis memprediksikan beragam hal, termasuk membantu keputusan bisnis.

Previous Story

Platform Pemesanan Tempat Olahraga Doogether Raih Pendanaan Awal dari Angel-eQ

Next Story

Hadiri MWC 2017, Ini Spesifikasi Moto G5 dan G5 Plus

Latest from Blog

Don't Miss

Indigo Impact Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi
Pengguna Mobile Wallet di Indonesia

Laporan Boku: OVO Pimpin Pangsa Pasar “Mobile Wallet” di Indonesia

Perusahaan penyedia jaringan pembayaran mobile Boku baru-baru ini merilis survei