Solo sebagai kota wisata menyediakan banyak sekali pilihan tempat makan untuk para wisatawan atau pendatang. Salah satu kesulitan yang lazim ditemui adalah susahnya mendapatkan tempat makan yang memuaskan, baik dari segi rasa maupun harga. Untuk mengatasi masalah ini hadirlah aplikasi Mangan (Mobile Pangan, tapi juga berarti makan dalam bahasa Jawa), sebuah aplikasi yang menyediakan informasi kuliner kota Solo, lengkap dengan ulasannya.
Apa yang diusung aplikasi Mangan sebenarnya mirip dengan konsep yang diusung Zomato atau Qraved. Hanya saja Mangan fokus pada bisnis makanan UMKM, sehingga Mangan selain menjadi solusi mencari tempat makan berkualitas juga bisa menjadi sarana promosi yang terjangkau bagi bisnis kuliner UMKM yang ada di Solo.
Hamzah, pendiri Mangan, mengungkapkan dirinya secara sadar melihat aplikasi Mangan akan bersaing langsung dengan pesaing besar dan sudah lebih dulu masuk dalam kancah bisnis direktori tempat makan. Meski demikian, Hamzah masih optimis aplikasi yang dikembangkan bersama dengan timnya akan diterima oleh masyarakat.
Kehadiran layanan serupa tidak begitu dianggap beban oleh Hamzah dalam mengembangkan aplikasi Mangan. Ia malah merasa lebih terbantu karena pasar dan masyarakat sudah teredukasi berkat hadirnya layanan sejenis dan lebih dulu hadir.
“Kami percaya bahwa hanya di Mangan yang dapat mengangkat konten Nusantara dengan menyasar sektor ekonomi kerakyatan yaitu UMKM. Saat ini MANGAN juga masih banyak berbenah baik dari segi aplikasi, layanan dan juga menyiapkan nilai pembeda dari kompetitor. Namun satu yang cukup membuat kami terbantu dengan adanya kompetitor adalah market Indonesia yang sudah teredukasi oleh mereka, sehingga boleh dibilang kita perlu menghadirkan apa yang dibutuhkan market namun belum mampu dipenuhi kompetitor,” terang Hamzah.
Diterima di Solo, melangkah ke Yogyakarta
Sebagai direktori tempat makan, aplikasi Mangan memiliki sejumlah fitur khas aplikasi sejenis, seperti daftar tempat makan, review, dan beberapa tampilan menu-menu andalan. Untuk memberikan informasi yang akurat, para reviewer untuk aplikasi Mangan mencoba setiap menu yang akan ditampilkan di Mangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang tidak sesuai, apa lagi untuk tempat makan yang baru buka.
Setelah hampir satu tahun beroperasi di Solo, aplikasi Mangan akhirnya membuka diri untuk merambah Yogyakarta, menyediakan informasi kuliner dan bersiap menggandeng UMKM kuliner untuk menjadi mitra aplikasi Mangan.
“tim reviewer MANGAN memang harus mencicipi suatu makanan untuk nantinya membagikan cerita tersebut ke pengguna. Karena biasanya, untuk tempat makan baru atau tempat makan yang belum pernah dicoba, pengguna bakal mikir2 kira2 rasanya enak gak ya, jangan-jangan zonk, ga tau harganya jangan-jangan mahal, dan sebagainya pertanyaan tersebut yang menghalangi mereka untuk mencicipi makanan baru tersebut. Jadi ya di akhir kami seperti bertindak sebagai host kuliner,” terang Hamzah.
Saat ini dari data internal pihak Mangan mereka sudah mengumpulkan sekitar 6000 download dengan pengguna aktif mencapai 1000 pengguna per bulan. Selain aplikasi, pihak Mangan juga memiliki channel chatbot Line yang memiliki kurang lebih 10.000 audience. Total mitra UMKM kuliner Mangan mencapai 400 tempat dan diharapkan akan terus bertambah.
Hamzah menuturkan perlahan tapi pasti Mangan akan mulai membuka layanan di beberapa kota lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Magelang, dan Lampung. Selain itu untuk mengembangkan Mangan secara bisnis mereka juga tengah mengembangkan sebuah platform manajemen dan operasional UMKM.